Cerita Bos Siomai Engkong Atmaja Tetap Jualan Meski Sudah Lanjut Usia, Enggan Berkebun di Kampung
Enggan berkebun, Atmaja (73) pilih jualan siomai di Bekasi, Jawa Barat. Ini kisa Engkong Atmaja.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
"Saya lihat-lihat aja gitu cara buatnya gimana. Pas tahu modalnya enggak besar akhirnya saya jualan sendiri," sambungnya.
Selama 5 tahun, Engkong bertahan hidup di Bandung dari hasil berjualan siomai.
"Dulu mah ramai. Nah pas sudah banyak saingannya, saya putuskan ke Jakarta aja. Waktu itu menetap di Grogol bareng kakak saya," ucap bapak 6 anak ini.
Saat itu, ia mengatakan kawasan Grogol masih sangat jarang penjual siomai. Bahkan penjual siomai bisa dihitung dengan jari.
Sehingga pada saat itu penghasilan Engkong terbilang lumayan.
"Untuk nominalnya saya lupa berapa. Tapi tiap jualan pasti habis. Di sana itu sedikit yang jualan siomai pada saat itu," katanya.
Namun, tepat di tahun ke-tiga tinggal di Grogol, Engkong mulai merasa bosan. Setiap hari ia harus mengitari jalan yang sama.
Sehingga ia kembali memutuskan untuk pindah lagi ke Bekasi. Hingga akhirnya sampai saat ini ia memilih untuk berjualan di dekat Kantor Kecamatan Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat.
"Pas pindah ke sini ya lumayan juga. Sehari Rp 100 ribu pasti dapat," katanya.
Turunkan usaha ke anak

Lambat laun, usia Engkong semakin bertambah. Ia pun kerap dianjurkan untuk beristirahat di rumah oleh keluarganya.
Namun, Engkong paling tak menyukai berkebun. Sehingga ia memilih untuk tetap bekerja.
"Meskipun Engkong orang kampung tapi malah nyangkul. Jadi pilih jualan siomai aja daripada tinggal di kampung. Saya sudah bilang sama anak enggak habiskan sisa usia saya di kampung," katanya.
Akhirnya ia pun menurunkan usaha siomainya kepada anak sulungnya yang bernama Yarwidaningsih.
"Padahal enggak mau saya nurunin ke anak karena tahu betul lelahnya keliling jualan. Tapi kebetulan anak saya yang pertama kepengin jualan siomai juga. Jadi sekarang saya bantuin dia jualan aja," lanjutnya.