Antisipasi Virus Corona di DKI
Junaedi Awalnya Takut, Kini Terbiasa Makamkan Jenazah Covid-19: Tiap Pulang Harus Mandi Bersih
Junaidi awalnya takut, kini terbiasa memakamkan jenazah Covid-19. Setiap pulang ke rumah dari TPU Pondok Ranggon, dia harus mandi bersih.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Y Gustaman
Ia memastikan seluruh petugas makam menguburukan jenazah sesuai protap Covid-19 dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta.
Kini, Junaedi menyerahkan segalanya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan menjalani ikhlas tanggung jawabnya sebagai petugas makam.
"Alhamdulillah sekarang sudah biasa aja," ucap Junaedi tersenyum.
Setidaknya, Junaedi sudah bisa mengatasi ketakutan dirinya sendiri sebagai petugas yang memakamkan jenazah korban Covid-19.
Keluarga dan Tetangga Khawatir
Tanpa ia perhitungkan berikutnya, ternyata kekhawatiran justru muncul di tengah keluarga dan tetangga kanan kiri rumahnya.
Mereka khawatir dan sempat berpikir Junaedi sebagai pembawa virus corona atau Covid-19 untuk lingkungan tempat tinggalnya.
"Apalagi saya berjibaku di sini, jadi wajar mereka khawatir saya bawa virus," sambung dia.
Tak putus asa, Junaedi memberikan pemahaman dan pengertian kepada anggota keluarga dan tetangga proses dari awal sampai akhir pemakaman.
Bermula ketika petugas makam sebelum bertugas memakamkan jenazah harus menggunakan jas hujan, sarung tangan, sepatu boot dan masker.
• Warga Dengar Dua Tembakan Saat Berusaha Kejar Perampok Toko Emas di Kembangan
Seluruh badan mereka terlebih dulu disemprot disinfektan sebelum dan sesudah memakamkan jenazah.
Jas hujan yang menempel pada tubuh mereka kemudian dibuang karena memang harus sekali pakai.

Bahkan, sepulang dari pemakaman Junaidi harus membersihkan tubuhnya dengan mandi bersih memakai sabun.
"Maka, kecil kemungkinan untuk saya pribadi kembali ke lingkungan membawa virus," ucap dia.
Akhirnya, mereka pun memahami dan tetap menghargai pekerjaan Junaedi sebagai petugas makam, salah satunya memakamkan jenazah korban Covid-19.