Banjir di Bekasi
Bekasi Minim Sistem Peringatan Dini Banjir, Pemkot Klaim Sudah Pasang Alat di Aliran Sungai
Banjir besar yang melanda wilayah di Jabodetabek mengakibatkan 93 titik pemukiman di Kota Bekasi juga terdampak.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Suharno
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI TIMUR - Banjir besar yang melanda wilayah di Jabodetabek mengakibatkan sejumlah pemukiman terdampak.
Kota Bekasi merupakan yang paling parah terendam banjir dengan kurang lebih 93 titik.
Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, mengatakan, pihaknya mengaku sudah memasang alat peringatan dini (erly warning system) di aliran Kali Bekasi yang ada di perbatasan Kabupaten Bogor.
• Ingin Main Game Online, Dua Orang Jambret Handphone Milik Siswa SD di Tangerang, Begini Kronologinya
• Setelah Serang Pangkalan Militer Amerika Serikat di Irak, Iran Ingatkan Arab Saudi dan Israel
• Menolak Jadi Asisten Shin Tae-yong, Akankah Fakhri Husaini ke Persija Jakarta? Ini Harapan Jakmania
• Karena Banjir Jakarta, Presiden Jokowi Panggil Anies Baswedan ke Istana Negara
"Jadi begini, kalau kita itu sebetulnya menggunakan dari BMSDA itu ada early warning system ada peringatan dini itu kita sudah pasang alat di perbatasan dengan Bogor," kata Tri dijumpai di Bekasi Timur, Rabu, (8/1/2020).
Alat peringatan dini itu menurut Tri berupa, pengukur ketinggian air yang ada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Bekasi.
"Persoalannya adalah ketika ketinggian air di sana adalah masih mendekati normal cuma 600 cm, waktu itu ditambah dengan intensitas hujan jadi tetap informasi yang kita ambil hanya 600 cm, jadi warga tahunya hanya 600 cm ketinggiannya," jelas dia.
Sebelum banjir besar yang melanda wilayahnya, Tri mengaku sudah melakukan kordinasi dengan tim pemantau ketingian air di sejumlah bendungan.
Seperti yang berada di bendungan dekat Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) Jatiasih, di sana merupakan daerah pertemuan antara dua sungai Cileungsi dan Cikeas yang kemudian menyatu ke hilir menjadi Kali Bekasi.
"Di luar itu baru nanti ketemu lagi di PGP yang ada juga pos pemantauan di situ yang dilakukan oleh warga," ujarnya.
"Nah itulah yang kemudian nanti disebarkan kepada warga melalui jaringan-jaringan yang kita miliki apakah itu pokdar apa komunitas lain dan sebagainya," jelas dia.
Kendala utama peringatan dini banjir di Bekasi baru sebatas di sepanjang aliran kali saja, untuk banjir yang disebabkan hujan lokal, sejuah ini belum ada alat yang dapat digunakan untuk memprediksi adanya dampak banjir.
"Kalau hujan lokal sendiri kita enggak ada, karena naiknya akan relatif lambat jadi memang dilihat situasional nya begitu," paparnya.
Seperti yang diketahui, banjir besar yang melanda wilayah Jabodetabek terjadi pada, Rabu, (1/1/2020), Kota Bekasi merupakan wilayah paling parah terdampak banjir dengan total 34.683 KK dan 149.537 jiwa terdampak serta 9 orang korban jiwa.