1000 Ton Sampah Berhasil Terangkut dari Bendungan Koja Jatiasih
Proses pembersihan sampah bambu di bendungan Koja, Sungai Cikeas, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi telah rampung dilakukan.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, JATIASIH - Proses pembersihan sampah bambu di bendungan Koja, Sungai Cikeas, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi telah rampung dilakukan.
Sebanyak 1000 ton sampah berhasil terangkut selama dua pekan sejak pertama kali dibersihkan, Selasa, (15/10/2019) lalu.
Ketua Komunitas Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C), mengatakan, proses pembersihan memakan waktu hingga dua pekan lantaran, terdapat sejumlah kendala yakni, pembersihan yang dilakukan secara manual.
"Pertama yang jadi kendala adalah kita melakukan pembersihan secara manual, kedua volume sampah yang cukup banyak dan besar, ada sekitar 1000 ton sampah yang terangkut selama dua pekan ini," kata Puarman saat dikonfimasi, Selasa, (29/10/2019).
Puarman menjelaskan, selama proses pembersihan ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi menerjunkan satu unit alat crane.
Alat tersebut berfungsi sebagai pengangkut batang pohon berukuran besar yang mengumpat aliran kali.
"Ada 11 instasi, baik dari Pemkot Bekasi, Pemkab Bogor, BBWSCC, kepolisian dan TNI, serta dari warga sekitar," jelas Puarman.
Sementara itu, Kepala DLH Kota Bekasi, Yayan Yuliana, mengatakan, pihaknya akan segera membangun infrakstruktur berupa jaring sampah di Bendungan Koja.
Jaring ini nantinya diharapkan akan memudahkan proses pemberihan jika sewaktu-waktu kejadian serupa terulang.
"Nanti yang akan bangun dari Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, ketika ada jaring sampah proses pembersihan akan lebih mudah dan tidak mengalir sampai ke hilir," jelas dia.
Adapun sebelumnya, sampah bambu di Bendungan Koja Kali Cikeas menumpuk sejak, Rabu, (9/10/2019), sampah ini berasal dari hulu sungai yang terbawa arus saat volume air meningkat ketika hujan di kawasan Bogor.
Sampah bambu ini menumpuk memenuhi permukaan kali sepanjang 160 metet dengan ketebalan diperkirakan satu meter.
Volume sampah bambu diprediksi mencapai 1.200 meter kubik, kejadian ini dari catatan KP2C merupakan yang kesembilan selama satu tahun terakhir.
Pembersihan Sampah Bambu di Bendungan Koja Jatiasih Diprediksi Berlangsung 2 Pekan
Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C), Puarman menyebutkan proses pembersihan sampah bambu yang menumpuk di Bendungan Koja, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi bisa memakan waktu hingga dua pekan.
Hal ini, kata dia, dikarenakan proses pengangkutan sampah dilakukan secara manual.
Sebab, akses jalan untuk kendaraan alat berat tidak memungkinkan.
"Kalau prosesnya manual kaya gini bisa sampai dua minggu, karena lama enggak bisa dikeruk langsungkan kaya pakai alat berat, cuma mengandalkan crane sama aja paling untuk material sampah ukuran besar," kata Puarman.
Adapun selain diangkut secara manual, proses pembersihan ini dilakukan juga dengan cara menggelontorkan sampah ke hilir sungai.
Nantinya, di pertemuan antara kedua sungai tepatnya di Perumahan Kemang Pratama, sampah dihadang dan diangkut dengan alat berat.
"Jadi alat berat ga di sini tapi di bawah. Jadi kayu yang besar-besar kita angkat pakai crane, crane kan bisa masuk. Yang ukurannya sedang kita gelontorkan ke bawah terutama yang bambu, dan sampah kecil yang tidak kita angkat," jelas dia.
Jarak dari lokasi tumpukan sampah di Bendungan Koja sampai ke pertemuan antara dua sungai Cileungsi dan Cikeas sekitar 500 meter. Selama proses pembersihan, sampah yang dogelontorkan akan dikawal petugas hingga ke titik alat berat dapat mengangkut di Perumahan Kemang Pratama.
"Setelah ketemu Sungai Cileungsi, kalinya sudah sangat besar, lebarnya 20 meter. Di sana seandainya nyangkut bisa kita angkat, karena akses masuk alat berat bisa," paparnya.
Selain terkendala alat berat serta proses pembersihan manual, keterbatasan personel juga menjadi kendala.
Hari kedua peroses pembersihan saja, Puarman mencatat ada sekitar 66 personel saja, berbeda dengan kemarin yang mencapai 169 personel.
