Rumah Warga Setu Rawan Ambruk

Ini Penjelasan BPPT Soal Retaknya Rumah di Setu Tangerang Selatan yang Terancam Ambruk

Bagian Program dan Anggaran Pusat Teknologi Reduksi Resiko Bencana Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tinjau rumah ambruk di Tangsel.

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Suharno
TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR
Nur Hidayat, Kepala Bagian Program dan Anggaran Pusat Teknologi Reduksi Resiko Bencana Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Nur Hidayat, meninjau langsung rumah retak di Kampung Kranggan, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat (22/11/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, SETU - Kepala Bagian Program dan Anggaran Pusat Teknologi Reduksi Resiko Bencana Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Nur Hidayat, meninjau langsung rumah retak di Kampung Kranggan, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat (22/11/2019).

Setelah mengamati sejumlah rumah yang mengalami keretakan dan muka lantai miring, Hidayat menyampaikan hasil pengamatannya kepada awak media.

Hidayat mengatakan fenomena retaknya rumah itu karena pergerakan tanah.

Pemkot Tangsel Cari Dana Penanganan Rumah Retak Rawan Ambruk di Setu

"Indikasi pergerakan tanah sudah kelihatan. Semua sejajar dengan arah longsorannya jadi kelihatan memang ada beberapa rumah penduduk yang memang sudah dijejak," ujar Hidayat.

"Jejaknya berupa jejak amblas sedikit terus bergeser ketarik," lanjutnya.

Posisi sejumlah rumah yang retak itu berada di sekitar bibir tebing setinggi 20 meter lebih.

Keberadaan rumah itu menjadi beban tanah sehingga membuat tanah bergerak ke arah lembah.

Terlebih, di bibir tebing terdapat banyak pohon bambu besar dan rimbun.

Pohon tersebut menjadi beban tambahan dataran tinggi itu.

Warga Setu yang Rumahnya Retak dan Ambruk Berharap Bantuan Dari Pemkot Tangsel

Kemungkinan terburuk pergeseran tanah itu adalah bisa memicu longsor yang akan menyeret sejumlah rumah di sekitar bibir tebing.

"Karena ada beban di atas berupa bangunan yang lama saya lihat makin padat," ujarnya.

"Kemudian infiltrasi air melalui rembesan yang diatas apalagi ada pohon bambu menyimpan air mempercepat terjadi longsor jadi ada amblas ada pergeseran," sambungnya. (*)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved