Fakta-fakta Janda Tewas Bersimbah Darah di Surabaya, Korban Teriak Histeris & Curhat Bakal Dibunuh

Saat itu warga melihat mantan suami korban keluar dari rumah kos sebelum Mardiyana ditemukan tewas.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Suharno
Istimewa
Fakta-fakta Janda Tewas Bersimbah Darah di Surabaya, Korban Teriak Histeris & Curhat Bakal Dibunuh 

TRIBUNJAKARTA.COM - Mardiyana (45) warga Petemon Barat nomor 3 Surabaya ditemukan tewas pertama kali oleh sang adik pada Kamis (30/1).

Saat itu warga melihat mantan suami korban keluar dari rumah kos sebelum Mardiyana ditemukan tewas.

"Ya kami lihat mantan suaminya itu bawa seperti golok disembunyikan terus bejalan keluar gang seperti biasa," kata salah seorang warga yang tak mau disebut namanya.

TONTON JUGA:

Lebih lanjut, saksi mengatakan sempat terdengar suara jeritan korban minta tolong.

"iya sempat minta tolong. Tapi mantan suaminya pergi gitu saja biasa,"tambahnya.

Kini mantan suami Mardiyana, Abdus Salam (44) telah berhasil diamankan polisi.

Terkuak Kabar Perhiasan Lina Jubaedah Rp 2 M Hilang, Teddy Akui Istrinya Wariskan Ini Demi Sang Bayi

Abdus Salam diringkus tim gabungan Satreskrim Polrestabes Surabaya bersama Unit Reskrim Polsek Sawahan Surabaya tak sampai 24 jam dari kejadian.

Surabaya Geger, Janda Menjerit Histeris Saat Kos Dimasuki Pria, Saksi Sebut Korban Sempat Istighfar

"Tersangka kami tangkap sekitar delapan jam dari ditemukannya korban," beber AKBP Sudamiran, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, Jumat (31/1/2020).

Berikut sederet fakta janda Surabaya jadi korban pembunuhan sadis dirangkum TribunJakarta:

Kereta yang Membawa Maruf Amin Dicemooh Penumpang KRL, Ini Penjelasan Jubir Wapres

1. Mardiyana sempat histeris

Heri, paman Mardiyana menceritakan pertama kali mendengar suara istighfar dan jeritan atau teriakan minta tolong Mardiyana (45), sebelum akhirnya ditemukan tak bernafas.

Korban wanita tewas bersimbah darah di rumah kos Surabaya tergeletak di anak tangga dalam kondisi tangan memegangi bagian perut dan dadanya.

"Saya dengar dia (korban) istighfar dan minta tolong. Lalu, saya ke atas, saya dekati sudah terlihat diam. Saya panggil perangkat kampung, ternyata sudah tidak bergerak. Di lantai itu ada darah banyak sekali," kata Heri.

Lebih lanjut, Heri menyebut jika terduga pelaku pembunuhan itu merupakan eks suami sirinya yang bernama Abdus Salam.

"Iya itu banyak warga yang lihat dia keluar bawa semacam samurai dibungkus koran lalu dikempit (ditaruh antara lengan dan pinggang) terus jalan biasa saja," katanya.

Heri sempat mengejar terduga pelaku setelah tahu keponakannya bersimbah darah, namun sayang, pelaku lebih dulu kabur.

2. Curhat bakal dibunuh

Tetangga korban, Putri menuturkan curhatan Mardiyana semasa hidup.

Menurut Putri, korban pernah beberapa kali diancam dan hendak dibunuh oleh terduga pelaku bernama Abdus Salam.

Terduga pelaku adalah mantan suami sirinya.

Putri menuturkan, kejadian itu terjadi sekitar akhir tahun 2019.

Korban pernah sempat hampir digorok oleh terduga pelaku di Jalan Rajawali. Tetapi aksi itu digagalkan oleh anak korban yang pertama.

"Korban sempat bercerita kalau hampir mau dibunuh di Jalan Rajawali. Tapi untung dilerai sama anaknya yang laki-laki itu," kata Putri.

Lebih lanjut, percobaan pembunuhan itu juga dilakukan kembali oleh terduga pelaku tepat di depan gang rumah kos korban.

"Saat itu, korban sempat ditabrak hingga kepala bagian belakangnya itu bocor (luka). Ya sama suami sirinya itu," lanjut Putri.

Sementara itu, warga setempat resah jika terduga pelaku datang ke rumah kos korban lantaran selalu membawa senjata tajam.

"Ya orang-orang pada takut karena selalu bawa senjata tajam,"tandasnya.

3. Risma sambangi rumah duka

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mendatangi rumah duka di kawasan Petemon Barat pada Kamis malam (30/1).

Risma didampingi beberapa jajaran di lingkungan Pemkot Surabaya, satu di antaranya Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A), Chandra Oratmangun dan jajarannya.

Risma Sambangi Rumah Duka Korban Pembunuhan di Petemon, Semangati dan Suapi Anak, 'Kamu yang Pinter'

Suasana haru menyelimuti rumah duka, terlebih saat Risma bertemu langsung dengan anak korban.

Ramalan Zodiak Cinta Sabtu 1 Februari 2020, Leo Mendapatkan yang Diinginkan, Scorpio Jangan Gusar

Bahkan Risma, menyuapi kedua anak korban yang masing-masing diketahui berusia 9 dan 13 tahun.

Selama satu jam lebih, Risma tak henti-hentinya memberikan semangat kepada mereka, bahkan Risma sempat mengatakan akan membelikan sepeda untuk mereka.

4. Korban dikenal gigih

Keluarga tak kuasa, menahan tangis lantaran wanita tewas bersimbah darah di rumah kos Surabaya ini dikenal sebagai pribadi yang baik.

Meski hidup sendiri, korban dikenal gigih dalam mencari nafkah untuk keempat putra putrinya.

Perjuangan Nenek Ira Mengais Rezeki: Suami Tak Ingin Kerja, Tahan Lapar, Urus 2 Cucu Yatim

"Korban tinggal disini dengan dua anaknya satu sudah SMA dan satunya SMP. Sementara dua lainnya dititipkan ke neneknya di Mojokerto," kata Suli warga sekitar.

Untuk menghidupi anak-anaknya, Mardiyana biasa berjualan makanan di depan gang.

5. Pelaku sakit hati

Berdasarkan hasil interogasi sementara, Abdus Salam, tersangka merupakan suami siri yang menikah sejak tahun 2017 dan telah berpisah sejak satu tahun lalu.

Kedatangan tersangka ke rumah korban dengan maksud untuk membicarakan rujuk kembali.

TERUNGKAP Pembunuh Janda di <a href='https://jakarta.tribunnews.com/tag/surabaya' title='Surabaya'>Surabaya</a>, Pelaku Akui Sakit Hati Sebab Korban Menolak Diajak Rujuk

"Tersangka mengajak rujuk korban. Namun tersangka tak memiliki uang. Sehingga korban menolak dan mengembalikan surat nikah siri. Karena emosi, tersangka kemudian mencabut pisau dapur dari dapur rumah kos korban dan langsung menusuk korban beberapa kali," jelas AKBP Sudamiran, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya.

Sederet Harga BBM per 1 Februari 2020, Harga Solar Non Subsidi Naik

Setidaknya, ada tiga luka tusuk di bagian perut korban yang membuatnya kehabisan darah hingga meninggal dunia.

Abdus Salam mengaku jika menyesal telah membunuh korban. Namun, penyesalan itu tak membuat nyawa korban kembali.

"Saya menyesal. Karena emosi saja," akunya. (TRIBUNJAKARTA/TRIBUNJATIM)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved