Bom di Mapolrestabes Medan
Ledakan di Mapolrestabes Medan, Jumlah Pemohon SKCK di Polres Metro Tangerang Berkurang
Pascaledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, pelayanan pembuatan SKCK di Mapolres Metro Tangerang Kota mendadak sepi.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Pascaledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, pelayanan pembuatan SKCK di Mapolres Metro Tangerang Kota mendadak sepi.
Dari pantauan langsung, SKCK yang sangat berdekatan dengan gerbang masuk mako tampak tak seramai dari hari biasanya.

Namun, Kasubag Humas Polres Metro Tangerang Kota, Kompol Abdul Rachim mengatakan kalau sepinya SKCK karena sudah ramai sejak tanggal 11 November 2019.
"SKCK sekarang sudah sepi, karena memang sudah ramai awal-awal pembukaan CPNS dari Senin kemarin," ucap Rachim kepada TribunJakarta.com, Rabu (13/11/2019).
Kendati demikian, ia tidak bisa memastikan sepinya pemohon SKCK adalah imbas dari ledakan bom di Medan pagi ini.
Ia memastikan, walau penjagaan dan pengamatan terhadap warga yang keluar masuk diperkatat, tidak akan mengganggu aktivitas pembuatan SKCK dan lainnya.
"Pengamanan terus dilakukan tapi tidak mencolok ya, karena untuk menjaga keamanan dan kenyamaan dari warga yang mondar-mandir di Polres," ucap Rachim.
Hingga saat ini, lanjut dia, belum ditemukan orang-orang yang mencurigakan dan melakukan hal-hal melawan petugas yang berjaga.
"Alhamdulillah belum ada, tapi untuk SKCK terap berlangsung walau sudah berkurang karena sudah ramai dari kemarin-kemarin," tutup Rachim.
Sebelumnya, pria yang masih diselidiki identitasnya itu masuk ke Mapolrestabes Medan menggunakan jaket Grab dan meledakan dirinya di dekat gerbang masuk.
Kejadian tersebut terjadi hari Rabu (13/11/2019) pagi saat Mapolrestabes Medan sedang dipenuhi oleh masyarakat yang sedang membuat SKCK.
Imbas Ledakan di Polrestabes Medan, Pemohon SKCK di Polres Metro Jakarta Selatan Ketakutan
Polrestabes Medan diguncang ledakan yang diduga bom bunuh diri pada Rabu (13/11/2019) pagi.
Ledakan itu terjadi ketika masyarakat tengah membuat Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), sebagai salah syarat mengikuti proses seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Imbas ledakan tersebut ternyata sampai ke ibu kota, tepatnya di Polres Metro Jakarta Selatan, Kebayoran Baru.
Seorang pembuat SKCK bernama Fait mengaku takut peristiwa serupa terulang.
"Sebenarnya iya sih, tadi masuk sini agak takut soalnya biasanya (ledakan bom) di tempat kayak gini," kata perempuan berusia 28 tahun itu.
"Cuma rasanya aman sih karena ada penjagaan di depan juga," tambah dia.
Pascaledakan di Polrestabes Medan, pengamanan di Mapolres Metro Jakarta Selatan diperketat.
Sejumlah personel Kepolisian berjaga di depan gerbang Mapolres. Mereka mengenakan rompi anti peluru.
Polisi kemudian memeriksa satu per satu pengunjung yang masuk ke Mapolres.
Pemeriksaan meliputi barang bawaan pengunjung, hingga jaket yang dikenakan. Setelah semua dipastikan aman, pengunjung baru diperbolehkan masuk.
Sementara itu, Polisi tidak mengizinkan pengemudi ojek online (ojol) untuk masuk.
Mereka diharuskan memarkirkan kendaraannya di luar Mapolres, dan menunggu di pos jika ingin mengantar barang atau makanan.
Wajah pelaku terekam CCTV
Kepolisian masih mendalami identitas pelaku bom bunuh diri di halaman Mako Polrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019).
Hal itu didalami oleh Densus 88 antiteror, Inafis dan Labfor Polda Sumatera Utara yang kini sedang melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
"Olah TKP ini untuk memastikan identitas pelaku," ujar Karopenmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo saat Konferensi pers, dalam Program Breaking News Kompas TV, Rabu (13/11/2019).

Dengan teknologi yang dimiliki Inafis, sidik jari pelaku akan diambil untuk mencocokkan dengan data e-KTP.
"Nanti database tersebut akan terkoneksi dengan database yang ada di Dukcapil. Sehingga dalam waktu yang tidak lama identitas pelaku bisa diketahui," jelasnya.
Selain identitas pelaku, kepolisian akan menerujsa partikel-partikel yang ditemukan dari lokasi bom bunuh diri. Tak lain untuk mengetahui jenis bom bunuh diri yang diledakkan.
"Semua partikel yang ditemukan akan diuji Labfor untuk mengetahui jenis bomnya. Demikian juga senyawa-senyawa yang dipakai untuk merakit bomnya," ujarnya.
Sejauh ini berdasarkan dugaan sementara pelaku bom bunuh diri berjumlah satu orang.
Ledakan bom bunuh diri ini mengakibatkan enam orang luka-luka.
"Empat anggota Polri. Kemudian satu pekerja harian lepas. Satu masyarakat," jelas jenderal bintang satu polri itu.
Dia menjelaskan pula, ada empat kendaraan mengalami kerusakan.
"Ada tiga kendaraan mobil dinas dan satu kendaraan milik pribadi," ujarnya.
Saat ini Densus 88 antiteror, Inavis dan Labfor Polda Sumatera Utara sedang melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) ledakan di halaman Mako Polrestabes Medan, Rabu (13/11/2019).
"Olah TKP ini untuk memastikan identitas pelaku. Kemudian semua partikel yang ditemukan akan diuji Labfor untuk mengetahui jenis bomnya. Demikian juga senyawa-senyawa yang dipakai untuk merakit bomnya," jelasnya.
Menurut informasi yang disampaikan Kompas TV, saat ini Kepolisian meminta awak media dan warga mundur beberapa jarak dari pintu masuk Mapolrestabes Medan.
Hal tersebut dilakukan untuk benar-benar mensterilkan lingkungan Mapolrestabes Medan.
Pihak Kepolisian juga mensterilkan lingkungan sekitar Mapolrestabes Medan.
Mengingat Mapolrestabes Medan berada di tengah-tengah kota.
Selain itu juga terletak di sekitar pemukiman warga dan sekitar perkantoran, termasuk kantor KPUD dan PMI.
Dedi Prasetyo mengatakan jika prosedur pengamanan markas kepolisian sudah dilakukan dengan ketat.
Pelaku yang meledakkan dirinya di Mapolrestabes Medan mengaku hendak mengurus surat keterangan catatan kepolisian (SKCK).
“Kejadiannya di halaman dan cukup mengejutkan. Standar pengamanan mako di seluruh Polres dan Polda sudah dilaksanakan baik. Sebelum meledak tadi seluruh masyarakat yang mau masuk dilakukan upaya sterilisasi dan digeledah,” katanya.
Namun demikian memang hari ini secara kebetulan masyarakat cukup banyak berbondong-bondong untuk membuat SKCK.
Pelaku diduga masuk dengan alasan mengurus SKCK.
Kepolisian Meningkatkan Kewaspadaan
Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, menyebutkan kepolisian sedang melakukan olah TKP secara matang.
Dedi Prasetyo pun mengkonfirmasi, dugaan sementara, ledakan bom tersebut diduga sebagai bom bunuh diri.
"Dugaan sementara memang betul, kejadian tersebut dapat diduga sebagai bom bunuh diri," kata Dedi Prasetyo, dalam wawancara yang ditayangkan Kompas TV.
Dedi pun menginformasikan, pelaku diduga meninggal dunia dalam kejadian tersebut.
Mabes Polri meminta masyarakat untuk bersabar karena tim sedang melakukan olah TKP di lapangan.
• Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan, Driver Ojol yang Sikapnya Berubah Semenjak Menikah
• Pemohon SKCK di Kota Bekasi Capai 1.000 Orang Per Hari
• PSI Sebut Pemprov DKI Berpotensi Defisit Anggaran Rp 10,7 Triliun
Untuk mengantisipasi, Dedi Prasetyo menyebutkan anggota polri akan meningkatkan kewaspadaan.
"Sesuai prosedur, untuk seluruh anggota Polri meningkatkan kewaspadaan, tetapi pelayanan masyarakat tetap menjadi fokus utama,"
Sampai saat ini, pihak kepolisian terus berjaga ketat di dalam maupun di sekitar Polrestabes Medan.
Penjagaan ketat ini juga berlaku di kantor-kantor kepolisian Indonesia.
Kronologi
Aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, saksi teriak bom, warga langsung lari ketakutan.
Lila Mayasari menjadi salah satu masyarakat yang tengah berada di Mapolrestabes Medan untuk membuat SKCK, Rabu (13/11/2019) ketika bom bunuh diri terjadi.
Teriakan Lila Mayasari lah yang membuat masyarakat berlari menyelamatkan diri tatkala bom bunuh diri diledakkan di sekitar Mapolrestabes Medan.
Ledakan bom bunuh diri terjadi di Mapolrestabes Medan, Jalan HM Said, Medan, Rabu (13/11/2019) pagi.
Lila Mayasari, warga yang sedang mengurus SKCK di Mapolrestabes Medan mengungkapkan, kejadian terjadi Rabu pukul 08.30 WIB.
Lila saat itu sedang menunggu antrean SKCK di luar ruangan di kantor polres sambil menelepon saudaranya.

"Tiba-tiba (jam) pas setengah sembilan kok ada suara ledakan, kayak terangkat, enggak mungkin ledakan biasa, meledak, refleks terus saya masukan hape ke dalam, bom saya bilang," kata Lila, seperti dilansir dari siaran langsung Kompas TV, Rabu.
Ledakan terjadi satu kali disusul munculnya asap putih. Lila mengaku, ledakan terasa kuat, sebab jaraknya hanya sekitar 15 meter sampai 20 meter dari titik ledakan.
"Terus ada serpihan kecil-kecil kayak batu berhamburan," ujar Lila.
Setelah itu dirinya berusaha menyelamatkan diri termasuk warga lain yang sedang mengurus SKCK.
Saksikan updatenya disini