Sekolah Disegel, Guru SDN Karang Rahayu 01 Bekasi: Kita Sedih Banget, Semua Terlantar

SDN Karang Rahayu 01 di Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi kondisinya hingga hari ini masih disegel oleh ahli waris pemilik lahan.

TRIBUNJAKARTA.COM/Yusuf Bachtiar
Ratusan siswa terlantar tidak bisa masuk ke dalam kelas lantaran sekolah mereka disegel ahli waris, Senin, (28/10/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, KARANG BAHAGIA - SDN Karang Rahayu 01 di Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi kondisinya hingga hari ini masih disegel oleh ahli waris pemilik lahan.

Ratusan siswa yang hadir pagi hari untuk menuntut ilmu terlantar lantaran, tidak bisa masuk ke dalam ruang kelas mereka, Senin, (28/10/2019).

Sejumlah siswa SDN Karang Rahayu 01 Bekasi protes minta dibukakan segel yang dipasang ahli waris pemilik lahan, Senin, (28/10/2019).
Sejumlah siswa SDN Karang Rahayu 01 Bekasi protes minta dibukakan segel yang dipasang ahli waris pemilik lahan, Senin, (28/10/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/Yusuf Bachtiar)

Aksi penyegelan telah dilakukan sejak, Jumat, (25/10/2019).

Hari itu, perwakilan ahli waris mulai menebar ancaman penutupan sekolah dengan memasang spanduk dan poster berisi penyegelan.

Siswa kala itu masih dapat menikmati ruang kelas mereka untuk kegiatan belajar mengajar.

Lalu keesokan harinya, atau Sabtu, (26/10/2019), penyegelan total telah benar-benar dilakukan pihak ahli waris.

Guru terpaksa menggelar proses belajar mengajar di teras, depan ruang kelas mereka yang telah dipaku menggunakan papan triplek.

Kisruh penyegelan ini terus berlanjut hingga hari ini, siswa yang tak tahu apa-apa merasa kecewa.

Mereka yang sudah tahu ruang kelas tak bisa digunakan tetap hadir demi menuntut ilmu.

Sri Hartini guru SDN Karang Rahayu 01 Bekasi, mengatakan, pihaknya sampai saat ini belum bisa berbuat banyak.

Siswa sejak pertama kali aksi penyegelan tetap diminta hadir ke sekolah untuk melakukan kegiatan belajar mengajar.

"Kami sebagai guru hanya bisa menunggu, karena KBM (kegaiatan belajar mengajar) berjalan seperti biasa," kata Sri.

Dia dan guru lainnya sedih melihat kondisi anak didiknya yang penuh semangat menuntut ilmu harus dikorbankan terkait masalah sengekatan lahan.

Dia berharap ada titik temu antara pemeritnah daerah dan ahli waris agar sengekatan lahan tidak berdampak langsung ke siswa.

"Kita sedih banget lihat kondisi siswa kaya gini semua sedih, semua terlantar," ujarnya.

Pihak sekolah megaku belum menetapkan akan pindah ke lokasi mana jika ruang kelas mereka benar-benar tidak bisa dibuka.

Beberapa opsi lokasi sementara memang sudah disiapkan tetapi, pihak sekolah maupun siswa berharap ada itikad baik dari pemilik lahan untuk dibukakan segel sementara waktu.

"Ini masih tahap pengobrolan (agar dibukakan), terus mungkin kalau enggak bisa dibuka akan dipindah ke SD terdekat atau lokasi lain yang bersedia menampung, yang penting siswa bisa belajar," jelasnya.

Adapun untuk sengekatan lahan SDN Karang Rahayu 01 Bekasi sudah terjadi sejak lama.

Kedua belah pihak yakni, Pemda Bekasi dan ahli waris saling gugat menggugat hingga akhirnya persidangan memutuskan bahwa pemilik sah lahan merupaka ahli waris atas nama Yakoeb Adrianto.

VIDEO Sekolah Disegel Ahli Waris, Siswa SDN Karang Rahayu 01 Panjat Pagar Gelar Aksi Unjuk Rasa

Kisruh penyegelan gedung SDN Karang Rahayu 01 di Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi terus berlanjut.

Kali ini, ratusan siswa berkumpul di halaman sekolah menggelar aksi unjuk rasa agar dibubukan pintu kelas oleh ahli waris pemilik lahan, Senin, (28/10/2019).

