Polemik Pembangunan Hotel di TIM
Politikus PDIP Sebut Pedagang Bisa Kembali Jualan di Area TIM Setelah Pembangunan Selesai
Para pedagang makanan dan minuman di Taman Ismail Marzuki (TIM), dapat berdagang kembali setelah pembangunan pusat kesenian selesai.
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
"Kalau itu memang mempengaruhi kegiatan-kegiatan seniman, ya itu yang mau kami setop," ujar Pandapotan yang juga sebagai politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Namun, lanjutnya, dia masih mengkaji lagi ihwal pengamatannya hari ini.
"Kami mau tahu sejauh mana revitalisasi ini, apakah memang mempengaruhi kegiatan para seniman seperti pemberitaan-pemberitaan kemarin. Kami bahas lagi nanti dengan komisi," ujarnya.
Sebabnya, kata dia, ada beberapa hal yang mesti dipertimbangkan.
Semisal, lanjutnya, proyek revitalisasi TIM telah berjalan selama beberapa tahun lalu.
Kemudian, kata dia, saat ini pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang membahas ihwal penyertaan modal daerah (PMD), tahun depan.
"Untuk pengajuan PMD tahun depan Rp 600 miliar karena secara keseluruhan revitalisasi Rp 1,8 triliun," ujarnya.
Pembangunan hotel disebut kamuflase tutupi bisnis gubernur
Pembangunan hotel bintang lima di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) sedang menjadi sorotan publik.
Pemprov DKI pun menyebut, pembangunan hotel itu dilakukan untuk mengakomodasi para seniman dari luar kota maupun mancanegara yang singgah di Jakarta.
Menanggapi hak tersebut, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono pun menyebut, alasan yang diutaran oleh Pemprov DKI hanya kamuflase untuk menutupi perubahan orientasi kawasan pelestarian kebudayaan itu.
• Bangun Hotel Bintang Lima di Taman Ismail Marzuki, Fraksi PDIP DPRD DKI: Melenceng dari Tujuan
"Alasan pak Anies untuk membangun hotel ini hanya kamuflase untuk menutup dari publik bahwa ada orientasi bisnis di sana," ucapnya, Senin (25/11/2019).
Terlebih, saat ini sudah ada beberapa hotel yang ada di sekitar kawasan TIM ataupun di sepanjang jalan Cikini Raya.

"Enggak elok juga kalau menyediakan hotel bintang lima yang tarifnya pasti mahal untuk seniman," ujarnya saat dikonfirmasi.
"Lagian penginapan hotel juga banyak di sekitaran TIM," tambahnya menjelaskan.