Kabar Artis
Pandemi Covid-19, Kriss Hatta Akui Tak Pakai Masker saat Beraktifitas: Gua Gak Pernah Worry
Presenter Kriss Hatta akui tak pernah menggunakan masker saat beraktifitas di tengah wabah virus corona.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM - Presenter Kriss Hatta akui tak pernah menggunakan masker saat beraktifitas di tengah pandemi virus corona.
Hal ini diungkapkan Kriss Hatta saat diwawancarai pewarta, Minggu (22/3/2020).
Sebelumnya diketahui, virus corona tengah mewabah di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Bahkan data terbaru, pasien positif corona di Indonesia telah mencapai 514 orang.
Kabar itu disampaikan Juru bicara Pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto dalam konferensi pers seperti diyatangkan di Channel Youtube BNPB Indonesia, Minggu (22/3/2020).
"Ada penambahan kasus baru yang kita catat sampai dengan hari ini pukul 12.00. Ada penambahan kasus positif 64 orang," ujar Yurianto.

"Sehingga totalnya 514 kasus," jelasnya.
Kemudian ada tambahan sembilan orang sembuh.
"Ada juga penambahan kasus yang sudah sembuh dan dibolehkan pulang sebanyak sembilan orang. Sehingga totalnya 29 orang," jelasnya.
Sementara kasus yang meninggal bertambah 10 orang. Dengan begitu sudah 48 orang meninggal dunia akibat COVID-19 di Indonesia.
• Kamarnya Dikunjungi Nikita Mirzani, Verrel Bramasta Panik saat Lihat Ini di Atas Kasur: Yah Malu
Meski begitu, Kriss Hatta mengaku tak pernah memakai masker saat beraktivitas.
"Apa gua merasa percaya diri badan gua ini sehat, gua gak paham," ucap Kriss Hatta dikutip dari YouTube channel Beepdo.
Kriss Hatta mengibaratkan cara kerja virus corona dengan sebuah bom.
"Cuma cara kerja corona itu ibarat gini, misalnya ada teroris masuk ke tubuh kita, dia masuk ngerakit bom kan,"
• Tetangga Dengar Teriakan Minta Ampun, Kejadian Sadis Dialami Balita di Bukittinggi hingga Tewas
"Karenakan virus corona itu gak langsung ada efeknya, butuh 14 hari baru keliatan, nah gimana caranya teroris ini masuk ke tubuh kita dia gak sempet rakit bom tapi si bomnya udah ilang?" ujar Kriss Hatta.
"Nah itu tugas kita, tugas kita bikin agar imun kita kuat dan sehat, jadi virus ini gak berhasil bikin bom di tubuh kita. Itu cara analogi umum gue ya untuk corona ini," sambungnya.
Kriss Hatta mengaku lebih memilih terus berupaya meningkatkan sistem imun tubuhnya.

Hal itu dilakukan agar sistem imunnya dapat menjaga tubuhnya selalu sehat.
"Jadi gua gak pernah worry pake masker dan handsanitizer," ucap Kriss Hatta.
Tak hanya Kriss Hatta, keluarganya juga melakukan hal yang sama.
• Kubu Siti Nur Azizah Bantah Bakal Gandeng Mantan Sekda di Pilkada Tangsel
Keluarga Kriss Hatta lebih memilih fokus untuk memperkuat imunitas tubuh.
"Keluarga gua juga sama, makannya kita selalu konsumsi vitamin C, mau yang injek atau yang diminum dan lain-lain," ujar Kriss Hatta.
TONTON SELENGKAPNYA DI SINI:
Berapa lamakah virus corona dapat bertahan di pakaian kita? Bagaimana cara mencucinya?
Ketika kita semakin sadar akan tindakan pencegahan dalam pandemi coronavirus, maka pada saat yang sama muncul sederet pertanyaan tentang itu.
Salah satunya adalah bagaimana kita harus mencuci dan mendisinfeksi barang-barang rumah tangga, termasuk pakaian.
Di sisi lain, media sosial kian sarat dengan informasi yang justru menyesatkan.
Nah, berikut ini adalah penjelasan dokter dan juga ahli epidemiologi tentang pertanyaan yang muncul di publik.
Namun, sebelum melangkah lebih jauh, -perlu diingat, penelitian khusus belum dilakukan tentang bagaimana virus corona berinteraksi dengan pakaian.
Kendati demikian, ada sejumlah panduan dasar tentang cara mencuci tangan yang benar, -termasuk, cara mencuci yang ideal untuk menjauhkan pakaian dari virus.
Berapa lama virus corona dapat bertahan hidup di pakaian?
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), virus corona lebih menular melalui tetesan dari pernapasan -dari orang yang terinfeksi saat bersin atau batuk, daripada melalui pakaian atau benda yang terkontaminasi.
