PPKD Jakarta Timur Jemput Bola Beri Pelatihan Kerja ke Warga Lewat MTU
Pelatihan kerja lewat MTU berlangsung selama 30 hari dengan jumlah peserta maksimal 10 karena disesuaikan peralatan yang bisa dibawa mobil
Penulis: Bima Putra | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, DUREN SAWIT - Pusat Pelatihan Kerja Daerah (PPKD) Jakarta Timur kini jemput bola dalam memberi pelatihan kerja menggunakan sarana mobil yang disebut Unit Mobile Training Unit (MTU).
Kepala PPKD Jakarta Timur Ahmad Sotar Harahap mengatakan pelatihan kerja lewat MTU diperuntukkan bagi warga yang tak bisa mengikuti pelatihan di markas PPKD.
"Kita mendekatkan diri kepada lingkungan yang membutuhkan. Misal dari satu RW ada 10 orang, ajukan ke kita. Jadi nanti MTU datang ke tempat warga, untuk di Rusun juga bisa," kata Sotar di PPKD Jakarta Timur, Minggu (29/9/2019).
Beda dengan pelatihan di PPKD yang pesertanya harus bermalam di asrama selama 45 hari dengan jumlah peserta maksimal 20 orang.
Pelatihan kerja lewat MTU berlangsung selama 30 hari dengan jumlah peserta maksimal 10 karena disesuaikan peralatan yang bisa dibawa mobil.
"Prosesnya bersurat saja, dari RW ke Kelurahan yang mengetahui baru ke kita. Cukup ke Lurah saja, enggak usah ke Kecamatan," ujarnya.
Khusus MTU ada enam pelatihan kejuruan yang diberikan, yakni Tata Rias, Tata Boga, Tata Busana, AC Pendingin, Otomotif Kendaraan Roda Dua, dan Operator Komputer.
Meski jumlah kejuruan lebih sedikit dengan kejuruan di PPKD yakni 15, Sotar menuturkan peserta pelatihan tetap dapat memilih kejuruan yang diinginkan.
"Boleh warga sendiri yang minta, asal ada kuotanya. Karena kita keterbatasan tadi, jadi tidak mungkin seluruh permintaan bisa kita penuhi, kan terbatas jumlahnya," tuturnya.
• Suami Ditawari Jadi Dubes Vatikan, Ini Farida Briani Sobri Istri Fahri Hamzah, Rekam Jejak Mentereng
• Bawa Kentongan saat Aksi Jalan Mundur, AJI Jakarta: Itu Simbol Tanda Bahaya Kebebasan Pers
Seluruh pelatihan kejuruan diberikan gratis dengan harapan bisa menekan angka pengangguran di wilayah DKI Jakarta.
Namun untuk peserta yang mengikuti pelatihan kejuruan secara MTU hanya mendapat satu sertifikat dari pihak PPKD Jakarta Timur.
"Kalau yang reguler dua, satu PPKD dan yang dinyatakan kompeten diajukan untuk ikut UJK yang dilaksanakan LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi)," lanjut Sotar.
Lulusan pelatihan PPKD Jakarta Timur teruji karena mendapat sertifikat dari LSP sudah mengantongi lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Pengakuan dari LSP dan BNSP membuatmu lulusan PPKD Jakarta Timur punya bekal bekerja di perusahaan luar negeri.
"Jadi perusahaan yang butuh mereka. Perusahaan lebih memilih mengambil lulusan PPKD, sudah terlatih. Daripada dia mengambil pegawai baru terus memberi pelatihan lagi," sambung dia.