Demo di Jakarta

Abdul Basith Dosen IPB hingga Sosok Purnawirawan TNI Bintang Satu, Terduga Perusuh Aksi Mujahid 212

"Saya terkejut sekali dengan berita tersebut," kata Rektor IPB, Arif Satria saat dihubungi wartawan, Jakarta, Minggu (29/9/2019).

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNNEWS.COM/ILHAM RIAN PRATAMA
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria (kanan) dan Ketua Dewan Guru Besar IPB M Yusran Massijaya. 

Bahkan tak percaya sang ayah melakukan perencanaan chaos itu dengan membuat kekacauan menggunakan bom molotov.

Abdul Hakim (32) yang merupakan anak pertama SS menceritakan tidak percaya mengenai kelakuan ayahnya dalam aksi Mujahid 212.
Abdul Hakim (32) yang merupakan anak pertama SS menceritakan tidak percaya mengenai kelakuan ayahnya dalam aksi Mujahid 212. (WARTA KOTA/ANDIKA PANDUWINATA  )

"Bingung saya, ayah saya kan purnawirawan tentara. Jendral bintang satu Angkatan Laut. Masa sih berbuat seperti itu," ujar Hakim kepada Warta Kota saat dijumpai di

Taman Royal 2, Cipondoh, Kota Tangerang, Senin (30/9/2019).

Dirinya menjelaskan SS lama berdinas di Aceh.

Ayahnya itu berasal dari Sumatera Utara.

"Lama tugas di Aceh, tapi memang rumahnya di Tangerang.

Ada dua rumah, di Cipondoh Makmur biasa ditempatin ibu dan rumah di Taman Royal ini biasanya hanya jadi tempat base camp saja," ucapnya.

Menururutnya, SS kerap bersosialisasi dengan warga sekitar.

Dan sering kali mengadakan perkumpulan untuk pengajian.

"Ayah saya biasanya dipanggil di sini dengan sebutan Pak Haji.

Karena memang sering ngumpul sama warga buat ngaji dan ngisi - ngisi seminar kebangsaan," kata Hakim. (TRIBUNNEWS.COM/WARTAKOTA)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved