Bom di Mapolrestabes Medan
Cara Kerja Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan yang Lukai 6 Orang, Lilitkan Bom di Pinggang
Cara kerja pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan yang lukai enam orang, lilitkan bom di pinggang.
Penulis: Suharno | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
"Dia kalau enggak salah ada empat bersaudara. Dia dulu sempat di Aceh," tutur Poetra.
"Waktu kecil dia Aceh dan sudah besar pindah balik lagi ke sini setelah tsunami," lanjutnya.
Rabbial, lanjut dia, setelah menikah pindah ke Marelan.
Dia sempat urus surat perpindahan dan istrinya dulu juga orang sekitar.
"Mungkin setahun lebih dia sudah pindah. Karena 2018 dia sudah tidak di sini," jelasnya.
"Jujur saya kaget melihatnya seperti ini. Karena dia aktif dulu di kegiatan masjid. Dia juga bersosialisasi sama teman-temannya," imbuh Poetra.
• 5 Fakta Anggota Polisi & Mobilnya Diamuk Massa di Pasar Minggu, Diduga Mabuk Lalu Serempet Orang
Berubah Sejak Menikah
Teman masa kecil Rabbial alias Dedek mengaku terkejut mendengar pria muda itu nekat meledakkan diri di Polrestabes Medan.
W, yang tumbuh bersama Rabbial di wilayah Medan Petisah semasa kecil, selama mengenal Dedek (24), temannya itu dikenal baik dan tidak pernah aneh-aneh.
"Pelaku baik, dia pernah jadi ketua BKM (badan kenaziran masjid). Kami enggak menyangka dia berperilaku seperti itu," kata W disekitar lokasi rumah orangtua pelaku, Rabu (13/11/2019).
"Mungkin dia terpapar paham radikal itu bukan disini, tapi setelah menikah," sambungnya.
Setelah menikah dan pindah bersmaa istrinya ke daerah Medan Marelan, ia jarang mendengar kabar dari temannya itu.

Kesaksian lain yang diberikan oleh W, bahwa temannya semasa kecil itu ternyata tidak tamat sekolah.
"Ya, dia enggak tamat sekolah," jelas W.
Sementara itu, Kepling IV, Nardi (59) yang mengaku pernah mengenal Rabbial juga membenarkan bahwa pelaku bom bunuh diri itu lahir di daerah tersebut.