Aksi Pelajar di Depan Gedung DPR Dipertanyakan, Antara Aspirasi dan Euforia
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Jakarta, Sultan Rivandi, mempertanyakan pergerakan aksi pelajar
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Aparat kepolisian terus melakukan razia terjadap pelajar yang berangkat demonstrasi ke Jakarta.
Polisi beranggapan, bagi pelajar, ikut demonstrasi lebih banyak dampak negatifnya dari pada manfaatnya.
Sejak Rabu (25/9/2019), aparat Polres Tangerang Selatan (Tangsel) selalu siaga di titik transportasi seperti stasiun-stasiun yang digunakan para pelajar untuk menuju Ibu Kota.
Seperti diketahui juga, beberapa aksi pelajar berujung ricuh, tidak sedikit yang harus mendapatkan perawatan medis dan diamankan ke Polda Metro Jaya.
Sampai saat ini razia terus dilakukan. "Masih, kita siaga di stasiun," ujar Kapolsek Serpong, Kompol Stephanus Luckyto saat dihubungi pada Rabu (2/9/2019).
Kali ini, Luckyto tida mendapatkan satupun pelajar yang diindikasikan akan demo. "Nihil," seingatnya.
Sebelumnya, razia yang dilakukan berhasil menjaring ratusan pelajar.
Saat ditanya motif keberangkatan mereka, tidak ada keterangan yang terlalu dalam.
Umumnya mereka hanya mengaku ikut-ikutan, terpengaruh ajakan melalui pesan sebaran, dan tidak ada motif ekonomi alias yang membayar.
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Jakarta, Sultan Rivandi, mempertanyakan pergerakan aksi pelajar.
• Menyaksikan Para Penyelam Profesional Beri Makan Hiu Ganas Tanpa Dilengkapi Pembatas Khusus
• Batik Tirta Suci, Motif Asli Kota Tangerang Butuh Dukungan Pemerintah
Setidaknya ada dua kemungkinan, apakah mereka mau menyampaikan aspirasi kepada dewan dan pemerintah, atau hanya euforia semata.
"Pelajar yang ikut aksi demonstran, ini yang kita harus renungkan, memang betul mereka ingin menyampaikan aspirasinya atau sekedar euforia aksi dan sebatas ingin rusuhnya saja. Kan demonstrasi itu artinya menyampaikan aspirasi tanpa melupakan substansi pesan apa yang disampaikan," ujar Sultan di kampusnya.
Sultan mengkhawatirkan bergeraknya para pelajar bukan lantaran substansi yang ingin disuarakan.
"Saya khawatir kawan-kawan SMA, SMK dan STM ini hadir ikut demonstran tapi substansinya tidak tepat sasaran, jadi sebatas ingin euforia rusuhnya atau aksinya atau hal-hal yang tidak bersifat substantif," ujarnya.