Derita Mahasiswa Bekasi yang Terisolir di Kota Wuhan, Harga Kebutuhan Logistik Makanan Kian Mahal
Husnia (23) mahasiswa Universitas Negeri Surabaya asal Bekasi yang belajar di Kota Wuhan, Hubei, China, harga kebutuhan logistik kian mahal.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Suharno
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, CIKARANG BARAT - Husnia (23), merupakan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) asal Bekasi yang tengah menjalani pendidikan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Hingga saat ini, Husnia masih terjebak dan tak bisa kembali ke tanah air usai diberlakukan isolasi oleh otoritas setempat akibat merebaknya virus corona.
Husnia berada di China bersama sembilan rekan satu kampusnya sejak enam bulan silam.
• Pemenang Sayembara Desain Revitalisasi Monas Sebut Tak Ada Rancangan Penebangan Pohon
• The Jakmania Bertanya Kapan Gabung ke Latihan Persija Jakarta? Begini Jawaban Marco Motta
• Oknum ASN Papua Diduga Perkosa Pelajar SMA di Hotel Jakarta Selatan, Korban Diberi Obat Tidur
• Modus Pelaku dari Komplotan Gay yang Lakukan Pencurian di Jakarta, Incar Korban Melalui Aplikasi Ini
Jika tidak ada isolasi, dia seharusnya dijadwalkan kembali ke Indonesia pada 2 Februari 2020 mendatang.
Keluarga Husnia tinggal di Desa Kalijaya, RT02/06, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. Komunikasi melalui sambungan telepon setiap hari dilakukan pihak keluarga untuk mengetahui kabar putri bungsunya.
TribunJakarta.com sempat melihat langsung bagaimana Husnia sedang melakukan komunikasi dengan keluarga melalui video call. Dia bercerita, kebutuhan logistik kian melonjak tinggi.
"Sayur kita kemarin beli bawang 200 ribu sekian kalau dirupiahkan," kata Husnia melalui sambungan telepon kemarin, Kamis, (30/1/2020).
Husnia mengaku selama terisolir hanya bisa makan-makanan seadanya. Dia dan teman-temannya memilih untuk masak makanan sendiri untuk menghemat logistik.
"Ya kita makan seadanya, seperti telur, masak sayur asem tadi barusan bikin perkedel, selalu masak sendiri enggak ada warung yang buka kalaupun ada yang buka kita lebih baik masak sendiri," jelasnya.
Sepekan lebih terisolir, bantuan logistik dari KBRI sudah mulai ia terima berupa masker dan bahan makanan.
Bantuan dana juga sudah diberikan untuk masing-masing mahasiswa yang diproyeksi dapat digunakan selama seminggu kedepan.
"KBRI dan Kemenlu sudah memberikan bantuan berupa dana agar mencukupi jangka waktu seminggu kedepan," paparnya.
Hingga saat ini, Husnia belum mengetahui kapan pemerintah Indonesia dapat melakukan evakuasi. Kabar simpang siur kerap beredar tetapi, ia dan teman-temannya hanya bisa menunggu.
"Kalau kabar simpang siur banyak sekali ya mas, tapi kami masih tetap menunggu kami diminta sabar untuk menunggu hasilnya dan selalu berharap," tegasnya.