Dian Sastrowardoyo Berbagi Pengalaman Melatih Komunikasi Anaknya yang Mengidap Spektrum Autisme

Artis peran Dian Sastrowardoyo, terbuka mengenai kondisi anaknya yang mengidap spektrum autisme.

Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Suharno
TribunJateng/Akbar Hari Mukti
Dian Sastro terpilih menjadi salah satu artis pembawa obor Asian Games 2018 di Solo, Kamis (19/7/2018). Dia berlari sepanjang 500 meter sambio membawa obor seberat 2 kilogram. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN LAMA - Artis peran Dian Sastrowardoyo, terbuka mengenai kondisi anaknya yang mengidap spektrum autisme.

Sebagai seorang ibu, ia mengatakan bahwa setiap ibu yang memiliki anak dengan kondisi tersebut tak boleh malu.

Ia pun rela berbagi cerita dan pengalaman kesehariannya dalam mengurus buah hatinya yang mengidap autisme.

"Jangan malu. Semua anak-anak termaksud anak dengan autisme, memiliki hak untuk disayang," kata Dian pada awak media usai acara penggalangan donasi untuk Sekolah Drisana di Gandaria City, Jakarta Selatan.

"Memiliki hak untuk merasakan hak anak-anak, seperti memperoleh perlindungan, hak untuk bermain, sama seperti anak-anak biasanya," sambungnya.

Kasus Bocah Dipasung Tewas Terbakar, PSI: Dinsos Tangerang Selatan Harus Bertanggungjawab

Dian bercerita, bahwa anak pertamanya yang mengidap autisme cenderung lebih menyukai komunikasi secara visual atau melalui pengelihatan daripada mendengar.

Melalui berbagai macam gambar, dan video, Dian mampu berkomunikasi dengan sang anak dengan cara yang lebih efektif ketimbang menjelaskan sesuatu hal menggunakan bahasa verbal sehari-hari.

"Saya punya pengalaman, anak saya yang pertama dalam spektrum autisme, dan dia itu anaknya jauh lebih visual, daripada mendengar daripada audio," kata Dian.

"Jadi dia bisanya kalau kita jelaskan tentang sesuatu secara visual gambar, atau video dia jauh lebih afektif daripada kalau dibilangin secara verbal," sambungnya.

Menurut Dian, anak berkebutuhan khusus dengan spektrum autisme cenderung sulit berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya.

Karena itu, melalui seni visual atau gambar komunikasi antara dirinya dengan sang anak menjadi lebih efektif.

Seni pun rupanya menjadi media sekaligus terapis bagi anaknya dalam berkomunikasi dan mengekspresikan diri dengan lingkungannya.

"Jadi kadang aku kalau lagi mau ngajarin suatu konsep, lewat gambar dulu, dan dia jadi tertarik kalau misalnya dijelasin secara visual," ungkap Dian.

"Kalau di liat flash card, kalau dia liat aku cerita yang aku jelasin dalam bentuk gambar, dia lebih tertarik sama ceritanya daripada saja bacain aja, jadi dia bisa lebih fokus," ungkap Dian.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved