Sederet Fakta Suami di Pamulang Bacok Istri Hingga Tewas, Tuduhan Selingkuh Hingga Perkara Kopi
HE mengayunkan golok ke bagian wajah istrinya hingga luka parah dan dinyatakan meninggal dunia
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Aparat Polsek Pamulang menangkap HE, seorang suami yang tega membacok istrinya sendiri hingga tewas.
Kanit Reskrim Polsek Pamulang, Iptu Totok Riyanto, mengungkapkan HE tega membacok istrinya yang berinisial RO karena cemburu.
"Motifnya karena cemburu," ujar Totok saat dihubungi menggunakan aplikasi pesan singkat.
HE mengayunkan golok ke bagian wajah istrinya hingga luka parah dan dinyatakan meninggal dunia.
Setelah melihat hasil perbuatannya sendiri HE sempat kabur.
Aparat yang mendapat laporan kejadian itu langsung melakukan pengejaran.
HE diketahui kabur ke rumah anaknya. Sekira pukul 04.00 WIB, Selasa (10/12/2019) HE berhasil diamankan.
"Kaburnya ke runah anaknya. Tapi saat itu anggota langsung melakukan penyelidikan dan berhasil ditangkap jam 04.00 WIB subuh tadi," jelasnya.
Saat ini, HE sudah dibawa ke Mapolsek Pamulang untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya tersebut secara hukum.
Kronologi
Selasa (10/12/2019) dini hari sekira pukul 02.00 WIB, kantor Polsek Pamulang Tangerang Selatan geger saat petugas mendapat laporan ada seorang suami bacok istrinya sendiri.
Ada 10 anggota Polsek langsung bergerak, menuju tempat kejadian perkara di bilangan Jalan Flamboyan, Pamulang Barat, Pamulang Tangerang Selatan (Tangsel).
Sampai di lokasi, aparat langsung melakukan penyelidikan mencari tahu duduk perkaranya.
Setelah mengumpulkan informasi dari sejumlah saksi, diketahui seorang pria berinisal HE (72) telah membacok istrinya RO (43).
Setelah membacok istrinya, HE melarikan diri. Sementara RO dilarikan ke RSU Tangsel dan meninggal di perjalanan.
"Pelaku melarikan diri ke rumah putranya di Gunung Sindur," ujar Kapolsek Pamulang Kompol Hadi Supriatna, saat ditemui di Mapolsek Pamulang, Selasa (10/12/2019).
Aparat pun langsung menyusul ke rumah putra si pelaku di bilangan Rawa Kalong, Gunung Sindur.
Rumah tersebut dikepung, dan RE keluar rumah sambil mengacungkan golok.
"Saat didatangi Tim Vipers ke rumah putranya, dia keluar dengan mengacungkan golok. Namun dapat dilumpuhkan anggota dengan tangan kosong," ujar Hadi.
Setelah ditangkap, RE pun diamankan di Mapolsek Pamulang.
Latarbelakang asmara
HE (72) sudah gelap mata karena sering kali mendengar kabar tentang istrinya, RO (42) yang selingkuh dengan orang lain.
Sampai pada Selasa dini hari (10/12/2019), pria yang kerap dipanggil Mbah itu, pulang ke rumahnya di bilangan Jalan Flamboyan, Pamulang Barat, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel).
Sang istri sedang menonton TV sambil tiduran di sebelah anaknya yang baru berusia tiga tahun.
Sang anak sudah dalam kondisi terlelap.
Mbah mencolek istrinya minta dibuatkan kopi, karena lelah sehabis pulang kerja mulung.
"Saya towel, ada kopi enggak," ujar Mbah di ruang pemeriksaan Unit Reskrim Polsek Pamulang, menjelaskan kepada penyidik.
Namun sang istri justru menjawab ketus, "Sudah sana lu," ujar sang istri seperti ditirukan Mbah.
Mbah naik pitam. Kondisi rumah tangga mereka yang memang sudah tidak baik-baik saja, ditambah bayang-bayang kabar perselingkuhan, Mbah mengambil golok di atas kulkas.
Mbah kalap, langsung membacok bagian wajah istrinya.
Namun di depan penyidik, Mbah mengungkapkan, ia tidak benar-benar berniat membunuh.
Mbah ingin membuat cacat istrinya, sehingga sang istri tidak bisa selingkuh lagi.
Mbah bisa tenang bekerja dan merawat sang istri di rumah.
"Kalau sudah cacat, enggak laku, tinggal tak rawat sendiri, kerja tenang. Eh jadinya gitu," ujar Mbah.
Mbah diringkus aparat Polsek Pamulang setelah sempat kabur ke rumah putranya di bilangan Rawa Kalong, Gunung Sindur,
Mengetahui snag istri meninggal saat dalam perjalanan ke rumah sakit, Mbah menyesal. Ia teringat anaknya yang baru berusia tiga tahun.
"Nyesel banget namanya sudah punya anak," uajrnya.
Pelaku minta diracun
Terpaan isu perselingkuhan telah membuat rumah tangga pasangan HE (72) dan RO (43) renggang, dan kerap ribut.
HE yang karib disapa Mbah itu sampai gelap mata hingga tega membacok istrinya di bagian wajah pada Selasa (10/12/2019) dini hari.
Seperti diberitakan TribunJakarta.com, sang istri akhirnya meninggal dengan luka parah di bagian wajah saat dibawa ke RSU Tangsel.
Meski sebenarnya ia tak bermaksud membunuh, melainkan ingin membuat cacat istrinya agar tidak berselingkuh.
Di ruang penyidikan Unit Reskrim Polsek Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Mbah mengaku kepada penyidik bahwa dirinya sendiri tidak pernah memergoki secara langsung istrinya berselingkuh.
"Jujurnya, bininya itu selingkuh, terus. Ya itu sama Tarsim itu. Tau persis sih enggak, cuma kan ramai," ujar Mbah.
Sejak 2012 lalu pernikahan mereka yang sama-sama berstatus sudah pernah menikah, alias janda dan duda, isu perselingkuhan baru menerpa beberapa tahun belakangan.
Mbah yang merasa sudah banting tulang bekerja sebagai pemulung, untuk menghidupi istri dan anak yang masih kecil, berat memendam kabar perselingkuhan yang disampaikan orang-orang di sekitarnya.
Dengan suara berat, dan tangan terborgol, Mbah bahkan mengatakan, sering meminta agar istrinya lebih baik membunuh dirinya.
Mbah rela jika yang membunuh adalah istri tercintanya sendiri.
"Sebelum kejadian gini, embah sering ngomong. Tega-tegain, bikinin kopi kan saya enggak tahu, campurin obat tikus kek, yang banyak biar mati," ujar Mbah menirukan percakapan dengan istrinya.
"Enggak apa-apa saya, rela saya kalau kamu yang matiin," sambungnya.
• Pengemudi Melaju di Bahu Jalan Dominasi Pelanggaran Operasi Tol Dalam Kota
• Kronologi Toko Kue di Depok Tolak Permintaan Tulisan Happy Birthday Pelanggan
• Pekan Depan, JPO Pasar Minggu Akan Diresmikan
• Soal Penyandang Disabilitas Terperosok di Stasiun Cikini, Komnas HAM Singgung Kesadaran Pengelola
Tangis sang anak
Warga sekitar kontrakan kampung pemulung di Jalan Swadaya, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel) geger, tangisan anak tiga tahun pecah pada tengah malam hingga Selasa dini hari (10/12/2019).
Suara itu berasal dari rumah kontrakan pasangan HE (72) dan istrinya RO (42) yang berlokasi paling pinggir.
Warga sekitar yang rumahnya berdekatan dan hanya dipisah bilik triplek pun langsung keluar.
"Saya kaget itu langsung ramai-ramai saya kira kebakaran," ujar Juju, warga setempat.
Setelah keluar, Juju melihat RO yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri, tergeletak tak berdaya bersimbah darah.
Sang anak yang berusia tiga tahun menangis tak henti-henti, di samping ibunya.
"Anaknya nangis kencang banget," ujar Juju. (TribunJakarta.com/Jaisy)