Suka Duka Vani Ngamen Sambil Gendong Anak Keliling Kantin Karyawan Demi Beli Susu
Saat para karyawan memadati kantin di jam istirahat kantor, jari jemari Vani Eliana (24) mulai memetik gitar sembari bernyanyi.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, SETIABUDI - Saat para karyawan memadati kantin di jam istirahat kantor, jari jemari Vani Eliana (24) mulai memetik gitar sembari bernyanyi.
Vino Stefanus (1), anak keduanya, turut digendongnya kala ia mengamen berkeliling kantin.

Sinar mentari sedang berada di atas kepala tatkala Vani mulai mengamen.
Ia tak lupa memakaikan topi kepada Vino agar kepala anak bungsunya tak tersiram sinar mentari.
Vani juga sudah menyiapkan payung merah jambu untuk melindungi anaknya dari sengatan panas matahari di siang itu.
Kala berkeliling, mulut Vino sesekali sibuk menyedot susu dari botol bayi yang digenggamnya.
Usai menyedot susu dari botol, Vino tak bisa diam.
Kedua tangan dan kakinya digerak-gerakkan saat berada di gendongan ibunya.
Tangan mungilnya merogoh-rogoh kantong lalu mengambil uang yang ada di dalamnya.
Vani bersama Vino beralih dari satu kantin ke kantin lainnya untuk mencari derma kepada setiap pengunjung.
Ia kemudian mendekat ke meja-meja makan mereka.
Tak sedikit dari karyawan yang merogoh saku bajunya untuk memberikan derma ke dalam sebuah kantong yang digantungkan di ujung gitar Vani.
Vani menganggukkan kepalanya kepada para karyawan yang memasukkan uang ke dalam kantong itu.
Demi Biaya Susu Anak

Vani Eliana mengamen di kawasan perkantoran untuk mencari derma.
Semenjak berpisah dengan suaminya, Vani harus berjuang untuk menghidupi kedua anaknya, Marcela (2) dan Vino (1).
Hasil dari mengamen, lanjut Vani, digunakan untuk membeli susu untuk kedua anaknya.
"Kalau enggak ngamen, nanti enggak bisa beli susu buat anak saya," ungkapnya kepada TribunJakarta.com di kawasan Setiabudi pada Selasa (5/11/2019).
Namun, Vani mengaku hanya satu jam lamanya kala mengamen di jalan.
Ia khawatir anaknya akan lelah bila dibawa keliling seharian.
Dalam satu jam mengamen, Vani bisa menghasilkan sekitar Rp 150 ribu.

Setiap hari, Vani selalu berpindah-pindah lokasi saat mengamen.
Mulai dari bilangan Setiabudi, Karet Kuningan dan Kebayoran Baru.
Dari rumah di bilangan Ciledug, biasanya ia pergi menggunakan angkutan umum ke lokasi mengamen.
"Kalau hari Minggu saya biasanya sama ayah ngamen di depan gereja," tambahnya perempuan yang selalu membawakan lagu rohani di setiap mengamen itu.
Ayah Vani, Lucas juga membantu Vani dalam mencukupi kebutuhan kedua cucunya itu.
Suka Duka Mengamen

Vani mengaku membawa beban yang berat kala mengamen sambil menggendong anaknya.
Ia harus menggendong Vino lantaran di rumah tak ada yang menjaganya.
"Kalau lagi panas ya kepanasan. Kalau lagi hujan ya kehujanan apalagi sambil bawa anak kecil," ungkapnya.
Tak hanya Vani yang mengamen di kawasan Setiabudi.
Para pengamen lain pun tampak lalu lalang di sekitar kantin yang dipenuhi karyawan saat jam makan kantor itu.
Namun, Vani mengaku tak pernah diganggu oleh mereka.
"Enggak pernah salah paham. Saling menghormati dan pengertian aja," pungkasnya.