Sepeninggal Juru Parkir Pasar Tanah Abang yang Tewas saat Demo di DPR, Sang Ibu Jadi Tulang Punggung

Maulana Suryadi alias Yadi (23), warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, tewas seusai demonstrasi pelajar di Gedung DPR RI.

Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Suharno
TRIBUNJAKARTA.COM/ANNAS FURQON HAKIM
Maspupah, ibu Maulana Suryadi, saat ditemui di kediamannya di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (3/10/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN LAMA - Maulana Suryadi alias Yadi (23), warga Kebayoran Lama Jakarta Selatan, tewas seusai demonstrasi pelajar di Gedung DPR RI.

Sepeninggal Yadi yang berprofesi sebagai juru parkir di Pasar Tanah Abang, sang ibu Maspupah kini menjadi tulang punggung keluarga.

Perempuan berusia 51 tahun itu harus menghidupi ketiga adik Yadi yang masih remaja.

Suami Maspupah juga telah meninggal dunia.

Tadinya, ketika Yadi masih hidup, segala kebutuhan sehari-sehari ditanggung berdua.

Yang Tersisa dari Demo di Jakarta, Orangtua Nangis Cari Anak Hingga Bau Pesing di Depan Gedung DPR

"Misalnya kontrakan. Sewa per bulannya kan Rp 800 ribu. Saya Rp 400 ribu, Yadi Rp 400 ribu," kata Maspupah saat ditemui di rumah kontrakannya di Jalan Abdullah, Cidodol, Kebayoran Lama, Kamis (3/10/2019).

Sebelum tewas, Yadi ditangkap Polisi lantaran dianggap sebagai salah satu perusuh pada demonstrasi di sekitar Gedung DPR.

Menurut Polisi, Yadi tewas karena sesak napas setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan Polisi.

Namun, Maspupah menilai ada kejanggalan pada kematian anaknya. Ia menduga Yadi mendapat penganiayaan sebelum tewas.

"Saat dimandikan jenazahnya keluar darah dari hidung, kupingnya juga. Punggungnya biru-biru," ujarnya.

Tergoda Molek Tubuh Adik Ipar Berpakaian Tipis, IM Ketagihan Masuk Kamarnya Sambil Bayar

Menurut pengakuannya, darah tersebut masih mengucur dari hidung dan kuping jenazah Yadi saat akan dimakamkan.

Maspupah pun sempat menunjukkan foto yang menunjukkan kain kafan sebagai pembungkus jenazah Yadi berlumuran darah.

Ia sempat bertanya kepada seorang Polisi perihal kejanggalan yang dirasakannya.

"Polisi bilang itu karena penyakit asmanya," ucap Maspupah. (*)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved