Melalui Spanduk, Isi Pesan Dimaksudkan untuk Jokowi-Maruf Amin
Juru Iklim dan Kampanye Greenpeace, Tata, menyatakan isi pesan dalam spanduk itu mendesak Jokowi segera melakukan transisi energi secara serius.
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Empat orang pemberani yang membentangkan spanduk atau kain rentang di ujung patung Bundaran Hotel Indonesia ialah aktivis dari Greenpeace.
Isi pesan dalam spanduk kuning tersebut yaitu 'Orang Baik Pilih Energi Baik #ReformasiDikorupsi.'
Lalu, tersemat pula tulisan 'Lawan Perusak Hutan #ReformasiDikorupsi.'
Juru Iklim dan Kampanye Greenpeace, Tata, menyatakan isi pesan dalam spanduk itu mendesak Jokowi segera melakukan transisi energi secara serius.
Menurutnya, transisi energi harus dilakukan secara ambisius dan punya tahapan yang jelas.
“Jokowi harus melakukan transisi energi lebih ambisius. Harus punya target buat menutup seluruh PLTU Batubara yang ada dilakukan secara bertahap. Mencegah untuk ada PLTU Batubara yang baru,” ujar Tata saat diwawancarai Wartawan, di area Bundaran HI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019).
Catatan dari Greenpeace, lanjutnya, energi fosil khususnya batu bara mendominasi bauran energi nasional sebanyak 58 persen. Sehingga menghambat laju peralihan menuju energi terbarukan.
Lalu, sambungnya, angka deforestasi berdasarkan data pemerintah pada 2014-2018 mencapai tiga juta hektare dengan laju deforestasi mencapai 600 ribu hektare per tahun.
Menurut Tata, deforestasi dan penggunaan bahan bakar fosil secara masif merupakan penyebab emisi gas rumah kaca terbesar di Indonesia.
Juru Kampanye Hutan dari Greenpeace, Arie Komas, menyatakan Indonesia telah ikut meratifikasi Kesepakatan Paris. Pun berkomitmen menurunkan emisi karbon sebesar 29 persen atau 41 persen dengan bantuan internasional pada 2030.
"Tahun 2015, Presiden Jokowi berjanji menuntaskan kebakaran hutan dan lahan dalam kurun waktu tiga tahun. Ini sudah memasuki periode kedua, namun kebakaran hutan tahunan masih gagal dihentikan," ujar Arie Komas, di tempat dan waktu yang sama.
Sementara, lanjutnya, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015- 2019 mengamanatkan pengurangan produksi batu bara secara bertahap.
• Kurang dari Dua Jam, Ratusan Pengemudi di Jakarta Timur Ditilang
• Sambil Lesehan, Presiden Jokowi Beri 7 Pesan Ini pada Menterinya: Jangan Monoton
• Demi Mabuk-mabukan, 3 Pemuda di Cakung Nekat Palak Sopir Truk
"Pemerintahan Jokowi periode pertama malah menggenjot produksi batu bara hingga mencapai lebih dari 500 juta ton di 2019," ucapnya.
Greenpeace mendesak agar sektor energi dan hutan harus menjadi perhatian khusus bagi Presiden Jokowi dan kabinet barunya.
"Jika ingin serius berkomitmen melawan krisis iklim, Pemerintahan Jokowi harus segera beralih kepada pemanfaatan energi terbarukan, energi baik yang aman dan bersih bagi lingkungan juga masyarakat, dan baik bagi perekonomian dan masa depan Indonesia," kata Arie.