Ibu Ini Teriak Lihat Kondisi Anaknya di Rumah, Guru Ngaji Korban: Kekhawatiran Saya Terbukti
Seorang pelajar menengah kejuruan (SMK) di Sungailiat, Bangka ditemukan tewas dalam kondisi tergantung.
Penulis: Muji Lestari | Editor: Siti Nawiroh
TRIBUNJAKARTA.COM - Seorang pelajar menengah kejuruan (SMK) di Sungailiat, Bangka ditemukan tewas dalam kondisi tergantung.
Jasad korban berinisial RB (16) pertama kali ditemukan oleh ibu kandung korban.
Dilansir Bangkapos.com, korban ditemukan meninggal dunia, dalam kondisi menggantungkan leher mengunakan dasi sekolah ukuran panjang, warna abu-abu yang diikat pada kayu atap depan pintu dapur rumah.
• Heboh Berita Soal Covid-19, 2 WNI Positif Corona Mengaku Stres: Saya Tertekan Bukan Karena Sakitnya
Kejadiannya berawal pada Senin (2/3/2020) pagi.
Pagi itu ibu korban mengantarkan ayah korban bekerja menggunakan sepeda motor.
Ayah korban bekerja di tempat penambangan timah, sang ayah bekerja 'ngelimbang' atau mencari timah yang hanyut di lokasi tambang di Sungailiat, Bangka.
Saat ibu korban pergi keluar rumah, korban dalam kondisi masih terbaring di kamar.
Sedangkan kakak korban sebagian sedang di sekolah dan kakak lainnya tinggal di luar kota.
Hanya dalam waktu 30 menit berlalu, ketika sang ibu sampai di rumah, pemandangan tak terduga pun terjadi.
Sang ibu melihat anak bungsunya sudah tak bernyawa dalam posisi tergantung.
Melihat itu, ibu korban langsung histeris dan meminta bantuan tetangga.
• Tanggapi Harga Masker yang Melambung Tinggi di Pasaran, Aming Geram: Masker Rasa Lamborghini!
"Tolong..tolong.. anakku..anak ku," teriak ibu korban.
Teriakan ibu korban itu pun membuat sejumlah tetangga berhamburan keluar rumah.
Tetangga korban, seorang ibu rumah tangga (IRT), Nindia (30) mengaku sempat kaget saat mendengar terikan ini, pagi tadi.
"Tiba-tiba ibu korban berteriak minta tolong, ternyata anaknya gantung diri," kata Nindia, turut berduka.
• 4 Pemuda Cabuli Gadis Belia di Kuburan Secara Bergilir, Satu di Antara Pelaku Ternyata Pacar Korban
Polisi Beberkan Kondisi Korban
Kapolres Bangka AKBP Aris Sulistyono didampingi Kapolsek Sungailiat Iptu Alvino Cahyadi dan Kanit Reskrim Aiptu Reka Otorida menyatakan, Tim Identifikasi Polres Bangka dan Polsek Sungailiat langsung turun ke lokasi kejadian.
"Saat pemeriksaan fisik korban pada bagian hidung berdarah, mata kiri berdarah, namun tidak ditemukan tanda kekerasan di bagian tubuhnya," kata Aris mengutip hasil olah TKP Polsek Sungailiat di lapangan.
Diakuinya, hasil pengumpulan keterangan, melalui orangtua korban, maupun tetangga sekitarnya disebutkan bahwa korban meninggal secara tak wajar.
"Ibu korban antar ayah korban ngelimbang timah di lokasi TI sekitar Pukul 8.30 WIB mengunakan motor. Kemudian sekitar 30 menit kemudian saat tiba di rumah, ibu korban menemukan anaknya (korban) dalam posisi tergantung di dapur rumah," ujarnya.
Aris juga mengatakan saat ditemukan, korban dalam kondisi tanpa telanjang dada.
"Korban dalam kondisi tanpa baju dan hanya mengenakan celana olahraga SMK," jelas Aris.
Diakui Aris, keluarga korban tak berkenan polisi melakukan autopsi pada jasad korban.
Bahkan keluarga tidak mengizinkan jasad korban dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Oleh karena itu kita minta orangtua korban menandatangani surat keberatan untuk diautopsi, agar tidak ada tuntutan kemudian hari," kata Arismengutip hasil penyelidikan Polsek Sungailiat Bangka.
• Anies Baswedan Singgung Pemborong Hand Sanitizer, Sebut Cuci Tangan Pakai Sabun & Air Lebih Efektif
Firasat Guru Ngaji Tentang Korban
Ditemui di kediamannya Roni (40), guru mengaji korban di daerah setempat mengatakan, sudah menduga insiden ini bakal terjadi.
"Orangtua korban dan juga korban merupakan murid ngaji kami di sini," kata Roni..
Tiga hari lalu kata Roni, ia sempat menemui korban dan orang tua korban.
Bahkan Roni mengajak korban berobat alternatif karena menduga korban mengalami halusinasi berlebihan.
"Saya bilang ke orangtua korban agar menjaga korban. Saya bilang juga pada orang tua korban bahwa 'anak ini (korban)' bisa bunuh diri kalau ditinggalkan, maka harus didampingi dan dijaga terus. Ternyata kekhawatiran saya terbukti," sesal Roni.
Belakangan Ini Korban Jadi Pendiam
Fendi (40), merupakan orang pertama yang melaporkan kasus gantung diri Pelajar SMK ke kantor kelurahan setempat di Sungailiat.
"Tadi pagi istri saya panggil saya, dia bilang ada ramai-ramai di dekat rumah. Kemudian saya datangi ada apa ini. Saya lihat ibu korban sudah nangis-nangis di dapur dan korban sudah pada posisi di bawah (lantai) karena tali gantung sudah diputus," kata Fendi, tetangga pelajar yang gantung diri, Senin (2/3/2020).
Warga kemudian minta Fendi melapor ke kelurahan setempat, terkait insiden bunuh diri yang dilakukan pelajar SMK tersebut.
"Warga minta saya yang melaporkan ke pihak kelurahan, maka saya laporkan. Kemudian pihak kelurahaan datang ke sini (rumah duka), termasuk bhabinkamtibmas," ungkap Fendi.
• Waspadai Virus Corona di Indonesia, Rizky Febian Rela Keluarkan Jutaan Rupiah Demi Sebungkus Masker
Sebagai tetangga, Fendi mengaku tahu persis dengan sikap korban.
Korban merupakan siswa SMK di Sungailiat, yang menurutnya berpenampilan normal, sebelum kasus itu terjadi.
"Saya lihat orangnya (korban) biasa-biasa saja, tidak ada tanda -tanda mencurigakan, sebagai pelajar dia periang, biasalah. Cuma akhir akhir ini dia (korban) agak kurus (tubuhnya)," kata Fendi turut berduka terkait musibah yang menimpa tetangganya di Komplek Perumahan tersebut.
Seorang kakak perempuan korban, sebut saja namanya Bunga (17), berujar soal riwayat adiknya.
"Akhir-akhir ini adik saya itu jadi pendiam, suka mengurung diri (tak mau bersekolah)," katanya dalam suasana masih berduka.
Tampak rasa duka mendalam dan syok masik menyelimuti Bunga, saat tahu adiknya telah tiada.
"Saya kaget mendengar kabar ini," kata sang kakak, mengunci mulut rapat-rapat seraya mengusap pelupuk matanya yang memerah.
Disclaimer: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi atau membenarkan tindakan bunuh diri.
Setiap orang punya beban psikologis masing-masing, namun mengakhiri hidup melalui bunuh diri bukanlah jalan keluar.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, jangan ragu bercerita, konsultasi ke psikolog/psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia untuk menghindari tindakan bunuh diri, satu di antaranya adalah Hotline Kesehatan Jiwa RSD/RSJ atau lembaga terkait setempat)
(TribunJakarta.com/BangkaPos)
