Baru Sekolah 2 Minggu Siswa SMA di Jambi Tewas Gantung Diri, Kepsek Beberkan Perilaku Korban
RR, Siswa SMA Negeri 9 di Jambi yang ditemukan tewas gantung diri ternyata baru dua minggu masuk sekolah.
Penulis: Muji Lestari | Editor: Muji Lestari
TRIBUNJAKARTA.COM, JAMBI - RR, Siswa SMA Negeri 9 di Jambi yang ditemukan tewas gantung diri ternyata baru dua minggu masuk sekolah.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala SMA Negeri 9, Lubis.
Menanggapi kabar tersebut, Lubis menuturkan dirinya turut berduka cita atas meninggalnya salah satu siswanya tersebut.
Lubis mengatakan, RR merupakan siswa pindahan yang kurang lebih baru menjalani masa sekolah sekitar dua minggu.
"Ia, RR sendiri merupakan siswa baru di SMA 9 ini, lebih kurang baru berjalan dua minggu," kata Lubis dikutip TribunJakarta dari TribunJambi (12/12/2019).
• Kerap Murung & Susah Tidur, Siswa SMA di Jambi Nekat Bunuh Diri: Tak Kuat Pelajaran Terlalu Berat
Lubis mengatakan dalam dua minggu tersebut, RR hanya aktif bersekolah pada minggu pertama saja.
Sementara ketika memasuki minggu kedua, RR diketahui kerap absen atau tidak masuk sekolah.
"Tapi memang selama dua minggu tersebut hanya pada minggu pertama dirinya aktif sekolah jelang minggu kedua dirinya kerap absen," ujar Kepsek.
Lanjutnya, pihak sekolah tidak tinggal diam terkait hal tersebut dan sudah menanyakan langsung kepada pihak keluarga (orangtua) korban.
Mengingat sebentar lagi akan dilaksanakan ujian, pihak sekolah juga tidak mungkin membiarkan hal tersebut berlarut.
Dari penjelasan orang tua korban terakhir, si anak memang tidak mampu mengikuti pelajaran di tempat sekolahnya yang baru.
Sebelumnya korban memang bersekolah di pesantren dan madrasah aliah.
Setelah itu korban pindah sekolah ke SMA.
"Memang sebelumnya dirinya itu pindahan dari beberapa sekolah, pesantren, dan Aliah baru ke SMA. Memang untuk dapat beradaptasi dengan pelajaran sedikit berbeda dari sekolah sebelumnya," ujarnya.
Mendapat laporan dari orangtua siswa bahwa korban kesulitan dalam adaptasi pembelajaran, pihak sekolah pun tidak tinggal diam.
Pihak sekolah tetap melakukan pendekatan dan pendampingan agar korban tetap mau sekolah.
"Setiap anak kan beda-beda, dirinya juga terbilang baru dan belum terbiasa, kemungkinan juga depresi dan tidak banyak yang mengetahuinya, " tambahnya.
Dikatakannya pula, dalam kesehariannya di sekolah pada minggu pertama tersebut terbilang baik.
Bahkan si anak tadi terkenal mudah bergaul dan membaur.
"Kalo permasalahan sekolah kemungkinan besar bukan karena itu penyebabnya, mungkin masalah pribadi atau permasalahan lain," jelasnya lagi.
• Bebas Akhir Desember 2019, Ahmad Dhani Disebut Bakal Fokus Berpolitik Dibandingkan Bermusik
Korban Sempat Curhat ke Orangtua Soal Pelajaran Sekolah
Pihak keluarga seakan masih tidak mempercayai kejadian yang dialami salah satu keluarganya tersebut.
Sang paman dari siswa SMA di Tanjabtim yang bunuh diri menceritakan kondisi malam sebelum kejadian.
• Kepala Dinas Pendidikan Tangsel Sebut Pengembangan Karakter Sebagai Dasar Pendidikan
Dikutip TribunJakarta dari Tribunjambi sang paman yang bernama Bujang menceritakan ponakannya sempat mencurahkan isi hatinya.
Pada malam sebelum kejadian, siswa tersebut rupanya sempat curhat kepada orangtuanya.
"Memang malam tadi dio sempat cerito ke bapak mamaknya, kalo pelajaran di SMA terlalu berat dan dirinya merasa tidak kuat," ujar Bujang.

Korban yang duduk di bangku kelas XI itu memang masih terbilang siswa baru di SMA megeri tersebut.
Sebelumnya, korban sempat belajar di pesantren dan sekolah aliyah di dekat rumahnya.
Korban Sering Murung dan Susah tidur
Pihak keluarga mengungkapkan tak melihat tanda-tanda aneh pada diri korban.
Namun pihak keluarga mengaku dalam beberapa hari terakhir korban kerap murung dan mengalami susah tidur.
"Kalau wasiat atau pesan tidak ada tinggalkan korban. Hanya saja, beberapa hari terakhir memang almarhum sering murung dan susah tidur malam," ujar Bujang.
• Guru Bimbel Setuju Nadiem Makarim Hapus UN: Buat Stres Anak-anak
Bujang mengatakan pada Rabu malam Kamis, korban pulang ke rumah sekitar pukul 11.25 WIB.
Kondisi korban seperti biasa tidak ada perilaku yang aneh.
Orang tuanya sempat menawarkan makan.
Pihak keluarga sudah merasa ikhlas akan kejadian tersebut.
Meski keluarga sangat menyayangkan melihat korban sendiri merupakan anak yang baik dan terbilang tampan.
Diwartakan sebelumnya, seorang siswa SMA di Jambi ditemukan tewas dalam kondisi tergantung di rumahnya, Rabu (11/12/2019) sekira pukul 05.00 WIB.
Siswa berinisial RR tersebut merupakan pelajar di sebuah SMA Negeri Tanjung Jabung Timur.
RR merupakan warga Dusun Tiga, Desa Teluk Mejelis, Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Penemuan jasad korban yang tergantung sontak menggegerkan warga setempat.
Peristiwa tersebut juga dibenarkan Kapolsek Kuala Jambi, Ipda Mulyono.
• Pramugari Senior Blak-blakan Bongkar Kenakalan Eks Dirut Garuda: Ternyata Direksi Kita Seperti Ini
Berdasarkan laporan yang diterima, korban ditemukan oleh seorang warga bernama Japandi.
Saat itu Japandi yang hendak pergi kerja, melihat dari kejauhan ada orang yang tergantung di depan rumah korban.
Melihat itu, Japandi kemudian langsung berteriak.
Teriakan Japandi membuat warga sekitar terkaget-kaget hingga keluar rumah, termasuk Bujang, paman korban.
"Mendengar teriakan saksi, paman korban langsung keluar rumah dan bertanya kepada Japandi kemudian Japandi memberitahu paman korban, bahwasanya ada orang yang tergantung di depan rumah korban," beber Kapolsek.
Selanjutnya, paman korban langsung menuju rumah tersebut bersama istrinya.
Setelah sampai, mereka langsung menurunkan korban dari gantungan tali tersebut.
"Saat ditemukan, paman korban langsung menurunkan korban dibantu istrinya," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, dari hasil pemeriksaan sementara, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
Ada terlihat bekas jeratan tambang pada bagian leher korban.
(TribunJakarta/TribunJambi)