Senin pagi tepat di hari peringatan sumpah pemuda, ratusan siswa SDN Karang Rahayu 01 dirampas hak atas pendidikan.

Bangunan sekolah mereka yang beridiri di lahan sengketa terpaksa disegel oleh ahli waris pemilik lahan yang secara sah memenangkan persidangan.

Aksi penyegelan telah dilakukan sejak, Jumat, (25/10/2019).

Hari itu, perwakilan ahli waris mulai menebar ancaman penutupan sekolah dengan memasang spanduk dan poster berisi penyegelan.

Siswa kala itu masih dapat menikmati ruang kelas mereka untuk kegiatan belajar mengajar.

Lalu keesokan harinya, atau Sabtu, (26/10/2019), penyegelan total telah benar-benar dilakukan pihak ahli waris.

Guru terpaksa menggelar proses belajar mengajar di teras, depan ruang kelas mereka yang telah dipaku menggunakan papan triplek.

Kisruh penyegelan ini terus berlanjut hingga hari ini, siswa yang tak tahu apa-apa merasa kecewa.

Mereka yang sudah tahu ruang kelas tak bida digunakan tetap hadir demi menuntut ilmu.

"Buka-buka, buka pintunya, bukan pintunya sekarang juga," teriak ratusan siswa yang meminta ruang kelas mereka segera dibuka.

Luthfi salah satu siswa mengaku kondisinya sekolah mereka yang disegel sangat mengganggu proses belajar mengajar.

Ironis, ia dan kebanyakan siswa lainnya tidak tahu menahu kenapa ruang kelas mereka disegel.

"Enggak tahu dah kayanya disegel, udah tiga hari, enggak bisa belajar (hari ini), (kemarin) belajar di luar, enggak nyaman," kata Luthfi.

Hal yang sama dirasakan Dinar, siswa kelas 4 SD ini mengaku masalah penyegelan ini dapat diselesaikan secepatnya.

Sebab, selama tiga hari kisruh penyegelan, ia dan teman-temannya tak dapat berkonsentrasi belajar karena mengkhawatirkan kondisi sekolah.

"Pengennya cepet selesai, enggak bisa masuk disegel semua kelas," ujarnya.

Penyegelan rupanya bukan hanya dilakukan di ruang kelas, pihak ahli waris juga menutup rapat gerbang sekolah menggunakan gembok.

Seluruh siswa terpaksa memanjat pagar agar bisa masuk ke area sekolah.

Video aksi siswa SDN Karang Rahayu :

SDN Karang Rahayu 01 Bekasi Disegel Total, Guru Belum Tahu Mau Pindah Ke Mana

Siswa SDN Karang Rahayu 01 Bekasi terpaksa belajar di teras setelah bangunan sekolah disegel pemilik lahan. Sabtu (26/10/2019) kemarin.
Siswa SDN Karang Rahayu 01 Bekasi terpaksa belajar di teras setelah bangunan sekolah disegel pemilik lahan. Sabtu (26/10/2019) kemarin. (Istimewa/SDN Karang Rahayu 01)

Gedung SDN Karang Rahayu 01 di Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi, telah disegel total oleh ahli waris pemilik lahan.

Hingga kini, guru belum bisa pastikan bakal memindahkan proses belajar mengajar ke mana, Minggu, (27/10/2019).

Ade Rosdian, guru SDN Karang Rahayu 01 Bekasi, mengatakan, pihaknya sampai saat ini belum memutuskan lokasi mana yang akan menjadi tempat sementara siswa melaksanakan proses belajar mengajar.

"Belum tahu mau pindah ke mana, yang pasti sekolah masih akan terus berlangsung tidak ada yang diliburkan," kata Ade kapada TribunJakarta.com.

Sejak kemarin, Sabtu, (26/10/2019), proses belajar mengajar dilakukan di teras depan kelas.

Hal ini lantaran, seluruh pintu ruangan disegel pemilik lahan menggunakan papan kayu yang dipaku memalang.

"Semua sudah ditutup, ruang kelas, ruang guru, udah enggak bisa kita masukin, terpkasa belajar di luar," ungkapnya.

Sekolah sejak kemarin telah mengintsruksikan kepada seluruh siswa agar pada Senin, (28/10/2019), besok, tetap hadir ke sekolah.

Pihaknya berencana baru akan menginfomasi lokasi sementara ketika siswa berkumpul.

"Besok baru akan kita putuskan untuk lokasi pemindahan sementara, kita enggak ingin siswa malah takut datang ke sekolah karena kelasnya disegel," paparnya.

