Puluhan Rumah di Tamansari Terbakar
Dengar Teriakan saat Mengeloni Cucunya, Suliana Langsung Lari Tinggalkan Rumahnya di Tamansari
Teriakan kebakaran di Tamansari, Jakarta Barat, mengagetkan Suliana (55) yang sedang menonton televisi sambil mengeloni cucunya.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Suharno
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, TAMANSARI - Teriakan kebakaran mengagetkan Suliana (55) yang sedang menonton televisi sambil mengeloni cucunya.
Mendengar suara kepanikan warga, tanpa membawa satu pun barang berharga, selain mengamankan cucunya, ia langsung bergegas keluar.
Di gang selebar 1,5 meter di depan rumahnya, orang-orang sudah berlarian ke ujung Jalan Kebon Jeruk IV.
• 51 Rumah di Tamansari Jakarta Barat Terbakar, Api Diduga Berawal dari Rumah Pak RT
• Bawa Jimat Saat Tes SKD CPNS 2019, Apakah Bakal Didiskualifikasi? Begini Penjelasan BKN
• Pengakuan 2 Eksekutor Sewaan Aulia Kesuma: Semula Ditawari Bersih-bersih Gudang, Bukan Bunuh Orang
• 108 Pengunjung Positif Narkoba, Diskotek Golden Crown dan Venue Terancam Ditutup
Sebelum ikut berlari di tengah kerumunan, Suliana sempat melihat kobaran api sudah berada tepat di belakang rumahnya.
Tanpa pikir panjang, ia ikut berlari sambil menggendong satu cucunya yang berusia tiga tahun.
"Kejadiannya jam 8 lewat, kita lagi pada ngumpul nonton TV," kata Suliana yang kini mengungsi di tenda darurat di ujung Jalan Kebon Jeruk IV, Maphar, Tamansari, Jakarta Barat, Jumat (7/2/2020).
Jarak dari rumahnya menuju ujung Jalan Kebon Jeruk IV yang kurang dari 100 meter dirasakan Suliana terasa begitu jauh.
Selain harus berkerumun dengan warga lainnya dan harus menggendong satu cucunya, rasa gemetar di kedua lututnya akibat panik melihat api membuat langkahnya terasa berat.
"Cucu saya dirumah ada tiga, yang paling kecil baru usia lima bulan dia digendong sama anak saya," katanya.
Di rumahnya yang kini sudah ludes terbakar, Suliana tinggal bersama anak, menantu dan cucunya.
Saat kebakaran malam tadi, ada tiga cucu Suliana yang berada di dalam rumah, salah satunya masih berusia beberapa bulan.
"Untungnya kita belum pada tidur, kalau kejadiannya pas tengah malam mungkin enggak tahu gimana nasibnya," kata Suliana.
Enggan ke Rumah Saudara
Kini, bersama beberapa saudaranya serta warga lain yang juga rumahnya terbakar, Suliana memilih berada di pengungsian yang dibangun di atas tenda berwarna biru.