Sopir Angkot Tewas Bersimbah Darah di Depok, Korban Ditusuk di Bagian Dada, Pemicu Masalah Pribadi
Kurang dari 24 jam, polisi berhasil meringkus pelaku pembunuh Jimi Wijaya (32) yang ditemukan tewas di depan toko beras dalam area Pasar Pal
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Seorang pria tewas bersimbah darah tergeletak di jalanan depan indekos di kawasan Palsigunung, Cimanggis, Kota Depok, Senin (7/10/2019).
Korban pertama kali ditemukan oleh seorang saksi bernama Muhammad Fajar yang hendak belanja ke pasar, sekitar pukul 04.00 WIB.
"Saksi Muhammad Fajar keluar rumah ingin belanja ke pasar, kemudian melihat korban tergeletak dengan bersimbah darah," ujar Kapolsek Cimanggis AKP Bagus Panuntun ketika dikonfirmasi, Senin (7/20/2019).
Melihat ada pria bersimbah darah tewas tergeletak di hadapannya, Fajar langsung melaporkan hal tersebut ke petugas keamanan.
Petugas keamanan lalu melaporkannya ke pihak yang berwajib.
Bagus mengatakan, berdasarkan kartu identitas yang ditemukan diketahui bahwa korban bernama Jimi Wijaya (32) warga Kalideres, Jakarta Barat.
Dari hasil pemeriksaan sementara, korban diduga tewas dibunuh lantaran ditemukan sejumlah luka tak wajar ditubuhnya.
"Dugaan pembunuhan, karena ada luka parah dan tak wajar ya pada tubuh korban," bebernya.

Korban merupakan sopir angkot
Warga dan para pedagang di Pasar Pal, Cimanggis, Kota Depok, pagi ini digegerkan dengan penemuan sosok seorang pria bersimbah darah tergeletak di depan toko beras.
Belakangan diketahui, korban bernama Jimi Wijaya (32) warga Kalideres, Jakarta Barat.
Warga sekitar mengatakan, korban memang kerap berkumpul dengan temannya disebuah indekos didekat Pasar Pal.
Subuh tadi sebelum korban ditemukan meninggal, warga juga mendengar suara cekcok korban dari dalam indekos tempatnya bermain.
"Subuh pukul 03.30 WIB memang dia (korban) terdengar cekcok, itu bukan kosan dia tapi kosan temannya. Jadi dia cuma suka main aja disitu," ujar salah seorang warga yang enggan disebut namanya, Senin (7/10/2019).
Sementara itu, Eri warga lainnya yang rumahnya berdekatan dengan kosan tempat korban bermain mengatakan, bahwa suara ribut dari korban sudah tak lagi asing di telinganya.