Demo di Jakarta
Larang Pelajar Ikut Demo, Wakil Wali Kota Tangsel: Aspirasi Sudah Disuarakan Kakak Mahasiswa
Pemkot Tangerang Selatan (Tangsel), melarang pelajar SMA dan setingkatnya, serta siswa SMP untuk tidak ikut berdemonstrasi.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel), melarang pelajar SMA dan setingkatnya, serta siswa SMP untuk tidak ikut berdemonstrasi.
Seperti diketahui, pada Rabu (25/9/2019), ribuan pelajar datang ke Jakarta, ke depan gedung DPR MPR.
Ribuan pelajar itu yang disebut berunjuk rasa akhirnya terlibat kericuhan dengan aparat kepolisian.
"Kami sudah mengimbau kepada kepala SMA dan SMk di Tangsel untuk memantau siswa dan siswinya, seperti tidak ikut-ikutan demo ke Jakarta," jelas Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie saat dihubungi pada Jumat (27/9/2019).
Benyamin juga mengatakan, Wali Kota Airin Rachmi Diany sudah memanggil kepala SMA dan SMK se-Tangsel untuk memberikan imbauan kepada pelajarnya masing-masing.
"Diperlukan kerja sama yang kuat antara sekolah, orang tua siswa dan Pemkot serta Polres untuk mengatasi demo siswa SMA dan SMK tersebut," ujarnya.
Benyamin berharap para pelajar melkukan perannya sebagai pelajar, yaitu menuntut ilmu sebaik-baiknya.
Menurutnya, peran menyampaikan aspirasi masyarakat biarlah dijalankan oleh kakak mereka, para mahasiswa.
"Aspirasi mereka sudah disuarakan oleh kakak-kakak mahasiswanya," jelasnya.
Pelajar Tangerang Ikut Demo ke Jakarta, Wali Kota: Fokus Dulu Pada Pelajaran

Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah meminta agar seluruh siswa di Kota Tangerang untuk tidak turun ke lapangan untuk demo di depan DPR RI, Jakarta Pusat.
Ia meminta kepala sekolah untuk bisa bertanggungjawab mengawasi para anak didiknya agar tidak berangkat mengikuti aksi unjuk rasa di Gedung DPR RI.
"Pasca kejadian kemarin, saya sudah minta agar kepala sekolah bertanggungjawab dalam arti mengawasi anak didik mereka dan memberikan pengarahan agar, tidak lagi pelajar ikut aksi ke Jakarta," ujar Arief di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Kamis (26/9/2019).
Arief meminta, saat ini pelajar diminta untuk fokus pada pelajaran lebih dulu.
Walau pun dirinya tidak melarang secara resmi pelajar untuk menyampaikan aspirasi mereka.
"Fokus dulu pada pelajaran. Jangan ikut-ikutan dulu kesana. Boleh sampaikan aspirasi, tapi dengan cara yang baik dan tidak anarkis, supaya tidak ada korban luka atau jiwa. Dan sampaikan aspirasi dengan cara-cara yang lebih elegan," tutur Arief.
Sebab, jajaran Polres Metro Tangerang Kota menangkap 73 siswa yang akan berangkat ke Jakarta dan baru saja kembali dari Jakarta sekira pukul 03.00 WIB.
Ke-73 pelajar tersebut dijaring di beberapa wilayah di Kota Tangerang seperti Neglasari, Cipondoh, Batuceper, Jatiuwung, Sepatan, dan wilayah Benteng.
Mereka kedapatan menggunakan kendaraan truk untuk berangkat ke Jakarta dan kembali ke Tangerang alias omprengan.
Kapolrew Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Abdul Karim menekankan, puluhan murid yang semuanya pria tersebut sebagian besar berasal dari sekolah yang berlokasi di Kabupaten Tangerang seperti Tigaraksa.
Mirisnya, begitu ditanya alasan bertolak ke Jakarta, semua siswa tersebut kompak menjawab tidak bisa menjawab pertanyaan.
"Ini kan miris juga, kalau tadi saya tanya alasan mereka berangkat ke Jakarta itu mereka tidak tahu alasannya karena apa dan mau ngapain ke sana," ucap Karim.
Lanjutnya, para pelajar tersebut dipastikan tidak membawa senjata tajam atau pun benda tumpul lainnya hanya alat peraga yang sudah mereka siapkan dari Tangerang.
Hingga hari ini, Jajaran Polres Metro Tangerang Kota masih terus melakukan penyekatan di jalan untuk menjaring siswa yang berangkat ke Jakarta untuk demo.
