Cerita Aaro Chan, Bikers Bergaya Punk Rock Rider Keliling Ibu Kota Bareng 3 Monyet
Di bawah pepohonan rindang, tiga monyet kecil bergaya punk rock duduk santai di atas motor besar hitam.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Kini tak hanya primata saja, busana untuk anjing hingga buaya pun bisa ia rancang.
Dari mulut ke mulut, reputasi Aaro merawat monyet santer terdengar para pencinta monyet hingga komunitas.
Banyak orang yang bertanya ke Aaro bagaimana memandikan, menggosok giginya, mengenakan popok dan memberi makan kepada monyet.
Pencinta Primata

Aaro belajar mengenai primata secara otodidak.
Ia belajar dari pengalamannya bertahun-tahun mengamati hidup monyet itu.
Sebab, Aaro kerapkali menjelajah ke alam liar di sejumlah daerah di Pulau Jawa.
Di sana, ia kerapkali menjumpai dan mengamati hidup monyet berekor panjang itu lebih dekat.
"Gue belajar senemunya aja waktu berpetualang di alam liar. Di mana ada monyet, di situ gue mengamatinya," katanya.
• 24 Unit Mobil Pemadam Kebakaran Dikerahkan Atasi Kebakaran di Tamansari Jakarta Barat
• Ghozali Siregar Alami Pendarahan Mata, Pilar Persib Bandung Omid Nazari Terkena Cedera Serupa
• RSKO Tanggapi Ketergantungan Narkoba Menantu Elvy Sukaesih: Harusnya Masih Rawat Jalan
• Takut Terkena Sanksi Jadi Alasan Robert Alberts Tak Komentari Putusan Wasit Persib Vs Madura United
Banyak pencinta monyet, termasuk dirinya yang memelihara binatang tersebut lantaran populasinya masih banyak di Indonesia.
Monyet ekor panjang ini bukan termasuk hewan yang terancam.
"Gue bukan sekadar menyayangi tapi juga mendidik monyet itu," tandasnya.
Kini, ia juga sering berbagi ilmu tentang merawat monyet dengan berbagai komunitas pencinta monyet lainnya.