Aksi penyegelan sendiri sudah dilakukan ahli waris pemilik lahan sejak Jumat, (25/10/2019).

Pada hari pertama penyegelan itu, siswa masih dapat menggunaan ruang kelas untuk aktivitas belajar mengajar.

Hanya ada spanduk berisi keputuan persidangan yang menyatakan ahli waris memenangkan persidangan atas sengketa lahan, dipasang di tengah-tengah bangunan sekolah dengan ukuran yang cukup besar.

Tidak hanya itu, sejumlah poster bertulisakan penyegelan juga di pasang di beberapa sudut dinding sekolah.

Menurut guru setempat, kejadian penyegelan berlangsung pagi hari, sejumlah orang mengaku dari ahli waris langsung memasang spanduk besar dan poster.

Namun di hari berikutnya hingga saat ini, ahli waris atas nama Yakoeb Adrianto benar-benar menyegel total bangunan sekolah.

Kejadian ini membuat siswa dan guru terbengkalai, proses belajar mengajar terganggu karena siswa dipaksa belajar di teras secara lesehan.

Disegel Total, Siswa SDN Karang Rahayu 01 Bekasi Belajar di Teras

Kondisi SDN Karang Rahayu 01, di Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi tak lagi bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

Hal ini lantaran gedung sekolah disegel total ahli waris yang mengultimatum pemerintah daerah agar segera mengosongkan lahan tersebut.

Ade Rosdian, guru SDN Karang Rahayu 01, mengatakan, pada Sabtu, (26/10/2019), kemarin, siswa tidak lagi dapat menggunakan ruang kelas untuk kegaiatan belajar mengajar.

Sebab, seluruh pintu kelas telah dipasang segel berupa papan kayu yang dipaku memalang.

"Kemarin kita terpaksa belajar di teras, karena seluruh ruangan sudah dipasang segel, kita enggak bisa masuk bongkar gitu aja karena pemilik lahan sudah pasang segel papan kayu gitu," kata Ade, Minggu, (27/10/2019).

Ia menjelaskan, kondisi sekolah sejak kemarin benar-benar tidak kondusif.

Siswa yang terpaksa belajar di teras depan kelas tidak bisa berkonsentrasi saat belajar mengajar berlangsung.

"Kita terpaksa belajar di teras, enggak tempat lain semua duduk di lantasi lesehan aja, gurunya juga," ujar dia.

Aksi penyegelan sendiri sudah dilakukan ahli waris pemilik lahan sejak Jumat, (25/10/2019).
Pada hari pertama penyegelan itu, siswa masih dapat menggunaan ruang kelas untuk aktivitas belajar mengajar.

Hanya ada spanduk berisi keputuan persidangan yang menyatakan ahli waris memenangkan persidangan atas sengketa lahan, dipasang di tengah-tengah bangunan sekolah dengan ukuran yang cukup besar.

Tidak hanya itu, sejumlah poster bertulisakan penyegelan juga di pasang di beberapa sudut dinding sekolah.

Menurut guru setempat, kejadian penyegelan berlangsung pagi hari, sejumlah orang mengaku dari ahli waris langsung memasang spanduk besar dan poster.

Namun di hari berikutnya hingga saat ini, ahli waris atas nama Yakoeb Adrianto benar-benar menyegel total bangunan sekolah.

Hari Sumpah Pemuda, Mahasiwa Unindra Akan Gelar Aksi Reformasi Dikorupsi di Istana

Hari Sumpah Pemuda, Mahasiswa UIN Jakarta Turun ke Istana Desak Presiden Jokowi Terbitkan Perppu KPK

Pengemudi Livina Jadi Tersangka Gegara Tabrak Apotek Senopati Hingga Satpam Tewas

Nagita Slavina dan Rafathar Betengkar Karena Hal Ini, Begini Sikap Raffi Ahmad Terhadap Sang Istri

Kejadian ini membuat siswa dan guru terbengkalai, mereka belum dapat memastikan akan pindah ke lokasi mana untuk melaksanakan proses kegaiatan belajar mengajar.

"Kemarin belajar seperti biasa cuma enggak kondusif, pulang seperti biasa jam 12, nah untuk siswa yang masuk siang udah makin enggak kondusif karena mereka kebingungan enggak bisa masuk kelas lihat anak pagi pada belajar di teras jadi banyan yang enggak masuk sekolah," jelas Ade.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved