Budi Arie Masuk Gerindra Benarkah Drama Settingan Jokowi?Ade Armando Baca Kondisi Lain Bisa 'Perang'

Langkah Budi Arie Setiadi yang dikabarkan ingin bergabung dengan Partai Gerindra memantik spekulasi politik baru hingga kegaduhan di 2025.

|
Editor: Wahyu Septiana
Ilustrasi panggung (reepik.com/pch.vector), Prabowo dan Dasco (Instagram: @sufmi_dasco) dan Jokowi dengan Budi Arie (Biro Pers Sekretariat Presiden/Agus suparto)
PANGGUNG POLITIK - Ilustrasi panggung politik dengan kolase Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad serta Presiden ke-7 RI Jokowi dengan Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi. Budi Arie dinilai tengah memainkan settingan Jokowi saat mewacanakan bergabung dengan Gerindra. Namun wacana itu dimentahkan Dasco saat hadir di Kongres III Projo, di Jakarta Sabtu (1/11/2025). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Langkah Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi yang dikabarkan ingin bergabung dengan Partai Gerindra memantik spekulasi politik baru hingga kegaduhan di penghujung 2025.

Gebrakan itu menjadi pertanyaan apakah merupakan strategi politik yang direstui mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), atau justru manuver pribadi untuk memuluskan kekuasaan.

Sikap terbaru dari Budi Arie tersebut memantik komentar tajam dari pengamat politik Hendri Satrio dan juga Pakar komunikasi politik, Ade Armando.

Keduanya mempunyai pandangan berbeda soal sikap dan juga tujuan yang dilakukan Budi Arie.

Hendri Satrio berani menyinggung adanya dugaan settingan politik dari Jokowi untuk memuluskan langkah sang putra Gibran Rakabuming Raka untuk tetap menjadi pendamping Prabowo.

Sementara, Ade Armando menilai ada dinamika besar di balik langkah tersebut, di tengah ramainya perbincangan soal “settingan politik”. 

Analisis Ade Armando

Ade Armando menilai Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi seperti menyatakan perang terhadap Joko Widodo (Jokowi).

Hal ini diungkapkan Ade terkait dinamika yang terjadi di organisasi relawan Projo yang dikenal publik sebagai Pro Jokowi.

Diketahui Budi Arie menyatakan Projo disebut Pro Jokowi karena pemberitaan media, bukan akronim sebenarnya.

Hal itu disampaikan Budi Arie setelah terpilih kembali menjadi Ketua Umum Projo dalam Kongres III di Grand Sahid Jaya, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Minggu (2/11/2025).

"Projo itu sendiri artinya negeri dalam bahasa Sanskerta dan dalam bahasa Jawa Kawi itu artinya rakyat," ungkap Budi Arie dikutip dari Tribunnews.

Banyak Dibaca:

"Jadi kaum Projo adalah kaum yang mencintai negara dan rakyatnya. Memang enggak ada (akronim Pro Jokowi), cuma teman-teman media itu (mempopulerkan) Projo (menjadi) Pro Jokowi itu kan karena gampang dilafalkan saja," kata Budi.

Ade Armando menilai, dari sudut pandang komunikasi, selalu ada niat tertentu terhadap segala sesuatu yang sengaja diucapkan.

"Apa yang dia (Budi Arie) katakan di acara tersebut adalah pernyataan perang, pernyataan bermusuhan, pernyataan saya meninggalkan Anda (Jokowi), kita di komunikasi selalu percaya bahwa apa yang dikatakan orang itu tidak pernah tanpa niat," ungkap Ade dalam dialog yang diunggah kanal YouTube CokroTV, Senin (3/11/2025).

Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang juga dikenal sebagai pendukung Jokowi itu menilai, pernyataan Budi Arie adalah sesuatu yang sudah dirancang sejak awal untuk diungkapkan.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved