Abah Idris, Pembuat Kapal Pinisi Bambu yang Tetap Bekerja Meski Sudah Ringkih: Enggak Mau Nyusahin
Idris menggunakan penghasilannya dalam sehari berjualan untuk membayar biaya kontrakan dan makan
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muji Lestari
Paling tidak seminggu dua kali, Idris berjalan sambil membawa kapal pinisi berkeliling sekitaran Cilincing, Jakarta Utara.
Kata Mariyah, Idrus selalu membutuhkan tongkat ketika berjalan.
Pasalnya, ia sudah tak mampu lagi berjalan dengan sempurna.
"Harus pakai tongkat abah ketika berjalan keliling jajakan kapal," ungkap Mariyah saat ditemui TribunJakarta.com di kediamannya pada Senin (23/9/2019).
Kelima anaknya tak jarang membantu keperluan hidupnya dan mengingatkan kondisi kesehatan Abah Idris.
• KPK OTT di Jakarta dan Bogor: 9 Orang dan Rp 400 Juta Diamankan, 3 Diantaranya Direksi Perindo
Namun Abah Idris tak ingin diam saja menikmati masa tuanya di rumah.
Abah Idrus belum mau menyerah dalam kesenjaan dirinya.
Ia masih gigih untuk bekerja membanting tulang demi menghidupi dirinya sendiri dan istrinya.
"Abah enggak ada capeknya. Abah juga enggak mau nyusahin, masih kerja dan enggak mau ngemis," ujar Abah Idris.
Abah Idris menggunakan penghasilannya dalam sehari berjualan untuk membayar biaya kontrakan serta biaya makan.
Sisanya, ia tabung untuk berjaga-jaga sewaktu diperlukan.
Dibuat menggunakan peralatan seadanya
Anak keduanya, Jaya mengatakan bahwa ayahnya membuat kerajinan itu dengan peralatan sederhana.
Pasalnya, kerajinan serupa yang berada di Sidoarjo atau Solo telah menggunakan alat yang lebih baik dan canggih.
Abah Idris membutuhkan waktu membuat miniatur kapal pinisi maupun musala selama empat hari.
• Usai Unjuk Rasa, Mahasiswa Bubarkan Diri di Senayan
• Viral Video Kekerasan Terhadap Anak Diduga di Pesantren, Sikap KPAI hingga Geramnya Nikita Mirzani
• Debut Dihadapan The Jakmania, Pelatih Persija Jakarta Puji Penampilan Rachmad Hidayat