Prabowo dan Budi Gunawan Dinilai Punya Kapasitas Bebaskan 3 Nelayan yang Disandera Abu Sayyaf

Pemerintah masih berupaya membebaskan tiga nelayan Indonesia yang diculik di perairan Malaysia sejak bulan September 2019 lalu

Penulis: Bima Putra | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
Mantan anggota Kopassus Fauka Noor Farid saat memberi keterangan di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (18/12/2019). 

Pasalnya pasukan pemukul yang bertugas membebaskan sandera butuh informasi terkait kelompok yang menawan sandera.

Informasi yang berasal dari intelejen, dalam hal ini BIN pimpinan Budi Gunawan menentukan keberhasilan tim pemukul.

Operasi Pekat, Satpol PP Kota Depok Amankan 1.400 Botol Miras

Eks Ketum The Jakmania Ungkap Momen Tak Terlupakan Bareng Bambang Pamungkas

Fauka yakin Budi telah mengutus jajarannya ke Filipina untuk mencari segala informasi terkait kelompok milisi Abu Sayyaf.

"Karena perintah pak Jokowi sudah jelas, bebaskan tawanan dengan aman. Jadi dua hal ini, saya pikir tidak perlu diragukan lagi bagaimana peran daripada pak Prabowo dan pak BG," sambung dia.

Sementara peran Prabowo sebagai Menteri Pertahanan memungkinkan dia memilih pasukan pemukul yang sesuai berdasarkan informasi yang diberikan BIN.

Pengalaman terlibat dalam pembebasan sandera selama tergabung di korps baret merah dinilai Fauka membuat Prabowo memiliki pertimbangan yang tepat.

"Saya percaya pak Prabowo dan pak Budi Gunawan bisa melaksanakan tugas dengan sukses. Berdasarkan pengalaman yang sudah pernah mereka lakukan," kata Fauka.

Sebelumnya, pada Selasa (17/12/2019) Menko Polhukam Mahfud MD menggelar rapat koordinasi terbatas (Rakortas) terkait pembebasan 3 nelayan.

Namun Mahfud tak membeberkan langkah apa yang ditempuh pemerintah Indonesia dalam pembebasan karena sifatnya rahasia.

Dia hanya mengatakan pemerintah telah berkoordinasi dengan otoritas Malaysia, Filipina terkait upaya pembebasan ketiga nelayan.

"Malaysia itu yang punya perusahaan, yang mempekerjakan nelayan. Filipina adalah warganya yang melakukan penyanderaan dan indonesia korbannya," kata Mahfud, Selasa (17/12/2019).

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved