Demo Tolak RUU KUHP dan UU KPK
Dialog di Atas Mobil dengan Kapolres Jakarta Pusat, Mahasiswa Minta Pimpinan DPR Temui Massa Aksi
Massa aksi yang berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI melakukan mediasi dengan yang dipimpin Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Harry Kurniawan.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, SENAYAN - Massa aksi yang berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI melakukan mediasi dengan pihak Kepolisian yang dipimpin Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Harry Kurniawan, Selasa (24/9/2019).
Mereka berdialog di atas mobil. Perwakilan mahasiswa berada di atas mobil komando, sedangkan Harry di atas mobil barikade brimob.
Perwakilan mahasiswa yang menggunakan jaket almamater pun menyampaikan aspirasinya.
"Kami ingin bertemu pimpinan DPR (Bambang Soesetyo), dia yang ke sini menemui tuannya," kata seorang perwakilan mahasiswa itu.
"Kedua, kami minta tarik dulu pasukan bapak yang ada di depan," tambahnya.
Setelah mahasiswa menyampaikan aspirasi, Harry langsung memberikan tanggapannya.
"Saya sudah komunikasi ke DPR. Saya coba bantu masuk beberapa perwakilan teman-teman mahasiswa," ujar Harry.
Warga dan Pengendara Tonton Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa dari Seberang Gedung DPR RI
Aksi unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung DPR RI menarik perhatian sejumlah pengendara yang melintas.
Pantauan wartawan TribunJakarta.com, di Jalan Gatot Subroto dari arah Slipi menuju Semanggi, atau tepat di seberang Gedung DPR MPR banyak pengendara sepeda motor yang menghentikan kendaraaanya demi sejenak melihat aksi unjuk rasa.
Beberapa dari mereka merupakan pengendara ojek online yang sembari menunggu orderan.

Mereka tampak berbaur dengan para warga sekitar yang turut menyaksikan jalannya unjuk rasa.
"Sekalian lewat aja, kita udah pernah sekarang gantian ngeliat anak-anak muda yang menyuarakan aspirasinya," ujar Bimo, pengendara ojek online yang melihat aksi unjuk rasa dari seberang Gedung DPR MPR, Selasa (24/9/2019).
Selain warga dan pengendara, ada juga mahasiswa yang berada di seberang Gedung DPR MPR untuk sekedar beristirahat sejenak.
Beberapa dari mahasiswa tampak duduk-duduk di trotoar jalan.
Sementara mahasiswa yang datang dari arah Slipi juga turun di tempat ini untuk kemudian menuju Gedung DPR MPR menggunakan jembatan penyeberangan.
Sementara itu, aksi unjuk rasa yang dimotori ribuan mahasiswa masih terus berlanjut di depan Gedung DPR MPR kendati cuaca di lokasi cukup terik.
Arus lalu lintas jalur arteri di depan Gedung DPR MPR juga telah diblokade mahasiswa.
Belasan Mahasiswa Salat di Sela-sela Aksi Unjuk Rasa Depan Gedung DPR RI
Di tengah aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, sejumlah mahasiswa melaksanakan ibadah salat.
Setidaknya terdapat 12 orang yang salat, tepat di depan pintu masuk DPR RI.
Sekitar lima menit menunaikan ibadah, mereka kembali bergabung dengan ribuan massa lainnya.

Sebelumnya, ribuan mahasiswa dari berbagai universitas tiba di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019).
Pantauan TribunJakarta.com pukul 12.05, ribuan mahasiswa tersebut berjalan kaki dari arah Polda Metro Jaya.
Sambil berjalan, mereka membentangkan spanduk dan mengibarkan bendera Merah Putih.
Para mahasiswa yang berunjuk rasa itu juga meneriakkan sejumlah tuntutannya.
"Tolak revisi UU KPK, tolak RUKHP," teriak ribuan mahasiswa itu.
"Revolusi, revolusi, revolusi sampai mati."
Berkumpulnya ribuan mahasiswa di depan Gedung DPR RI membuat Jalan Gatot Subroto ditutup.
10 Unit Bus Bawa Mahasiswa UI Bertolak ke DPR RI
Massa dari mahasiswa Universitas Indonesia (UI) siang ini mulai bertolak ke Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).
Diketahui, demo penolakan mahasiswa yang menentang RUU KUHP dan KPK telah terjadi sejak Senin (23/9/2019) kemarin.
Pantauan di lokasi, massa mahasiswa UI berangkat menggunakan 10 unit bus yang berjejer di depan Fakultas Psikologi UI, Beji, Kota Depok.
"Sekarang yang ikut lebih banyak dari kemarin, bisa dua kali lipat. Antusias teman-teman tinggi sekali," ujar ketua BEM UI Manik Margana Mahendra ketika dijumpai wartawan di lokasi, Selasa (24/9/2019).
Manik mengatakan, jumlah peserta aksi demo hari ini akan terus bertambah lantaran semakin banyak mahasiswa yang tergerak untuk menyerukan penolakan RUU KUHP dan KPK dari berbagai Universitas di Indonesia.
"Kami sendiri gak mewajibkan untuk mahasiswa baru ini ikut aksi ya, tapi antusiasme mereka tinggi sekali. Banyak sekali yang ikut," kata Manik.
Manik menuturkan, untuk perjalanan ke Jakarta ia dan massa Mahasiswa rela mengeluarkan kocek pribadi masing-masing demi memperjuangkan hak rakyat.
"Dananya kami urunan, ada sumbangan juga bahkan alumni ada yang kasih sumbangan supaya kami bisa bergerak," ujarnya.
Terakhir, Manik mengatakan massa dari pihaknya kompak mengenakan kaos berwarna hitam dibalut dengat almamater kuning khas UI.
"Warna hitamnya sebagai tanda berkabung kami atas kondisi bangsa ini," pungkasnya.
VIDEO Ratusan Mahasiswa Bekasi Bergerak Menuju Jakarta Gunakan KRL
Ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Bekasi bergerak menuju Jakarta menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL).
Mereka berkumpul di Stasiun Bekasi lengkap dengan atribut almamater dan spaduk unjuk rasa. Selasa (24/9/2019).
Tujuan utama mereka berkumpul dengan mahasiswa lain dari berbagai daerah di Gedung DPR/MPR RI Senayan Jakarta.
Fahry Fauzy kordinator aksi dari mahasiswa Unisma Bekasi mengatakan, dalam unjuk rasa kali ini, sebanyak 170 mahasiswa turun ke jalan untuk menyuarakan penolakan RUU-KPK.
"Ada 170 mahasiswa adai Kampus Unisma, kita berangkat menggunakan kereta turun di Stasiun Palmerah baru dari situ long-march ke gedung DPR RI," kata Fahry di Bekasi.
Di depan Gedung DPR/MPR RI, dia bersama ratusan mahasiswa Bekasi ini akan ikut komando kordinator aksi lainnya yang sudah lebih dulu tiba.
Alasan memilih KRL menurut dia dianggap lebih mudah dan cepat untuk mengangkut ratusan peserta aksi.
"Kita juga terus kordinasi sama teman-teman yang sudah di Jakarta, intinya tujuan utama Gedung DPR RI," jelas dia.
Selain itu, dari infomasi yang diterima TribunJakarta.com, sejumlah mahasiswa asal Bekasi dari berbagai kampus telah bergerak menggunakan sejumlah moda transportasi baik konvoi sepeda motor mapun kendaraan bus.
Ribuan Mahasiswa Tiba di Depan Gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto Ditutup
Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas tiba di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019).
Pantauan TribunJakarta.com pukul 12.05 WIB, ribuan mahasiswa tersebut berjalan kaki dari arah Polda Metro Jaya.
Sambil berjalan, mereka membentangkan spanduk dan mengibarkan bendera Merah Putih.
Para mahasiswa yang berunjuk rasa itu juga meneriakkan sejumlah tuntutannya.
"Tolak revisi UU KPK, tolak RUKHP," teriak ribuan mahasiswa itu.
"Revolusi, revolusi, revolusi sampai mati."
Berkumpulnya ribuan mahasiswa di depan Gedung DPR RI membuat Jalan Gatot Subroto ditutup.
Sejumlah Pelajar Turut Ikuti Aksi Unjuk Rasa di Depan Gedung DPR RI

Sepuluh siswa menengah kejurusan Al-Akhyar 2 Jakarta Timur mengikuti unjuk rasa di depan gerbang gedung DPR RI, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019).
Satu di antaranya, Ari (17), mengatakan ingin mengetahui situasional ketika unjuk rasa bersama dengan mahasiswa.
"Kami sepuluh orang dari SMK Al-Akhyar 2 Jakarta Timur, kepo (ingin tahu) rasanya demo bareng mahasiswa itu seperti apa," kata Ari, di lokasi.
Ari dan sembilan kawannya terlihat kompak mengenakan celana abu-abu.
Menurut Ari, ia sudah mendapat izin dari kedua orang tuanya untuk berunjuk rasa di lokasi.
"Orang tua sudah izinkan. Katanya yang penting hati-hati," ujarnya.
Saat TribunJakarta.com bertanya ihwal apa yang dituntut oleh massa aksi di lokasi, Ari dkk menjawab mahasiswa ingin menuntut soal RUU-PKS, RUU-KPK, dan RUU Pertanian.
"Tadi saya dengar, ada yang teriak menuntuk ketiga RUU tersebut. Saya sendiri sebetulnya tidak tahu intinya apa. Tapi keingintahuan saya besar apa ketiga RUU itu," ujarnya.
Senada dengan Ari, Firman pun menyatakan ingin merasakan sensasi unjuk rasa bersama mahasiswa.
Tapi, Firman memberi pendapatnya perihal situasi politik di Indonesia saat ini.
Menurutnya, politik di Indonesia sedang tak baik. Mulai dari kasus Papua, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau, dan RUU-KPK yang dinilai menjadi alat sebagai pelemahan lembaga tersebut.
"Saya sempat baca beberapa kali soal hal tersebut. Intinya, Indonesia sedang tak baik dari segi politik. Biarpun kami SMK, tapi kami cinta NKRI," kata Firman.
Firman dkk menyebut, mengetahui ada unjuk rasa dari media sosial.
Mereka juga bertemu dengan lima orang SMK Ibu Pertiwi yang ingin melakukan unjuk rasa di lokasi.
"Daripada tawuran, mending begini," sebutnya.
Mahasiswa UIN Jakarta Mulai Bergerak ke Gedung DPR RI

Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, kembali genderangkan seruan aksi ke gedung DPR MPR Republik Indonesia, Senayan, Jakarta, pada Selasa (24/9/2019).
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, pada Senin (23/9/2019) kemarin, ribuan mahasiswa kampus para cendekiawan muslim itu ikut turun ke gedung dewan.
Meskipun sempat tersendat urusan transportasi dan bentrok dengan massa tak dikenal, para mahasiswa berjaket almamater biru dongker itu tetap sampai ke Senayan.
Mereka ikut dengan aliansi mahasiswa dari puluhan kampus se-Indonesia lain mengepung gedung kura-kura itu.
Hari ini mahasiswa UIN Jakarta masih menyuarakan isu yang sama, penolakan terhadap Rancangan Undang-undang (RUU) KPK dan menolak pengesahan Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP).
Selain itu juga banyak isu yang disuarakan, seperti kasus korupsi hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Ya hari ini kita balik lagi ke Senayan. Kita ikut suarakan kosongkan kelas," ujar Via, korlap perempuan aksi UIN Jakarta saat ditemui di kampus, Selasa (24/9/2019).
• Orangtua Siswa Tulis Surat Izin Tak Masuk Sekolah untuk Anaknya, Alasannya Unik dan Tak Lazim
• Unjuk Rasa Mahasiswa di Semarang, Gerbang Kantor Gubernur Jawa Tengah Jebol
• Personel Polri yang Mengamankan Aksi Unjuk Rasa di DPR Tidak Dibekali Senjata Api
Via mengatakan, Dewan Mahasiswa (Dema) Universitas mengajak para mahasiswa untuk ikut berdemo, namun tetap tanpa paksaan.
"Kita ajak, tapi tetap tanpa paksaan," ujarnya.
Via mengatakan, aksi jilid dua ini tik lagi menggunakan bus atau truk, melainkan naik motor untuk sampai ke gedung DPR/MPR.
"Hari ini kita naik motor, kebanyakan naik motor," ujarnya.
Pantauan TribunJakarta.com di UIN Jakarta, sudah ada ratusan mahasiswa yang sudah berangkat, menggunakan dua bus Koantas Bima.