Bom di Mapolrestabes Medan
Ungkapan Kesedihan Sang Ayah 3 Anaknya Jadi Terduga Teroris Bom Medan, Rudi: Kok Jadi Begini Kalian
Tiga anaknya, yaitu Aris (28), Andri (25), dan Fadli (23). Polisi menyebutkan, gubuk tersebut digunakan untuk merakit bom bunuh diri yang meledak.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Lalu rumah Rudi Suharto dan rumah Anto.
Rumah Anto berada di belakang rumah Syamsudin.
Jihadun mengatakan, rumah yang paling sering digunakan kumpul-kumpul adalah rumah Syamsudin.
"Paling sering di rumah Syamsuddin ini yang ada kumpul-kumpul hampir tiap hari. Syamsudin tidak tinggal di situ. Yang tinggal anaknya (Syafri dan istrinya)," katanya.
Jihadun bercerita, sejak lama warga menaruh curiga pada kegiatan mereka sehingga warga ikut memantau aktivitas mereka.
"Keresahan masyarakat karena mereka sering kumpul sampai larut malam di atas jam 12 malam. Kadang ada yang pulang dan menginap," katanya.
Jihadun menambahkan, aktivitas seperti itu sudah dijalankan Syamsudin sejak 2013, kemudian dilanjutkan oleh anaknya.
Sepengetahuannya, kelompok pengajian orangtuanya dulu bernama Jamiatul Insani.
"Yang ikut di pengajian itu, warga dari luar. Mereka pengajian atau kumpul sampai tengah malam. Tapi, mereka tertutup dan saat kita datang mereka diam," katanya.
Saat penggeledahan, tim INAFIS membawa dua plastik transparan berisi pakaian dan satu plastik berisi botol air mineral yang dipotong setengah berisi sesuatu.
Saat ditanya, si pembawa barang tersebut hanya diam sambil terus berlalu.
Pada pukul 19.00 WIB, tim gabungan itu mulai meninggalkan lokasi dan garis polisi di rumah tersebut juga sudah dilepas.
Seketika warga berkerumun semakin mendekat.
Jumat malam, beberapa aparat kepolisian terlihat masih berjaga di lokasi tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta 3 Saudara Sekandung di Belawan Terduga Teroris Bom Medan: Nyuruh Ngaji Bagus-bagus, Kok kayak Gini..."