Kerap Buat Onar, Preman Tua di Cilincing Tewas Karena Diamuk Warga: Dibacok saat Pulang ke Rumah
Seorang preman tua warga Jalan Kalibaru Timur III, Cilincing, Jakarta Utara, tewas di tangan seorang warga.
Penulis: Muji Lestari | Editor: Kurniawati Hasjanah
Ia kabur ke pesantren tempat ia pernah menutut ilmu di Rangkasbitung, Banten.
Kasubnit Jatanras Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara Ipda Kevin Situmorang mengatakan, si pelaku berniat hanya singgah sebentar di sana sebelum melanjutkan pelarian ke kawasan Pemalang, Jawa Tengah.
• Ditilang, Mahasiswi di Jakarta Timur Pinjam Handphone Polisi untuk Hubungi Keluarga
Sebelum ke Pemalang, pada Jumat (20/9/2019) Ahmad berniat mengambil uang ke Serpong.
Namun, ketika ia tiba di Stasiun Maja, polisi menangkap Ahmad.
"Pas ditangkap, dia berusaha melarikan diri. Jadi kita lakukan tindakan tegas terukur (tembak)," ujar Kevin.
Ahmad Yani kemudian diamankan ke Polres Metro Jakarta Utara untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Selain Ahmad, polisi juga mengamankan salah satu rekannya yang berinisial AM, sementara 8 sisanya masih buron.
Para pelaku dikenai Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP, subsider Pasal 170 Ayat (2) KUHP tentang Pembunuhan Berencana dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara.
• Melaney Ricardo Pertanyakan Tayangan Kartun Kena Sensor, Ketua KPI Pusat Tertawa Ungkap Faktanya
Korban pernah bunuh anak polisi
Warga sekitar mengakui bahwa selama ini Ratum berperilaku buruk.
Ia sering memalak warga terutama yang memiliki warung.
Mei Menarawati (40), salah seorang warga kampung tersebut, mengatakan bahwa semasa hidupnya, korban pernah menjadi tahanan atas kasus pembunuhan.
"Korban itu pernah nusuk anak polisi, mati. (Tempatnya) di sini juga, di ujung gang sana," kata Mei.
Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 2007.
Ratum dituntut 15 tahun penjara, tetapi hanya menjalaninya selama sembilan tahun.
Selain itu, kata Mei, Ratum juga pernah membacok seorang anak muda yang sedang berpacaran di kampung tersebut.
"Enggak tahu alasannya apa, mungkin enggak suka sama gaya pacaran mereka. Tapi untung yang waktu itu enggak mati. Abis dibacok, dia kabur terus enggak kelihatan ke mana," tutur Mei.
Akan tetapi, bertahun-tahun hidup di dalam bui ternyata tidak membuat Ratum jera.
Ia tetap saja meresahkan warga kampung sendiri.
(Sumber: TribunJakarta/Kompas.com)