Namun, CDC mencatat, ada bukti yang menunjukkan bahwa virus corona dapat tetap bertahan selama berjam-jam di permukaan benda, termasuk pakaian.
Pakaian, menurut spesialis kesehatan masyarakat Carol Winner, dapat menahan virus tetesan ludah.
Partikel-partikel ini akan mengering seiring waktu, dan menonaktifkan virus.
Tetapi ini tidak berarti bahwa kematian virus akan terjadi dengan cepat, dan Winner mengatakan, para ilmuwan masih mempelajari lebih banyak tentang virus ini.
"Kita tahu bahwa tetesan dapat mengering dalam beberapa kondisi, yang mungkin lebih cepat dalam serat alami," kata Winner, seperti dikutip laman HuffPost.
"Kami mendengar, panas dan kelembapan dapat memengaruhi kelangsungan hidup virus di permukaan pakaian, tetapi ingat, suhu di Australia 26 derajat celcius, dan Tom Hanks masih terjangkit."
Adakah jenis kain tertentu yang lebih rentan terhadap virus?
Robert Amler, Dekan Fakultas Ilmu dan Praktek Kesehatan di New York Medical College dan mantan kepala petugas medis CDC, memberikan jawabannya.
Dia mengatakan, durasi virus tergantung pada kain, karena beberapa bahan lebih renggang daripada yang lain.
"Beberapa peneliti percaya serat dalam bahan berpori menangkap partikel virus, mengeringkannya, dan memecahnya," kata Amler.
"(Lalu) permukaan halus seperti kulit dan vinil dapat dibersihkan," sambung dia.
Dr. Janette Nesheiwat menilai agar bahan polyester seperti spandex dapat menahan kuman lebih lama dari pada kain berbahan dasar katun yang "bernapas".
Sehingga, dengan demikian penting untuk mencuci legging, pakaian dalam, dan gaun dengan seksama.
"Bahan spandex seperti polyester dapat menahan kuman lebih lama dari kain berbahan dasar katun, tetapi semua jenis kain dapat terkontaminasi," kata Nesheiwat.
Sementara, Winner menekankan, penelitian yang sudah dilakukan sejauh ini tentang Covid-19 mengungkap tentang kemampuan virus bertahan di permukaan kardus, baja, tembaga dan plastik.
"Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular telah memberi tahu kami bahwa beberapa virus dapat tetap aktif setelah 2-3 hari pada plastik dan stainless steel, 24 jam di atas kardus, dan empat jam di atas tembaga," kata dia.
Jadi, sadarilah bahwa beberapa kancing, ritsleting, dan perangkat keras pakaian lainnya dapat dibuat dari bahan-bahan itu.
Tanpa mesin, apakah cuci pakaian dengan tangan efektif?
Jika tidak menggunakan mesin cuci, seorang pakar kesehatan Dr. Georgine Nanos mengatakan, mencuci dengan tangan di rumah dapat dilakukan dengan suhu air di atas 26 derajat celcius.
Tetapi, tetap lebih mudah dan lebih cepat mencuci pakaian dengan mesin cuci biasa.
Selain itu metode ini benar-benar aman, dan akan membunuh virus bahkan jika kita mencuci pakaian dari orang yang terinfeksi.
Deterjen apa yang harus digunakan?
Rodney E. Rohde, Ketua dan Profesor Program Ilmu Laboratorium Klinik di Texas State University, memberi penjelasannya.
Dia mengajak kita untuk kembali melihat pentingnya mencuci pakaian dalam air hangat atau bahkan air panas.
Selain itu dia juga menyarankan agar kita memperhatikan deterjen yang digunakan.
"Saya menyarankan untuk mencuci pakaian dalam deterjen yang mengandung senyawa pemutih," kata Rohde.
"Virus tidak bekerja dengan baik di kandungan yang keras seperti itu," kata dia.
Di AS, American Chemistry Council menyusun daftar produk (termasuk deterjen) yang disarankan dipakai untuk melawan patogen virus termasuk Covid-19.
Seberapa sering harus mencuci pakaian?
Di saat banyak orang mungkin menunggu untuk mencuci pakaian hingga menjadi tumpukan besar, Winner merekomendasikan pencucian secara teratur.
Terutama, jika kita masih diharuskan pergi ke tempat kerja atau berada di daerah yang ramai.
"Yang terbaik, seperti biasa, mencuci pakaian secara teratur," kata dia.
"Jika kita berada di daerah yang ramai, kita mungkin harus melepas pakaian saat tiba di rumah, dan langsung menaruhnya di wadah pakaian kotor."
"Kita juga harus mencuci mantel jika kita menggunakan siku atau lengan baju untuk menyentuh item yang sering digunakan, dan permukaan yang berpotensi terkontaminasi seperti tombol lift, pegangan tangga, dan gagang pintu," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berapa Lama Virus Corona Bertahan di Pakaian, Bagaimana Mencucinya?".