Praktik Aborsi Ilegal di Paseban
Dikira Klinik Anak hingga Pengunjung Selalu Tutupi Wajah, Penuturan Warga Klinik Aborsi di Paseban
Pengungkapan praktik klinik aborsi ilegal ini berawal dari informasi warga yang mengadukan melalui situs web.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Karena tidak terlihat sebagai tempat aborsi, warga Paseban malah mengira klinik itu sebagai klinik anak.
"Iya kan banyak pelanggan klinik beli minuman, nah kalau saya tanyain mau ngapain pasti bilangnya mau periksa ke dokter anak, ya saya pikir mah itu klinik anak," ujar Tursila.
Selama dia mengantarkan minuman ke klinik itu, Tursila mengaku tak tahu jika selama ini rumah yang ia kira klinik itu tempat praktik aborsi.
Pengunjung hingga karyawan klinik tertutup
Meski tidak terlihat sebagai klinik aborsi, ada yang aneh aktivitas di klinik itu.
Chandra Setiawan (33), karyawan restorasi vespa yang bertetanggaan dengan klinik itu mengatakan, para pelanggan klinik kebanyakan mengantar sampai ke halaman.
Sehingga wajah-wajah pelanggan tidak terlihat.
Bahkan, biasanya jika diantar naik ojek online maupun mobil, mereka menggunakan masker atau menutupi wajahnya dengan kain.
"Siapa-siapanya saya tidak tahu nih, pokoknya mereka masuk tuh kayak menutup identitas, kadang naik mobil diantar sampai halaman, kadang juga kalau ada di antar depan gerbang, langsung buru-buru masuk sambil tutupin wajahnya," ujar dia.
Selain pelanggan yang menyembunyikan identitasnya, para karyawan klinik itu pun, kata Chandra, tak berbaur.
Mereka seolah menjauh dari tetangga.
Hal tersebut membuat warga tak mengetahui apa aktivitas di dalam klinik itu.
Pernah digrebek
Aktivitas di klinik aborsi itu pun terungkap saat polisi menggrebek kegiatan itu.
Paman, warga RT 004 RW 007 mengatakan, klinik aborsi di Jalan Paseban Raya sudah pernah digerebek polisi.