Cerita Aaro Chan, Bikers Bergaya Punk Rock Rider Keliling Ibu Kota Bareng 3 Monyet
Di bawah pepohonan rindang, tiga monyet kecil bergaya punk rock duduk santai di atas motor besar hitam.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Di bawah pepohonan rindang, tiga monyet kecil bergaya punk rock duduk santai di atas motor besar hitam.
Cio (8), Juno (4), dan yang paling kecil Pokko berumur 3,5 bulan tampak mengenakan pakaian yang menyedot perhatian orang-orang.
Ketiga monyet berjenis macaque ini mengenakan jaket, helm, dan sepatu boots yang cukup mencolok.

Tatapan mata Cio tampak membuat pejalan kaki yang melintas di samping motornya takut.
Tak sedikit mereka yang resah disergap oleh ketiga monyet itu ketika berjalan di sampingnya.
Tapi ada juga yang tertarik melihat kehadiran ketiga monyet itu dan mengabadikannya dengan kamera ponsel lebih dekat.
Sang perawat ketiga monyet itu, Aaro Chan (39) memang kerapkali membawa mereka berkeliling, membelah belantara beton Ibu Kota.
Pria yang mengaku sebagai seniman jalanan ini, kerapkali membawa ketiga monyetnya di acara musik maupun kegiatan sosial yang diikutinya.
"Kalau keluar, pasti saya bawa mereka sepanjang hari," ujarnya kepada TribunJakarta.com pada Minggu (6/10/2019).
Berawal dari Film BJ and The Bear

Sejak bangku Sekolah Dasar, Aaro telah mencintai primata.
Berawal dari film BJ and the Bear yang pernah diputar di televisi, ia terpikat dengan primata simpanse di film itu.
Sebab, baru pertama kalinya, ia melihat simpanse mengenakan baju layaknya manusia.
Namun, tak mudah mendapatkan simpanse itu untuk dipelihara.