Kunjungan Wisatawan ke Singapura Diprediksi Turun Pada 2020 Akibat Corona
Negara yang dijuluki sebagai Negeri Singa ini diprediksi, akan kehilangan sebanyak 20 hingga 30 persen wisatawan pada tahun 2020.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Penyebaran wabah virus corona berdampak pada penurunan angka kunjungan wisatawan di Singapura.
Negara yang dijuluki sebagai Negeri Singa ini diprediksi, akan kehilangan sebanyak 20 hingga 30 persen wisatawan pada tahun 2020.
Hal ini disebabkan karena Tiongkok merupakan negara terbesar penyumbang wisatawan yang berkunjung ke Singapura dengan total angka mencapai 20 persen angka kunjungan wisatawan internasional pada 2019 kemarin.
"Penurunan wisatawan dari tahun kemarin mungkin sekitar 20 hingga 30 persen. Terutama karena Cina merupakan market terbesar, sebesar 20 persen," kata John Gregory, Executive Director South East Asia International Group dalam acara Singapore Tourism Board Media Gathering, Selasa (18/2/2020).
Pada beberapa tahun terakhir, Tiongkok cukup menyumbang banyak angka kunjungan wisatawan ke Singapura.
Dalam survei yang dipaparkan oleh Singapore Tourism Board, dijelaskan bahwa pada 2019 kemarin, wisatawan asal Tiongkok mengalami peningkatan kunjungan wisata ke Singapura sebanyak 6 persen.
Dimana pada posisi kedua kunjungan terbanyak diduduki oleh wisatawan Indonesia dengan peningkatan sebanyak 3 persen, atau sekitar 3,11 juta wisatawan.
Namun angka tersebut merupakan data tahun 2019 sebelum adanya wabah corona.
"Kami kehilangan 20.000 turis setiap harinya," kata dia.
Sementara itu, Mohamed Firhan Abdul Salam selaku Area Director Indonesia International Group menambahkan, bahwa belum ada travel warning untuk mendatangi Singapura.
Ia memaparkan, bahwa saat ini kondisi Singapura masih cukup aman untuk dikunjungi wisatawan.
Adapun hal-hal yang disarankan untuk para wisatawan yang ingin berkunjung ke Singapura untuk menjaga kebersihan dengan mencuci tangan, memakai masker serta ke dokter bila merasakan gejala penyakit tertentu.
"Kondisi di Singapura aman, banyak fake info yang beredar bahwa jalan di Singapura semua sepi, lalu di supermarket juga sampai berebut bahan makanan, semua itu tidak ada. Sejauh ini kondisinya masih normal saja," kata Firhan.
• Persita Tangerang Resmi Dapatkan Mantan Persebaya Surabaya Jelang Liga 1 2020
• DPRD Sepakat Pemilihan Wagub DKI Dilakukan Lewat Mekanisme Voting Tertutup
• Diduga Perkara Buang Air Besar Sembarangan, Motif Pria di Bekasi Pukul Kucing Hingga Mati
Tingkatkan Daya Tarik Wisata
Situasi dengan wabah corona Covid-19 ini diperkirakan akan berlangsung untuk sementara waktu.
Melihat hal ini, Singapore Tourism Board (STB) akan terus mengidentifikasi langkah yang efektif untuk menjaga wisatawan tetap sehat dan aman.
Adapun STB akan meningkatkan daya tarik wisata di Singapura dengan beberapa pekerjaan yang terus berkembang seperti di Mandai Nature Precinct, Jurong Lake District, Sentosa-Brani masterplan, peremajaan Orchard Road, dan perluasan Integrated Resort.
Selain itu, STB juga akan mengeksplore kemitraan strategis bersama perusahaan dan merek internasional maupun regional untuk memperkuat nilai tambah Singapura sebagai destinasi wisata.
"Tak ada saat yang lebih tepat dari saat ini untuk melakukan investasi di bidang pariwisata dalam mendukung bisnis kita, membangun kepercayaan dalam pariwisata dan meningkatkan daya tarik destinasi kita. Sehingga saat keadaan mulai membaik, Singapura dapat segera melakukan pemulihan untuk pertumbuhan yang kuat," ujar Chief executive STB, Keith Tan.
Beberapa program baru dan peremajaan yang dapat dinantikan oleh para wisatawan pada 2020 antara lain ada Magical Shores di Siloso, Dota 2 Singapore Major dan Matisse & Picasso yang merupakan pertama dari empat pameran seni Internasional khusus di National Gallery Singapore.
Serta deretan acara menarik di sektor BTMICE sepanjang 2020 dan beberapa tahun kedepan. Seperti Gamescom Asia 2020, Asia Pacific Life Insurance Congress dan The Million Dollar Round Table Global Conference di 2021 serta World Congress of Dermatology 2023.