Beberkan Pemicu Munculnya Kerajaan Fiktif, Sudjiwo Tedjo Bandingkan Presiden Jokowi dengan Soekarno

Dalam pekan ini, masyarakat dihebohkan dengan munculnya sejumlah keraton atau kerajaan fiktif di sejumlah wilayah Indonesia. Apa ya pemicunya?

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Muji Lestari
Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Budayawan dan seniman, Sudjiwo Tedjo 

Sudjiwo Tedjo mengatakan apabila pemimpin saat ini memiliki aura raja, maka permasalah Natuna dapat terselesaikan.

"Kalau kita punya aura raja, ada kasus Natuna kan muncul gitu, 'Jangan macem-macem koe bacok loh'," ucap Sudjiwo Tedjo.

"Raja pak bukan presiden,"

"Itu yang kurang," imbunya.

SIMAK VIDEONYA:

Dipaksa Ngaku Lempar Batu oleh Oknum Penyidik, Lutfi Alfiandi: Kuping Saya Dijepit, Disetrum

 

Ngaku Hilang Simpati kepada Ahok 

Budayawan Sudjiwo Tedjo mengaku tak lagi bersimpati dengan Ahok alias BTP.

Hal tersebut disampaikan Sudjiwo Tedjo saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC), pada Selasa (26/11/2019).

Saat itu Sudjiwo Tedjo dan narasumber lainnya tengah membahas soal terpilihnya Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina.

TONTON JUGA

Mulanya Sudjiwo Tedjo mengatakan ada dua tipe manusia, yakni 'urakan' dan 'kurang ajar'.

Pemain film Kafir itu mendeskripsikan arti kata 'urakan' dan 'kurang ajar' menurut versinya.

Sudjiwo Tedjo mengatakan orang urakan, adalah yang menerjang aturan lama karena menilai hal tersebut tak lagi relevan dengan kehidupan di masa kini.

Sedangkan orang kurang ajar, adalah yang menerjang atau melawan aturan hanya untuk gaya-gayaan.

Ungkap Identitas Orangtua Agnez Mo, Nikita Mirzani Bandingkan Sang Penyanyi dengan Teman WNAnya

TONTON JUGA

"Urakan dan kurang aja itu beda," kata Sudjiwo Tedjo, dikutip TribunJakarta.com dari YouTube TV One, pada Rabu (27/11/2019).

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved