Kaiman Pemilik Alat Pembersih Sungai dan Pompa Air Tanpa Listik dan BBM, Pernah di Panggil Dinas

Usai pembuatan, tentulah Kaiman membutuhkan eksperimen dan uji coba agar alat tersebut bisa berfungsi secara maksimal.

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Aji
Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina
Kaiman, tukang las keliling Jakarta dan Bekasi, Jawa Barat, Jumat (22/11/2019) 

Kendati demikian, Kaiman masih tetap berinovasi dan membuat hasil karya lainnya.

Yakni pompa air dengan sistem hydrolik tanpa bahan bakar dan listrik.

"Kemudian saya lanjut buat pompa air itu. Mulanya saudara saya di kampung, Purbalingga kesulitan air. Karena sumber air berada di dataran lebih rendah dari sawah. Akhirnya saya buat pompa itu dapat menaikan air secara maksimal dengan ketinggian 200 m," ungkapnya.

Bahkan, alat buatannya sempat di uji coba juga oleh lurah setempat dan disaksikan warga serta mahasiswa di Purbalingga, Jawa Tengah.

"Pas di uji coba di sana, ditanyalah sama lurah kalau buat lebih besar alatnya butuh berapa biaya berapa. Saya bilang Rp 400 juta, karena ini kan hasil karya saya ya. Akibat kepalang pengin cepet kaya, ya akhirnya alat saya itu cuma dipakai pas uji coba aja," katanya.

Belajar Dari Youtube dan Jual Motor

Kaiman, tukang las keliling Jakarta dan Bekasi, Jawa Barat, Jumat (22/11/2019)
Kaiman, tukang las keliling Jakarta dan Bekasi, Jawa Barat, Jumat (22/11/2019) (Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Memiliki dua hasil karya yang diperuntukan untuk irigasi dan kebersihan sungai, tentulah bukanlah perkara yang mudah bagi Kaiman.

Apalagi sampai ditawari untuk menghasilkan alat yang lebih besar.

Pastilah Kaiman dituntut pintar teknologi dan memiliki keahlian khusus.

"Saya memang memiliki keahlian di bidang teknik. Tapi sisanya justru belajar dari youtube. Ada alat apa saya tonton, saya lihat. Kemudian saya buat dulu dari bentuk kecilnya kemudian ke besarnya, hingga akhirnya di uji coba," jelasnya.

Selain modal pengetahuan dan keahlian, tentunya Kaiman juga memerlukan peran modal untuk menghasilkan suatu karya.

Sebab begitu tak ada modal, kini Kaiman tak bisa menghasilkan dua karya tersebut yang berguna untuk kebersihan sungai dan irigasi sawah.

"Setelah lihat youtube dipelajari, akhirnya ke tahap pembuatan. Waktu itu demi hasilkan dua karya ini saya sampai jual motor. Tapi justru belum memiliki hak paten sampai sekarang," katanya.

Saat ini, kedua alat yang bernama KPS dan pompa air berada di rumah Kaiman yang terletak di Kranggan, Bekasi.

"Alatnya masih ada di rumah saya. Akibat kendala hak paten tadi akhirnya saya taruh di rumah. Padahal itu inovasi bagus hasil karya saya pribadi. Tapi belum ada yang mau menggunakannya," katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved