Miris! Kisah Kudus Hidup Tanpa Listrik Selama 10 Tahun di Ibu Kota, Tak Harapkan Belas Kasihan

Di tengah gemerlap cahaya Ibu Kota di malam hari, Kudus (55) harus hidup tanpa listrik sejak 10 tahun belakangan.

Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina
Kudus, warga Jalan Kalianyar X RT 2/7, Tambora, Jakarta Barat yang hidup tanpa listrik 10 tahun terakhir, Jumat (1/11/2019) 

Setiap harinya Kudus akan pergi mengamen sambil mengumpulkan botol bekas sejak pagi hari.

Jika tubuhnya kuat dan tenaganya masih tersisa, ia akan bekerja sampai sore hari.

Namun jika sebaliknya ia akan pulang dengan segera untuk memulihkan kondisinya.

Bantuan

Kudus, warga Jalan Kalianyar X RT 2/7, Tambora, Jakarta Barat yang hidup tanpa listrik 10 tahun terakhir, Jumat (1/11/2019)
Kudus, warga Jalan Kalianyar X RT 2/7, Tambora, Jakarta Barat yang hidup tanpa listrik 10 tahun terakhir, Jumat (1/11/2019) (Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Hidup 10 tahun tanpa listrik, Kudus mengatakan tak pernah menerima bantuan apapun selain bantuan rutin dari pemerintah.

Ya, setiap bulannya Kudus menerima bantuan beras 5kg dan sembako lainnya.

Namun karena di rumahnya tak ada listrik dan peralatan masak, bantuan tersebut ia jual kembali.

"Setiap dapat saya jual lagi. Uangnya buat beli lauk pauk aja setiap hari. Karena di rumah juga enggak ada apa-apa," jelasnya.

BJPS Kesehatan Naik 100 Persen, Penunggak Iuran Terancam Tidak Bisa Urus SIM dan Paspor

Buruh Usulkan UMK Kabupaten Bekasi 2020 Sebesar Rp 4,9 Juta

Dilantik Jadi Kapolri, Idham Azis Diberi Waktu Hingga Desember Selesaikan Kasus Novel Baswedan

Sementara itu, ketua RT setempat, Urip mengatakan untuk bantuan dari warga sekitar saat ini sudah tidak ada lagi.

"Dulu warga di sini bantu listrik, cuma semenjak enggak dia (Kudus) enggak kerja ya sudah enggak lagi. Bantuan makan dari tetangga juga ditolak sama dia. Kudus ini enggak mau dikasihani," ucapnya.

Belum Berkeluarga

Hidup tanpa listrik, membuat Kudus tak terpikir untuk membangun rumah tangga.

Sejak dirinya tidak kerja, ke-2 adiknya tak membayarkan listrik karena ekonomi yang juga serba pas-pasan.

"Jangankan kepikiran istri, listrik aja enggak mampu bayar sampai diputus. Saya juga cuma kerja jadi. Jadi faktor ekonomi yang buat saya sudah enggak kepengin menikah," jelasnya.

Kendati demikian, dirinya tak mempersalahkan hal itu. Ia mencoba tetap tegar dan mensyukuri apapun yang ada dalam hidupnya.

"Yang penting jangan mengharapkan belas kasihan. Walaupun enggak mampu, untuk makan tetap harus bekerja," tandasnya

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved