WNA China Sindikat Penipuan Digerebek
WNA China Jadi Sindikat Penipuan di Jakarta, Manfaatkan Jaringan Internet, Bermodus Costumer Servis
Rumah dua lantai itu diisi oleh puluhan warga negara asing (WNA) asal China yang diduga sindikat penipu bermodus costumer servis.
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Sebuah rumah mewah di Jalan Anggrek Neli Murni, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat digrebek aparat Polda Metro Jaya.
Rumah dua lantai itu diisi oleh puluhan warga negara asing (WNA) asal China yang diduga sindikat penipu bermodus costumer servis.
Adapun para korbannya adalah juga para WNA Tiongkok.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan penggrebekan ini merupakan hasil kerjasama antara Indonesia-Tiongkok.
Dari rumah ini, Yusri menyebut ada 26 orang yang diamankan, dimana 24 di antaranya merupakan WNA China.
"Di sini ada 26 orang pelaku yang diamankan, 24 di antaranya merupakan warga negara asing," kata Yusri kepada wartawan di lokasi, Senin (25/11/2019).
"Sedangkan dua WNI bertugas menjaga di sini, melayani para warga negara asing dari Tiongkok ini,” sambungnya.
Pantauan TribunJakarta.com, saat ini masih berada di dalam rumah tersebut.
Sedangkan para pelaku yang beberapa di antaranya adalah perempuan dikumpulkan di ruang tengah bersama beberapa barang bukti yang turut diamankan, di antaranya ponsek dan kotak kedap suara yang dibuat dari kayu.
Adapun di dalam rumah ini kondisinya cukup berantakan dan tak terawat.
Beberapa tumpukan sampah plastik terlihat menggunung di pojokan rumah.
Selain itu lantai rumah juga kondisinya kotor lantaran tak pernah disapu.
Saat ini, Yusri mengatakan pihaknya masih mendalami kasus ini.
"Hari ini kami lakukan serempak, ada lima tempat yang kami duga jadi tempat penipuan," kata Yusri.
Penipuan via telepon
Polda Metro Jaya membongkar sindikat penipuan yang mayoritas dilakukan para warga negara asing (WNA) asal Tiongkok.
Salah satu lokasi yang digrebek yakni di sebuah rumah mewah di Jalan Anggrek Neli Murni, Kemanggisan, Jakarta Barat.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus mengatakan, para pelaku yang mayoritas WNA Tiongok ini diduga merupakan sindikat penipuan yang dilakukan melalui sambungan telpon.
"Ini kasus tentang penipuan dengan menggunakan media telpon, dimana para pelakunya warga negara asing. Rata-rata ini warga negara dari China atau Tiongkok dan juga korbannya juga sama, korbannya warga negara asing sendiri atau dari China sana," kata Yusri usai penggrebekan di Jalan Anggrek Neli Murni, Senin (25/11/2019).
Yusri menyebut dalam menjalankan aksinya, pelaku menelpon langsung calon korbannya yang ada di Tiongkok.
Pelaku umumnya bermodus untuk membantu korban mengatasi masalah pajak.
Setelah menawarkan bantuan, barulah pelaku meminta sejumlah uang dengan cara ditransfer.
"Mereka bersama-sama biasanya menelpon ke warga negara sana (Tiongkok), menyampaikan bahwa anda ada kesalahan, misalnya pajak kemudian ada kesalahan kasus disana. Dia menawarkan untuk dibantu oleh kepolisian di negara sana," kata Yusri.
Untuk memuluskan aksi penipuannya, kata Yusri, pelaku selalu menelpon di dalam boks. Tujuannya agar seolah-olah kondisi terdengar bising seperti layaknya sedang berada di kantor customer servis.
"Jadi sistemnya kayak penipuan menggunakan online," kata Yusri.
Dari lokasi di Kemanggisan ini, polisi mengamankan sebanyak 24 WNA Tiongkok dan dua warga negara Indonesia.
Polisi juga turut mengamankan beberapa barang bukti diantaranya ponsel, kotak box serta uang tunai.
"Untuk dua WNI ini bertugas menjaga disini, melayani para warga negara asing dari China ini," kata Yusri.
Modus pelaku
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus menjelaskan alasan para warga WNA China memilih Indonesia sebagai tempat persembunyian mereka.
Yunus mengatakan, alasan pertama lantaran sistem jaringan internet di Indonesia dirasa mudah diakses.
"Yang pertama Indonesia ini jaringannya paling gampang. Jaringan internet di sini paling mudah," kata Yusri di lokasi penggrebekan di Jalan Anggrek Neli Murni, Kemanggisan, Jakarta Barat, Senin (25/11/2019).
Selain alasan itu, kata Yusri, banyaknya keturunan Tionghoa di Indonesia membuat sindikat ini merasa aman lantaran tak mudah terendus.
"Yang kedua Indonesia kulit mereka sama, banyak keturunan China di sini makanya mereja enggak terlalu mudah dicurigai oleh warg di sini," kata Yusri.
Diketahui, Polda Metro Jaya hari ini membongkar sindikat penipuan via telpon yang dilakukan WNA China.
Total ada enam lokasi di Jakarta dan Tangerang Selatan yang digrebek secara serentak.
Puluhan WNA China yang tinggal secara berkelompok di tiap rumah diamankan polisi.
WNA China tersebut adalah sindikat penipuan yang menyasar para korban di negara asalnya.
Diduga, sindikat ini sengaja beraksi di luar China agar tak tersentuh polisi di negara tersebut.
Dalam menjalankan aksinya, pelaku menelpon langsung calon korbannya yang ada di China.
Pelaku umumnya bermodus untuk membantu korban mengatasi masalah pajak dengan berdalih memiliki kenalan polisi di negara China.
Setelah menawarkan bantuan, barulah pelaku meminta sejumlah uang dengan cara ditransfer.
"Jadi semacam penipuan online begitu," kata Yusri.
Warga kaget
Warga RT 10 Chin/RW 01 Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, heboh polisi menggerebek dengan sebuah rumah mewah di pinggir Jalan Anggrek Neli Murni.
Penggrebekan ini pun menjadi tontonan warga yang penasaran dengan keberadaan banyaknya polisi.
Sekretaris RT 10 RW 01, Bambang Agus mengatakan pihaknya tak menyangka bahwa rumah tersebut di jadikan tempat penipuan.
Pasalnya, penghuni di rumah mewah dua lantai ini tak pernah melapor ke pihak RT.
"Awalnya ini rumah pribadi punya orang Medan terusnya dijual sama orang mana saya enggak tahu," kata Bambang di lokasi.
"Karena warga di sini kalau jual rumah enggak lapor siapa yang ngontrak atau yang beli," imbuh Bambang.
Selain tak mengenali penghuni rumah, Bambang mengatakan selama tinggal di sana pelaku tak pernah berinteraksi dengan warga.
Ia menyebut penghuni dikenal tertutup. Pintu pagar rumah hanya dibuka apabila ada mobil yang masuk.
"Kita semua di sini enggak ada yang kenal sama yang tinggal di sana," kata Bambang.
Penghuni rumah mewah tersebut digrebek aparat Polda Metro Jaya.
• Laga Perdana Timnas U23 Indonesia di SEA Games, Tekad Tampil Maksimal dan Tak Gentar Hadapi Thailand
• Kenali Ciri Anak Berkebutuhan Khusus, Dapat Diketahui Sejak Dini
• Ramalan Zodiak Cinta Besok, Selasa 26 November 2019: Capricorn Tak Ada Kata Lelat, Cancer Bersiap
• Buntut Pengeroyokan Suporter Indonesia di Malaysia, FKSI Siapkan Advokasi Bagi Korban Penganiayaan
Rumah dua lantai itu diisi oleh puluhan WNA China yang terlibat sindikat penipuan menggunakan telpon.
Mereka adalah sindikat penipuan yang menyasar para korban di negara China.
Diduga, sindikat ini sengaja beraksi di luar China agar tak tersentuh polisi di negara tersebut.
Dalam menjalankan aksinya, pelaku menelpon langsung calon korbannya yang ada di China.
Pelaku umumnya bermodus untuk membantu korban mengatasi masalah pajak dengan berdalih memiliki kenalan polisi di negara China.
Setelah menawarkan, barulah pelaku meminta sejumlah uang dengan cara ditransfer.
Dari rumah ini, polisi mengamankan 24 WNA China dan dua warga negara Indonesia. (TribunJakarta.com)