Bom di Mapolrestabes Medan
Ungkapan Kesedihan Sang Ayah 3 Anaknya Jadi Terduga Teroris Bom Medan, Rudi: Kok Jadi Begini Kalian
Tiga anaknya, yaitu Aris (28), Andri (25), dan Fadli (23). Polisi menyebutkan, gubuk tersebut digunakan untuk merakit bom bunuh diri yang meledak.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Rudi mengatakan kepada dua anaknya bahwa mereka harus bertanggung jawab dan menahan mereka agar tidak melarikan diri. Sekitar 20 menit di rumah Kepling, polisi datang kemudian membawa Aris dan Fadli.
"Memang tak saya kasih lari mereka. Harus kalian tanggung jawab karena walaupun lari kalian, pasti akan dicari lagi. Waktu saya bilang gitu (Aris dan Fadli) diam saja," katanya.
Sementara Andri (25), anak keduanya, diduga melarikan diri pada Rabu malam.
Saat itu Rudi yang ada di belakang rumah melihat Andi mengambil baju dan pergi.
Ia mengira Andri pergi ke tambak.
"Rencananya mau saya bilangin. Tapi tak lama dia pigi keluar. Habis itu tak pulang-pulang. Kalau si abang masih di kolam. Kawannya pun datang, kemungkinan mau ngajak lari karena dia lari juga," katanya.
Sejak saat itu, Rudi tidak lagi melihat anak kedunya.
Ia mengaku sedih karena tiga anaknya terlibat bom di Mapolrestabes Bedan.
Rudi memiliki lima orang anak. Yang tidak terlibat peritiwa itu hanya anak sulung dan anak bungsunya.
"Kalau sedih ya sedihlah. Kalau salah ya dihukum, kalau tak salah ya jangan dihukumlah. Saya bilang, kok gini kalian. Bapak kan nyuruh ngaji bagus-bagus, masak kayak gini, kami enggak tahu katanya," ungkapnya.
Tetangga diduga ikut terlibat

Syafri, tetangga Rudi Suharto, juga terlibat dalam bom bunuh diri Mapolrestabes Medan.
Rumah Syafri dan Rudi hanya berjarak 100 meter.
Menurut keterangan Djuhadi (75), Syafri jarang terlihat berkomunikasi dengan tiga anak Rudi Suharto yang terlibat bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.
Djuhadi bercerita bahwa Syafri sempat bekerja sebagai petugas sekuriti di Ujung Baru, Belawan.