"Kalau kemarin ada dari TNI, Polisi, dari DLH Kabupaten Bogor juga ada, PJT II, kalau yang saat ini hari kedua mayoritas dari DLH Kota Bekasi," imbuhnya.
Terkendala Akses Jalan, Pembersihan Sampah Bambu di Bendungan Koja Dilakukan Secara Manual

Proses pembersihan sampah bambu yang menumpuk Kali Cikeas tepatnya di Bendungan Koja, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi telah dilakukan sejak Selasa, (15/10/2019).
Pembersihan dilakukan dengan cara manual, cara ini ditemput lantaran petugas kesulitan menerjunkan alat berat akibat terkendala akses.
Ketua Kominitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C), Puarman, mengatakan, sejak kemarin, prosea pembersihan dilakukan dengan dua cara. Pertama, menerjunkan personel langsung ke dalam sungai untuk mengangkut sampah secara manual.
"Pembersihan kan manual karena alat berat enggak nungkin masuk sini. Alat berat itu 4,5 meter (lebar), akses masuk 3 meter. Nah kita skenarionya adalah diangkat manual, libatkan banyak orang," kata Puarman.
Untuk memudahkan pengangkutan material sampah berukuran besar, petugas juga menerjunkan alat crene. Sampah yang diangkut dikumpulkan terlebih dahulu di bibir sungai untuk diangkut menggunakan truk sampah.
"Warga juga khawatir kalau tanggul kita jebol supaya akses alat berat takutnya malah menimbulkan masalah baru sewaktu-waktu bisa jebol karena daya rekat tidak kuat," jelas dia.
Langkah kedua yang dilakukan dalam proses pembersihan ini yakni menggelontorkan smapah bambu dan sampah lainnya ke hilir sungai.
"Sampah digelontorkan ke hilir, nanti di pertemuan dua sungai di Kemang Pratama dihambat di sana, baru diangkat pakai alat berat, karena akses di sana cukup luas," tegas dia.
Adapun untuk pembersihan hari kedua ini, sampah bambu masih menumpuk cukup banyak. Bahkan, kepadatannya masih mampu diinjak tanpa khawatir terjeblos ke dalam aliran kali.
Sampah Bambu Masih Menumpuk di Bendungan Koja Jatiasih, 100 Personel Gabungan Diturunkan

Tumpukan sampah bambu di Bendungan Koja Kali Cikeas, Jatiasih, Kota Bekasi, masih menumpuk.
Pemerintah Kota Bekasi bersama unsur gabungan sejak kemarin telah mengangkut sampah tersebut pada Rabu (16/10/2019).
Sampah bambu ini masih memenuhi permukaan kali dan ukuran panjang bambu bervariasi dari satu meter hingga lebih.
Saking padatnya, tumpukan sampah bambu bahkan dapat dinaiki permukaannya.
Sampah bambu tersebut bercampur dengan sampah rumah tangga dan kayu besar, sehingga aliran air tersumbat.
Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Bekasi, Masriwati, mengatakan panjang tumpukan sampah ini diperkirakan mencapai 160 meter dengan lebar delapan meter.
"Untuk total sampahnya itu sekitar 1.200 kubik," kata Masriwati.
Pembersihan sampah bambu sudah sejak Selasa (15/10/2019). Sebanyak 100 personel gabungan sudah diterjunkan.
"Ada dari TNI, Polisi, dari DLH Kota Bekasi saja ada sekitar 70 orang kita terjunkan," ungkap dia.
Proses pembersihan dilakukan dengan cara diangkut secara manual.
• Korban Kapal Terbalik di Pelabuhan Tanjung Priok Ditemukan Dalam Kondisi Tak Bernyawa
• Pemprov DKI Luncurkan Program Kebun Hidroponik di Rusun Tingkatkan Pemberdayaan Masyarakat
• SMK di Depok Dirusak Massa, Saksi Sebut Penyerang Teriak Temannya Meninggal
Pihak Dinas Lingkungan Hidup juga menerjunkan crane untuk mengangkat sampah kayu ukuran besar.
"Sampahnya kita angkut, ada dari Kabupaten Bogor juga kita kerja sama, artinya proses ini dilakukan bersama-sama," jelas dia.
Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) Puarman, mengatakan fenomena tumpukan sampah bambu di Kali Cikeas sudah beberapa kali.
Sampah ini merupakan sampah kiriman dari hulu sungai, terbawa arus saat volume air meningkat dan menumpuk di Bendungan Koja.
"Asal ada kenaikan air sungai Cikeas hampir 200 cm, selalu membawa material sampah bambu. Jenis sampah 90 persen sampah bambu, 10 persen sampah rumah tangga," ujar Puarman.