Kisah Mistis Relawan Pemadam Api Gunung Ciremai, Makhluk Gaib Pukul Tenda Tanya Penyebab Kebakaran

Para relawan yang tergabung Forum Komunikasi Gunung Ciremai berusaha memadamkan api.

tribunjabar/eki yulianto
Penjinak api di Gunung Ciremai 

TRIBUNJAKARTA.COM, MAJALENGKA - Para relawan yang tergabung Forum Komunikasi Gunung Ciremai berusaha memadamkan api.

Kepada Tribun, para relawan menceritakan berbagai pengalamannya saat memadamkan api di Gunung Ciremai, Kabupaten Majalengka.

Para relawan pemadam api tergabung dalam Forum Komunikasi Gunung Ciremai, yang diketuai Dedi Tato.

Saat Sektor Awilega terbakar pada 4 Oktober lalu, kelompok sukarelawan ini pun ikut berjibaku.

Ada 20 relawan yang bergerak.

"Kami berbagi tugas. Beberapa langsung bergerak ke lokasi, beberapa lainnya menghubungi Badan Penanggulangan Bencana daerah," ujar Dedi, Jumat (11/10).

Dedi termasuk yang langsung menuju area yang terbakar.

"Kami sebenarnya bisa dibilang hanya bermodalkan nekat, tapi kami sebagai pegiat komunitas pencinta lingkungan mau tidak mau berangkat untuk memadamkan api," ujarnya.

Ilustrasi Gunung Ciremai terbakar.
Ilustrasi Gunung Ciremai terbakar. (Kolase Tribun Jabar)

Dedi mengatakan, semua anggota Forum Komunikasi Gunung Ciremai memang sangat mencintai gunung tersebut.

Itu sebabnya, ketika tahu Gunung Ceremai terbakar, mereka langsung merasa terpanggil untuk ikut memadamkan api.

"Kami tidak ingin hutan di Gunung Ciremai rusak. Kalau hutan itu rusak, pasti dampaknya turun ke kami. Salah satu contohnya jika musim hujan tiba, kalau hutan gundul, pasti tahu lah efeknya bagaimana," kata Dedi.

Setelah berada di area yang terbakar, kata Dedi, mereka langsung melakukan upaya pemadaman. Targetnya, api tidak meluas.

"Kami terjang dengan peralatan seadanya. Menggunakan bambu dan ranting pohon, kami pukul-pukul api yang menjalar. Kami hampir tak memikirkan diri sendiri. Yang penting api dapat segera padam," ujarnya.

Selama proses pemadaman, kata Dedi, ada banyak kendala yang mereka alami.

Ada yang terperosok ke jurang, kelelahan, dan kekurangan asupan logistik untuk tenaga.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved