Antisipasi Penjarahan Rumah Kosong Saat Banjir di Tangerang, Polisi Patroli 24 Jam
Polres Metro Tangerang Kota mewaspadai tindak pidana penjarahan rumah kosong saat banjir di Kota Tangerang.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Polres Metro Tangerang Kota mewaspadai tindak pidana penjarahan rumah kosong saat banjir di Kota Tangerang.
Sebab, hingga saat ini, banjir setinggi 80 centimeter masih menggenangi Kecamatan Periuk, Kota Tangerang sejak 1 Februari 2020.
Sebanyak 4.000 lebih warga pun meninggalkan rumah dan harta bendanya untuk mengungsi saat banjir menggenangi Kota Tangerang.
Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Sugeng Hariyanto pun mengatakan kalau pihaknya mewaspadai tindakan penjarahan rumah kosong di Kecamatan Periuk.
"Pencurian di rumah-rumah warga yang ditinggal karena banjir, kita lakukan patroli 24 jam secara bergantian," ujar Sugeng di Mapolrestro Tangerang Kota, Jumat (7/2/2020).
Namun, hingga saat ini, pihaknya belum menemukan adanya tindak penjarahan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.
Para korban banjir pun hingga saat ini belum ada yang melaporkan ke polisi soal penjarahan rumah.
"Belum ada laporan sampai saat ini, dan mudah-mudahan tidak ada terjadi kasian warga," sambung Sugeng.
• Aksinya Dipergoki Warga, Empat Pencuri Dua Motor Sport Tetap Terlihat Santai
• Rute MRT Koridor Timur-Barat Bersinggungan dengan LRT, Ini Jawaban Pihak MRT Jakarta
Ia melanjutkan, jajaran Polres Metro Tangerang Kota akan terus mengawal warga sampai banjir benar-benar surut dan keadaan kembali normal lagi.
58 personel diterjunkan ke lokasi banjir secara bergantian untuk mengamankan kawasan banjir dan membantu pengungsi banjir.
"Setiap hari khusus di Jatiuwung setiap hari kita siagakan 58 personel secara bergantian. Kita libatkan piket setiap hari baik dari Polres dan Polsek," kata Sugeng.
Menurutnya, hingga saat ini masih ada beberapa warga yang masih memilih untuk bertahan di rumahnya walau banjir sudah menggenang selama satu pekan.
Sugeng mengimbau kepada warga yang masih bertahan di rumahnya yang masih tergenang banjir untuk segera mengevakuasikan diri supaya bisa mengetahui apa yang mereka butuhkan.
"Imbau kepada mereka sementara untuk meninggalkan rumah dan berada di pengungsian. Akan lebih mudah berikan bantuan dan melayani kalau ada keluhan," tutur Sugeng.
