Bus Terguling di Subang
Cedera Berat, 3 Korban Kecelakaan Bus Terguling di Subang Masih Jalani Perawatan di RSUD Depok
RSUD Kota Depok masih merawat tiga korban kecelakaan bus terguling yang membawa Kader Posyandu Bojong Pondok Terong, Citayam, Depok.
"Saya tanya, kenapa bang? Sopirnya bilang enggak ada apa-apa terus saya disuruh lanjutin lagi karena memang saat itu baru ada sambutan dari panitia acara," papar Muniroh kepada wartawan di RSUD Kota Depok, Sawangan, Minggu (19/1/2020).
Muniroh yang duduk persis di belakang sopir ini mengatakan, bahwa pengecekan dilakukan dengan membagi tugas yakni sopir mengecek ban bagian kanan, sedangkan kernet memeriksa ban di sisi kiri.
Selama dua menit, kata Muniroh keduanya memeriksakan ban yang dilanjutkan dengan menjalankan kembali bus tersebut.
Sekitar selang 10 menit pasca pengecekan, Muniroh mengatakan bus oleng hingga akhirnya terbanting bagian belakang lebih dulu yang kemudian sisi depan bus turut terjatuh.
"Setelah ngecek ban itu sopir bawa kenceng banget sampai kita pada teriak pak sopir jangan ngebut, pada histeris," tutur Muniroh mengisahkan musibah pilu yang merenggut delapan korban jiwa itu.
Sebelum bus terlempar dan akhirnya terguling, Muniroh mengaku memiliki firasat ada yang tak beres.
Sebab, kernet bus yang awalnya duduk di dekat pintu, lari ke belakang ke bagian kursi penumpang.
"Saya curiga, wah bahaya nih, benar saja. Akhirnya saya diri dan pegangan ke sela-sela bagasi yang ada di atas saya," kata Muniroh.
Dari pertahanannya itu, Muniroh bersyukur dirinya bisa selamat meski setelah bus terjungkal, dirinya sempat bingung mau keluar dari bus lewat mana.
Sebab, bus yang jatuh dan terguling di sisi kanan, tak menyisakan ruang gerak baginya untuk keluar melalui pintu.
"Saya akhirnya lewat jendela yang hancur, sopir yang tergencet saya langkahin saya sudah enggak lihat kiri kanan pokoknya bagaimana saya bisa keluar dari bus," paparnya.
Kader dari Posyandu Mawar Merah RT 02/08, Kelurahan Bojong Pondok Terong, Cipayung, Depok ini pun sebelumnya tak memiliki firasat.
"Tapi memang kepikiran waktu berangkat, pas mau sampai di Tangkuban Perahu, bus sempat susah naik di tanjakan tapi akhirnya naik juga sih," katanya.
Kepergian Muniroh dan rekan-rekan dari 15 Posyandu yang ada di Depok ini dikataka Muniroh sebagai bagian dari perpisahan dengan seorang bidan yang telah delapan tahun mengabdi.
Muniroh mengatakan, kejadian musibah tersebut terjadi pada pukul 17.20 dengan tujuan akhir ke Depok setelah dari Tangkuban Perahu.