Kisah Miris Hidup Pematung Jenderal Soedirman: Berpindah-pindah Kontrakan, Ingin Diakui Pemerintah
Azmir mengaku harus berpindah-pindah kontrakan lantaran biaya tempat tinggal yang tak mampu dilunasinya.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBON JERUK - Kehidupan pematung sosok Jenderal Soedirman di Purbalingga, berada dalam kesulitan.
Ironisnya, karya-karya patung fenomenal yang dibuat pria bernama lengkap Azmir Azhari (67) tak semegah hidupnya yang kini terbilang nelangsa.
Hal itu diungkapkan sendiri oleh Azmir di Kediamannya di Kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat kepada TribunJakarta.com pada Jumat (14/2/2020).
Di usianya kini, ia mesti harus berjuang menjual jasanya sebagai pematung demi menyambung hidup.
Azmir mengaku harus berpindah-pindah kontrakan lantaran biaya tempat tinggal yang tak mampu dilunasinya.
"Ini kita diberi waktu dua minggu untuk segera pindah dari sini (rumah kontrakan)," kata Istri Azmir, Asih Prihatiningsih.
Sejak mengidap penyakit jantung, pengeluaran Azmir terbilang besar untuk proses penyembuhan.
Ia juga banyak kehilangan banyak pemesan lantaran peristiwa robohnya patung Jenderal Soedirman di tahun 2016 sempat menenggelamkan namanya.
"Robohnya Patung Jenderal Sudirman juga membuat kepercayaan masyarakat menurun," tambah anak ketiga Azmir, Andriel Putra Azrai, kepada TribunJakarta.com.
Padahal, lanjut Andriel, pemicu robohnya lantaran perawatan terhadap patung itu oleh pemerintah dinilai sangat minim. Belum lagi, bahan yang digunakan berkualitas rendah.
Bahkan, Ia harus menutup sanggarnya di Pasar Seni Ancol. Patung-patungnya di sana tampak dibiarkan tak terawat di dekat Gudang Koperasi Pasar Seni Ancol.
Berharap Proyek Pemerintah
Puluhan karya patung besar telah dihasilkan dari tangan Azmir. Karya patungnya juga berdiri di sejumlah wilayah di Indonesia.
Sebut saja patung Jenderal Soedirman dan patung Knalpot di Purbalingga, patung Ikan Pesut di Samarinda, patung Kapten Pierre Tendean di Museum Satria Mandala, patung RA Kardinal di RSUD Kardinal Tegal dan lain-lain.
Kendati menelurkan karya besar, Azmir belum diakui oleh pemerintah dan tak banyak publik yang mengenalnya.
Bahkan, pemerintah yang diwakili oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta terkejut kala menyambangi rumah kontrakan mereka pada Kamis (15/2/2020).
Kala mereka datang, Keluarga Azmir tengah berbenah barang-barang untuk segera pindah kontrakan lantaran terhimpit biaya tinggal.
"Pihak Dinas Pariwisata berbicara tentang revitalisasi Taman Benyamin Sueb. Mudah-mudahan bisa terealisasikan bapak bisa membuat patung. Saat pertama kali datang, mereka kaget kenapa pak Azmir tidak dikenal selama ini," ujar Andriel.
Azmir berharap kemampuannya masih bisa dimanfaatkan oleh pemerintah dalam membangun patung-patung lain.
Tak dipungkiri, persaingan dengan pematung-pematung lain yang memiliki kekuatan koneksi membuat Azmir kian tersisih.
• Jenguk Nunung Bersama Andre di RSKO Jakarta, Sule Buat Ngakak: Dia Udah Kaya Wanita Simpanan Aku
• 9 Orang Terjaring Operasi, Tim Pemburu Preman Sita Senjata Tajam dan Ratusan Plastik Sabu di Tambora
• Petugas Damkar Ambilkan Airpods Milik Warga yang Masuk Saluran Air dekat Stasiun MRT Lebak Bulus
Azmir lebih banyak mengerjakan proyek besar dari pihak kedua tak langsung dari pemerintah sehingga namanya seolah tenggelam.
"Pengakuan pemerintah terhadap karya saya. Saya memang salah satu pematung realis yang mampu berbuat banyak untuk Indonesia. Saya ingin kembali dimanfaatkan membuat patung," harap Azmir.