Tangisan Pemilik Usaha Pecah Saat Pembongkaran Lapak Arang di Cilincing

Tangisan Khoriah semakin menjadi-jadi sehingga dirinya tak bisa menopang tubuhnya sendiri

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
Khoriah (49), salah satu pemilik lapak arang di RW 09 Cilincing, menangis melihat lapaknya dibongkar, Kamis (19/9/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Tangisan para pemilik usaha pecah saat pembongkaran lapak pembakaran arang di Jalan Cakung Drain, RW 09 Kelurahan Cilincing, Cilincing, Jakarta Utara, dilakukan pada Kamis (19/9/2019).

Para pemilik usaha ini tampak tegang dan raut wajah mereka berubah menjadi kesedihan saat ratusan petugas berbondong-bondong mendatangi lapak mereka.

Ketegangan itu akhirnya pecah saat para petugas Satpol PP Jakarta Utara memasuki lapak mereka satu per satu.

Haji Bahar yang tadinya meladeni petugas dengan senyuman mulai terbawa emosi.

Pemilik lapak yang telah membuka usahanya sejak 2003 ini lalu menangis.

Ia lalu memeluk Camat Cilincing, Muhammad Alwi, sambil memohon belas kasihan.

"Saya punya pekerja kan 75 orang, tapi kalau enggak kerja mau makan apa mereka," kata Bahar sambil menangis.

Bahar pun mengaku dirinya sudah mengikuti aturan yang diinstruksikan selama ini.

Ia juga mengaku tak pernah melawan terhadap pemerintah, salah satu contohnya ketika ia dipindahkan dari kawasan TPU Semper atau Budi Dharma menuju ke jalanan di RW 09 ini.

"Nggak pernah kita melawan di sini, nggak pernah. Jadi kita dulu dipindah ke sini di atas jalan ini, kan begitu 2003 kita pindah di sini," ucap dia.

Kali Bekasi Lebih Cepat Meluap Ketimbang Ciluwung, Ini Penyebabnya

Tangisan Khoriah (49) juga pecah saat pembongkaran sudah mulai berjalan. Ia kecewa dengan sikap salah satu petugas PPSU yang merobek terpal di lapaknya dengan kasar.

"Jangan disobek begitu pak kan nanti mau kita pakai lagi," tegur Khoriah kepada salah satu petugas.

Tangisan Khoriah semakin menjadi-jadi sehingga dirinya tak bisa menopang tubuhnya sendiri.

Ibu satu anak itu pun dibopong warga sekitar ke sebuah kursi dekat lokasi pembongkaran. Di sana Khoirah diberi minum sebelum kembali mengungkapkan kesedihannya.

"Kalo dibongkar begini saya mau makan apa pak. Ngelihatnya itu sedih sekali," kata Khoriah.

Pembongkaran hari ini dilakukan secara mandiri oleh warga.

Cerobong asap di 23 lapak dibongkar dengan dibantu ratusan petugas dari Satpol PP Jakarta Utara, petugas PPSU, dan dikawal TNI-Polri.

"Penertiban hari ini hanya sebatas corongnya saja. Karena memang itu sebagai penyebab asap," kata Muhammad Alwi.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved