Budi Arie Masuk Gerindra Benarkah Drama Settingan Jokowi?Ade Armando Baca Kondisi Lain Bisa 'Perang'
Langkah Budi Arie Setiadi yang dikabarkan ingin bergabung dengan Partai Gerindra memantik spekulasi politik baru hingga kegaduhan di 2025.
"Nah, kalau itu dilakukan dengan cara semacam itu, itu artinya memang pernyataan yang sangat tegas dari Budi Arie kepada Pak Jokowi. Saya bukan lagi teman Anda nih," ucap Ade.
"Itu adalah pernyataan yang menurut saya bodoh. Kalau Anda (Budi Arie) ingin orang percaya bahwa Projo itu tidak bermaksud Pro Jokowi, tidak masuk akal sama sekali," ungkapnya.
Ade mengatakan, lambang Projo saja terdapat gambar siluet Jokowi. Selain itu, Budi Arie juga selama ini sangat jelas berjuang untuk Jokowi.
"Kenapa pula itu harus ditutup-tutupi dan mengatakan bahwa tidak pernah berniat begitu Projo itu. Itu yang saya katakan."
"Anda (Budi Arie) itu menghancurkan image Anda, kredibilitas Anda. Jangan pernah berpikir bahwa audiens itu bodoh," ungkap Ade.
"Audiens yang mendengar pernyataan-pernyataan tersebut itu sudah punya skema pengetahuan di kepalanya tentang siapa itu Budi Arie dan siapa itu Jokowi," tambah Ade.
Analisis Tajam Hensat
Pengamat politik yang juga pendiri lembaga riset Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Hendri Satrio memaknai rangkaian peristiwa sebelum dan saat Kongres III Projo di Jakarta.
"Kalau dalam politik semuanya terlalu gampang dilihat berada di permukaan, artinya sangat mungkin itu cuma pertunjukan. Drama-drama politik aslinya tuh ada di belakang," kata Hendri Satrio dikutip dari channel Youtube @hendri.satrio, tayang perdana Minggu (9/11/2025).
Hensat, sapaan karib analis bergelar doktor dari Universitas Bina Nusantara itu memaknai rangkaian peristiwa sebelum dan saat Kongres III Projo di Jakarta.
Menurutnya, dari mulai kunjungan Budi Arie dan jajaran Projo ke kediaman Jokowi di Solo hingga rencana perubahan logo dan deklarasi keinginan berpartai Gerindra adalah kesinambungan untuk membentuk kesan tertentu.
"Marilah kita kupas drama-drama ini. Satu, Projo datang ke tempat Pak Jokowi. Katanya ditunjukin ijazah Jokowi. Terus tiba-tiba kemudian Jokowi last minute enggak datang ke kongres ketiga Projo. Terus kemudian seolah-olah Budi Arie ngambek kayak waktu ngancam bubarin Projo, terus kemudian dikasih Wamen Desa."
"Kan ngambek nih, udah kalau gitu kita ganti logo bukan lagi Jokowi, bukan lagi wajahnya Pak Jokowi, tapi yang lain. Saya dengar katanya mau ganti jadi semut hitam. Wah, jadi seolah-olah dia berlawanan dengan PSI gitu, berantem."
"Terus dia bilang dia masuk ke Prabowo masuk di Gerindra," papar Hensat.
Munculkan Kesan Perpecahan
Hensat pun mengemukakan sejumlah kesan yang dibacanya berusaha dimunculkan dari rangkaian cerita Jokowi dan Kongres III Projo itu.
Menurutnya, ada narasi yang berusaha dimunculkan Projo seakan pecah kongsi dengan Jokowi yang semakin lengket dengan PSI, partai dengan Ketua Umum Kaesang Pangarep.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/PANGGUNG-POLITIK.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.