"Kita akan terus melakukan penyekatan di wilayah-wilayah Kota Tangerang. Kita juga melihat eskalasi di Jakarta bagaimana, yang jelas pengamanan akan terus kita lakukan," tegas Karim.
Sementara, R (16) seorang siswa dari Teluknaga, Kabupaten Tangerang mengakui kalau tidak tahu alasan pasti dirinya ikut berangkat demo ke Jakarta kemarin.
ia mengaku hanya ikut ajakan teman saja dan tahu ada demo dari media sosial.
"Enggak tahu bang (alasannya), ikut teman-teman saja saya. Tahu dari medsos juga rame kalau ada demo dan sudah ada yang di sana (Jakarta) duluan," aku R.
Dari para pelajar tersebut, ditemukan sejumlah alat peraga berupa kertas karton dan spanduk yang bertuliskan tuntutan kepada pemerintah dan DPR RI untuk menghentikan RUU KUHP dan mencabut RUU KPK.
Sekolah di Cengkareng Ini Akui Puluhan Siswanya Sempat Diamankan Saat Hendak Demo ke DPR

Polres Metro Jakarta Barat telah melepaskan 144 pelajar yang sempat diamankan saat hendak demo ke Gedung DPR pada Rabu (25/9/2019).
Mereka dilepaskan setelah dijemput oleh orangtuanya dan pihak sekolah.
144 pelajar tersebut berasal dari 29 sekolah di Jakarta dan Tangerang, dimana yang terbanyak berasal dari SMK Cengkareng 2 Jakarta.
Pihak SMK Cengkareng 2 Jakarta membenarkan bahwa memang ada 30 siswanya yang diamankan Polres Metro Jakarta Barat saat hendak demo di Gedung DPR.
"Memang benar ada siswa kami yang diamankan, namun diamankannya itu di Slipi saat mereka baru hendak ke DPR. Bukan diamankan karena terlibat kericuhan," ujar Guru Bimbingan Konseling SMK Cengkareng 2 Jakarta, Irawan saat ditemui di sekolah tersebut, Kamis (26/9/2019).
Irawan menekankan hal tersebut lantaran sempat beredar informasi di media sosial yang menyebutkan daftar sekolah dan jumlah siswa yang diamankan Polres Metro Jakarta Barat karena terlibat aksi anarkisme saat terjadinya kericuhan.
Dalam pesan yang beredar tertulis ada 33 siswa SMK Cengkareng 2 Jakarta yang diamankan.
"Sekolah kami memang yang paling banyak diamankan, tapi jumlahnya itu 30 siswa bukan 33 seperti yang beredar di media sosial karena terlibat kericuhan," kata Irawan.
• 4 Pemain Telat Gabung TC, Pilar Persebaya Surabaya Dapat Keringanan dari Fakhri Husaini
• LINK Live Streaming Persipura Vs PSM Makassar: Juku Eja Waspadai Bangkitnya Mutiara Hitam
• Sinopsis Drama Ishq Mein Marjawan, Jumat 27 September 2019: Arohi Menusuk Orang Ini
• Eks Vokalis Banda Neira Ditangkap Polisi: #BebaskanAnandaBadudu Dibuat Petisi dan Trending 1 Twitter
Irawan justru berterima kasih pada polisi lantaran mengamankan para siswanya sebelum mereka tiba di DPR dan bergabung para pelajar lainnya.
"Jadi siswa kami saat dihadang polisi di Slipi mereka tidak ada yang kabur, semuanya nurut," ujarnya.
Dikatakan Irawan, para siswanya sudah diperbolehkan pulang pada Rabu malam seusai orangtua mereka mendatangi Mapolres Metro Jakarta Barat.
"Dan siswa kami juga tidak ada yang membawa senjata tajam. Jadi langsung diperbolehkan pulang setelah dijemput orangtuanya," katanya.
Ia menjelaskan, 30 siswanya yang sempat diamankan berasal dari Kelas X dan XI.
Mereka diduga hendak ke Gedung DPR lantaran penasaran untuk mengikuti aksi unjuk rasa yang dilakukan para pelajar.
Terlebih, pekan ini siswa sedang menjalani Ujian Tengah Semester sehingga pulang lebih cepat.
Untuk mengantisipasi agar kejadian ini tak terulang, ia menyebut pihak sekolah akan bekerjasama dengan Sudin Pendidikan dan TNI Polri untuk memberikan pembinaan kepada siswa.
"Untuk pembinaan itu sudah kami agendakan. Tidak hanya kepada 30 siswa ini saja, tapi kepada siswa keseluruhan. Kalau untuk sanksi kami belum memutuskan apa yang akan diberikan," ujarnya.