Kabinet Jokowi Maruf

dr Terawan: Sejak Kecil Bercita-cita Jadi Dokter, Lulusan FK UGM, Tangani Benny Panbers

dr Terawan adalah alumni Fakultas Kedokteran Gadjah Mada. Sejak kecil bercita-cita ingin menjadi dokter. Lahir di Yogyakarta

Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Erik Sinaga
KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA
Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Mayjen TNI dokter Terawan Agus Putranto enggan menanggapi perihal keputusan pemberhentian sementara dari keanggotan IDI yang dikeluarkan oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Persatuan Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) terhadap dirinya, Rabu (4/4/2018) 

Menurut Terawan, di dalam otak seseorang yang menderita stroke, terdapat sebuah inti (bagian yang mati) dan sebuah penumbra (setengah mati).

Berapa lama penumbra ini bisa bertahan merupakan dugaan setiap orang. Bisa saja dalam hitungan jam atau justru bertahun.

Area yang telah rusak tidak bisa lagi diperbaiki, tapi penumbra masih bisa dihidupkan kembali. Sehingga, jika intervensi radiologi bisa menghidupkan kembali penumbra, itu bisa menggantikan fungsi dari bagian yang telah mati dari otak.

"Itu lah yang menyebabkan yang tidak bisa berbicara tiba-tiba bisa berbicara dan yang buta kemudian melihat," kata terawan.

Nah khususnya kasus Benny, pembuluh arteri yang tersumbat yang menyebabkan kelumpuhan bisa dibersihkan oleh metode cuci otak. Seperti Benny, pasien lain bisa kembali berjalan, karena aliran darah kembali normal.

3. Bantah beriklan terkait cuci otak

Kepala RSPAD Gatot Subroto, Dokter Terawan Agus Putranto membantah telah mengiklankan metode pengobatan radiologi intervensi dengan memodifikasi Digital Substraction Angiogram (DSA) atau akrab disebut metode 'Cuci Otak' ke publik.

Selama ini, kata dia, metode itu hanya diberikan bagi pasien yang benar benar membutuhkan agar gangguan di kepalanya dapat segera pulih.

Metode yang sudah dipakai di berbagai negara itu, kata dia, harus dilakukan secara cermat, detail, dan penuh persiapan serta didukung dengan doa. Tidak bisa semua pasien ditangani dengan metode tersebut.

"Saya juga tidak tahu dari mana ada isu itu. Saya mau lihat langsung seperti apa iklannya, karena selama ini saya tidak merasa mengiklankan metode DSA," tegasnya di Gedung RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (4/4/2018).

Terlebih, dirinya yang juga merupakan anggota TNI dengan pangkat Mayor Jenderal, menegaskan akan sangat berbahaya jika hal itu diiklankan.

"Kecuali kalau memberi penjelasan teknis. Itu tugas saya karena berhubungan dengan kejujuran seorang dokter," tuturnya.

Terawan Agus Putranto juga menegaskan hingga saat ini dirinya belum menerima surat dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) terkait pemberhentian dirinya.

Hal itu dikemukakan Terawan untuk melakukan klarifikasi terkait pemberitaan yang beredar belakangan ini.

"Sampai sekarang saya belum menerima surat dari PB IDI. Saya tidak banyak bisa berkomentar karena memang belum ada suratnya," jelas dia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved