Selama 2 Bulan, Warga Bambu Apus Beli Galon dan Hemat Air untuk Minum
Jaka (50), warga RT 02/RW 03 Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung yang paling lama merasakan kesulitan air bersih imbas kemarau.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPAYUNG - Jaka (50), warga RT 02/RW 03 Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung yang paling lama merasakan kesulitan air bersih imbas kemarau.
Bila kebanyakan warga RT 02 baru satu pekan terakhir membeli galon isi ulang, keluarga Jaka sudah dua bulan membeli galon isi ulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Sudah dua bulan air di kontrakan saya enggak keluar. Kalaupun mengalir paling cuman hitungan detik, itu pun airnya kecil. Ibaratnya keisi satu gayung terus mati," kata Jaka di Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (23/10/2019).
Ketiadaan pasokan air membuat Jaka harus membeli setidaknya dua galon air untuk kebutuhan keluarganya selama satu pekan.
Pembelian dua galon untuk satu pekan diakui Jaka tak cukup memenuhi kebutuhan tiga anak dan istrinya, pun hanya untuk minum.
"Untuk minum saja sebenarnya kurang, harus ditahan-tahan kalau untuk minum. Kalau enggak haus banget ya ditahan. Satu galon itu bisa cukup untuk tiga hari, tapi untuk minum saja," ujarnya.
Untuk mandi, Jaka yang berprofesi sebagai PPSU Kelurahan Bambu Apus mengaku sudah dua bulan menumpang mandi di kantor Kelurahan.
Dia enggan melapor kesulitan air bersih yang dialami ke Lurah Bambu Apus Dodo Supendi karena malu dan belum semua warga RT 02 terdampak.
"Tempat saya mengontrak dataran rendah, jadi sebelum warga lain kekeringan kontrakan saya lebih dulu kering. Kebanyakan warga baru susah dapat air satu minggu terakhir ini," tuturnya.

Ketua RT 02 Adi Ismanto (41) membenarkan bila keluarga Jaka merupakan warganya yang paling lama terdampak kekeringan.
Pasalnya dari 25 kepala keluarga (KK) warga RT 02 terdampak kekeringan, ada segelintir warga yang sumurnya baru benar-benar kering belum lama ini.
"Iya, pak Jaka paling lama. Dia sudah dua bulan kesulitan air bersih, jadi sumur warga keringnya bervariasi. Ada yang satu bulan kering, satu minggu," kata Adi.
Meski jadi warga yang paling lama merasakan kesulitan air, Jaka tak egois saat bantuan kiriman air menggunakan truk tangki berkapasitas 7.000 liter datang.
Letak kontrakan Jaka yang nyaris terpisah dari wilayah RT 02 membuat dia harus menanti sampai seluruh warga memenuhi penampungan airnya.