Jual Beli Mobil Berujung Nyawa Melayang, Begini 4 Fakta PNS Kementerian PU Tewas Dicor Semen

"Sebenarnya dia tidak marah sih, cuma bilang yud, saya butuh uang besok. Bayar hutang kamu Rp. 35 juta. Tapi saya cuma punya uang Rp.15 juta," katanya

Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Kurniawati Hasjanah
Kolase Tribun Sumsel/Ardiansyah dan Facebook
Apriyanita, aparatur sipil negara (ASN) Kementerian PU Balai Besar Palembang dan terduga pembunuhnya 

TRIBUNJAKARTA.COM, PALEMBANG- Aryanita, PNS di Kementerian PU, ditemukan dalam kondisi meninggal.

Jenazahnya sangat memprihatinkan karena ditemukan dalam kondisi tercor semen TPU Kandang Kawat Palembang.

Sebelumnya, dia dilaporkan hilang selama 16 hari. Simak rangkuman TribunJakarta:

1. Pelaku pernah sekantor dengan korban

Polisi berhasil mengamankan terduga pembunuh Aryanita.

Yudi, yang sudah ditetapkan sebagai tersangka, pernah satu kantor dengan korban. Yudi berperawakan kekar dan kepala cepak.

Yudi saat itu merupakan honorer di kantor tempat korban bekerja. Ternyata, Yudi inilah yang terakhir bersama korban dan menjemput korban hingga diketahui korban menghilang bak ditelan bumi.

"Satu pelaku itu teman Ayuk. Dia dahulu satu kantor dengan Ayuk dan statusnya honorer," ungkap Herly saat ditemui di RS Bhayangkara Palembang, Jumat (25/10/2019).

Pihak keluarga, menyakini bila Yudi menjadi salah seorang pelaku pembunuhan terhadap kakak iparnya tersebut. Karena, diketahui bila Yudi ini orang yang terakhir menjemput kakak iparnya hingga diketahui menghilang.

"Motifnya kami tidak tahu, biar polisi yang mengungkap. Kalau untuk lokasi pemakaman, masih menunggu rembukan keluarga dahulu. Karena sekarang masih menunggu untuk divisum dahulu," pungkasnya.

2. Korban ditemukan masih mengenakan seragam PNS

Dari pengakuan tersangka yang salah satunya Yudi, bila korban dikubur di TPU Kandang Kawat Palembang.

Dari situ, tersangka Yudi dibawa ke lokasi untuk menunjukan lokasi di mana korban di kuburkan.

Dari lokasi itu, ditemukan coran seperti tidak ada makam.

Coran tersebut lantas dijebol agar bisa digali.

Proses evakuasi mayat diduga Apriyanita di TPU Kandang Kawat Palembang. Apriyanita adalah PNS Kementeria PU yang hilang sejak 9 Oktober lalu. (ISTIMEWA)
Proses evakuasi mayat diduga Apriyanita di TPU Kandang Kawat Palembang. Apriyanita adalah PNS Kementeria PU yang hilang sejak 9 Oktober lalu. (ISTIMEWA) ()

Setelah digali, posisi korban ditemukan dengan kondisi kaki dikat pakai tali.

Korban tetap mengenakan pakaian PNS.

Kakak korban Heriyanto, mengetahui bila itu adiknya yang hilang.

"Saya kenal dari baju dan celana yang dikenakannya sebelum hilang. Itu memang adik saya," ujarnya saat ditemui di RS Bhayangkara Palembang, Jumat (25/10/2019).

Menurut Heriyanto, sebelum menghilang adiknya dijemput seseorang.

Akan tetapi, ia tidak mengenal siapa orang yang menjemput adiknya.

Namun, dari informasi bila adiknya dijemput temannya satu kantor.

"Saat ditemukan, posisinya bagian atas di cor seperti untuk jalan setapak. Setelah digali, kondisi jenazah dikubur dalam kondisi kaki terikat dan masih mengenakan baju. Saya yakin itu adik saya, melihat baju dan celana," ungkapnya

3. Kaki korban diikat

Apriyanita Diculik Pelaku, Dibunuh dan Dikubur Pakai Cor Semen, Kondisi Kaki Terikat, Kedalam 50 CM! (Tribun Sumsel/Ardiansyah)
Apriyanita Diculik Pelaku, Dibunuh dan Dikubur Pakai Cor Semen, Kondisi Kaki Terikat, Kedalam 50 CM! (Tribun Sumsel/Ardiansyah) ()

Jenazah Aprianita ditemukan di kedalaman 50 cm. Di atas tanah tersangka mengecor tanah agar tidak terlihat seperti makam akan tetapi seperti jalan setapak.

Pihak keluarga yang ikut dalam penggalian tersebut dan ditemukan sesosok mayat yang masih mengenakan baju dan kondisi kaki terikat.

Pihak keluarga mengenali mayat tersebut dari pakaian dan jilbab yang dikenakan korban saat menghilang.

Mayat Apriyanita (50) PNS Kementerian PU Balai Jalan Palembang pertama kali ditemukan oleh petugas penggali kuburan.

4. Diduga terkait utang piutang

Saat ditemui di Unit 1 Subdit III Jatanras Mapolda Sumsel, tersangka Yudi Tama Redianto (41) mengaku tega membunuh korban lantaran tak tahan terus ditagih hutang oleh korban.

"Hutang itu berawal dari tanggal 26 Agustus 2019. Saat itu saya menawari ada lelang mobil di Jakarta. Mobil jenis inova tahun 2016. Harganya Rp.145 juta," ujar Yudi.

Namun bukannya dibelikan mobil, uang tersebut justru dihabiskan tersangka untuk berfoya-foya.

Sementara korban terus menagih agar uangnya dikembalikan.

"Mobilnya tidak ada," ujar Yudi.

Dari total Rp.145 juta, tersangka mengaku sempat mengembalikan uang sebesar Rp 50 juta secara berangsur ke korban.

Puncaknya pada tanggal 8 Oktober 2019, korban kembali menagih uangnya.

Kali ini korban meminta uang sebesar Rp.35 juta.

Sedangkan tersangka mengaku hanya memiliki uang sebesar Rp.15 juta.

"Sebenarnya dia (korban) tidak marah sih, cuma bilang yud, saya butuh uang besok. Bayar hutang kamu Rp. 35 juta. Tapi saya cuma punya uang Rp.15 juta," ujarnya.

Merasa tak tenang karena ditagih hutang, tersangka lantas menghubungi pamannya, Novi atau biasa disapa tersangka dengan panggilan Acik.

Dari situlah tersangka mendapat saran untuk menghabisi nyawa korban.

Rekrutmen CPNS Pemprov DKI Jakarta Dibuka Awal November 2019, Sejumlah Tenaga Bidang Ini Dibutuhkan

Kronologi Mayat PNS Kementerian PU Dicor: Ditemukan Pengggali Kubur, Korban Kenakan Baju PNS

Jadwal French Open 2019: 5 Wakil Indonesia Berebut Tiket Semifinal, Lawannya Berat-berat

Berdasarkan pengakuannya pula, uang Rp.15 juta yang rencananya akan membayar hutang, justru digunakan tersangka untuk membayar jasa orang-orang yang membantunya membunuh korban.

"Acik ngajak Ilyas. Jadi ada 3 orang yang membunuh korban," ucapnya.

Dikatakan tersangka, tidak ada kepercayaan khusus yang selama ini diberikan korban terhadapnya.

Namun menurutnya, korban bersedia diajak bekerja sama dalam bisnis karena mereka sempat bekerja di satu kantor yang sama yakni di satua kerja (Satker) wilayah III PU sejak tahun 2014.

"Waktu satu kantor itu, meja kerja kami bersebelahan. Kemudian saya pindah di wilayah I dan korban tetap di tempat yang lama," ujarnya. (TribunSumsel/Sriwijaya Post)

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved