Alasan Pentingnya Tes Kesehatan Sebelum Menikah
Melakukan cek kesehatan, adalah salah satu hal yang cukup penting dan perlu dipersiapkan sebelum kedua pasangan menikah.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Erik Sinaga
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Melakukan cek kesehatan, adalah salah satu hal yang cukup penting dan perlu dipersiapkan sebelum kedua pasangan menikah.
Hal ini dilakukan, guna untuk mengetahui apakah terdapat penyakit yang dapat menular pada pasangan ataupun mencegah adanya riwayat penyakit tertentu yang akhirnya menurun kepada sang anak.
"Tujuan menikah itu kan salah satunya adalah untuk memperoleh keturunan. Jangan sampai, nantinya ada penyakit yang akhirnya menurun ke anak. Karena itu, salah satu hal yang cukup penting sebelum pernikahan adalah cek kesehatan," ujar Frederica selaku Laboratory Information service Executive Prodia di pers konference Wedding Celebration Festival 2019, JCC Senayan, Jumat (22/11/2019).
Salah satu yang menjadi fokus ketika melakukan cek kesehatan jelang pernikahan, biasanya difokuskan kepada jenis-jenis penyakit tertentu yang kemungkinan bisa ditularkan melalui hubungan seksual, ataupun menurun secara genetik.
Seperti hepatitis, HIV, hingga diabetes misalnya.
"Jadi dengan dilakukan medical check up jelang pernikahan kita gak perlu takut nih dengan pasangan 'oh pasangan gue kena virus ini' gak perlu. Justru dengan ini kita bisa antisipasi," kata dia.
• Manajemen Tous Les Jours Disiplinkan Oknum Karyawan yang Pasang Larangan Tulis Ucapan Natal
• Sederet Keseruan The 90s Festival, Hanson, Aqua hinga Dr. Pm Hentak Panggung di Kemayoran Besok
• Ponsel Samsung Galaxy S10 Dibanderol Rp 11,9 Juta: Ternyata Begini Spesifikasinya
Adapun jangka waktu yang dianjurkan bagi pasangan yang hendak menikah untuk melakukan tes kesehatan tiga bulan sampai enam bulan sebelum pernikahan dilaksanakan.
"Waktu yang aman untuk melakukan cek kesehatan adalah tiga sampai enam bulan jelang pernikahan. Karena dikhawatirkan nantinya ditemukan penyakit tertentu yang membutuhkan waktu pengobatan cukup lama," bebernya.
"Tiga sampai enam bulan dianggap sebagai waktu yang ideal untuk penyembuhan lewat terapi tersebut," tambah dia.